Pada habitat aslinya, induk ikan Patin memijah pada musim penghujan, dialam bebas biasanya burayak Patin ditemukan pada bulan Maret-Mei.
Induk Patin akan matang kelamin mulai pada usia 2-3 tahun, dengan berat diatas 2 kg. Untuk induk betina dengan berat sekitar 6 kg mampu menghasilkan iatas 1 juta butir telur.
Perkembangan telur dan sperma dipengaruhi oleh suhu lingkungan, daerah tropis lebih cepat berkembang dibanding dengan daerah subtropis.
Di alam bebas habitat aslinya, induk patin yang siap memijah biasanya hidup bergerombol pada musim kawin. Induk betina yang matang kelamin akan mengeluarkan telurnya pada saat musim penghujan, dimana arus air sungai yang deras mengaduk lumpur dipermukaan dasar sungai. Pembudidaya yang menggunakan corong penetasan biasanya menggunakan lumpur halus untuk membilas telur yang sudah dibuahi, meniru cara alami ikan Patin dihabitat aslinya.
Panen Artemia
Ikan Patin di kolam budidaya tidak bisa memijah secara alami. Dibutuhkan campur tangan manusia untuk melakukan pemijahan buatan. Proses meijahan buatan dari mulai memilih induk betina yang matang telur, melakukan rangsangan suntik hipofisa atau Ovaprim, pengurutan telur dan sperma, pengadukan sampai dengan menetaskan telur.
Telur yang baik berwarna putih jernih agak kekuning-kuningan, agak sulit mendeskripsikan warna telur ikan yang sudah matang, pada akhirnya pembudidaya biasanya akan hafal warna yang dimaksud sejalan dengan pengalaman yang mereka lalui. Cara terbaik untuk mengetahui secara pasti kematangan telur ikan dapat menggunakan mikroskop dengan bantuan cairan sera.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas 18-24 jam pada suhu 29-30C, sedang pada suhu 26-28C telur akan menetas sampai 27 jam. Bila menggunakan aquarium sebagai media penetasan, ciri telur sudah sebagian besar menetas adalah telah terlihat banyaknya kulit telur yang berkumpul didekat batu airasi.
Seperti pada umumnya ikan yang baru menetas, larva ikan Patin pun membawa kuning telur sebagai cadangan makanan untuk 48 jam. Akan tetapi waktu yang paling baik mulai memberikan pakan tambahan pada larva adalah dengan memantau langsung tabiat larva. Bila ditemukan ada kanibalisme, maka saat itu larva dah perlu diberikan pakan tambahan. Biasanya diberikan Artemia yang dikultur dalam kurun waktu 18 jam atau kadang kurang dari 18 jam.
Ikan Patin di kolam budidaya tidak bisa memijah secara alami. Dibutuhkan campur tangan manusia untuk melakukan pemijahan buatan. Proses meijahan buatan dari mulai memilih induk betina yang matang telur, melakukan rangsangan suntik hipofisa atau Ovaprim, pengurutan telur dan sperma, pengadukan sampai dengan menetaskan telur.
Telur yang baik berwarna putih jernih agak kekuning-kuningan, agak sulit mendeskripsikan warna telur ikan yang sudah matang, pada akhirnya pembudidaya biasanya akan hafal warna yang dimaksud sejalan dengan pengalaman yang mereka lalui. Cara terbaik untuk mengetahui secara pasti kematangan telur ikan dapat menggunakan mikroskop dengan bantuan cairan sera.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas 18-24 jam pada suhu 29-30C, sedang pada suhu 26-28C telur akan menetas sampai 27 jam. Bila menggunakan aquarium sebagai media penetasan, ciri telur sudah sebagian besar menetas adalah telah terlihat banyaknya kulit telur yang berkumpul didekat batu airasi.
Seperti pada umumnya ikan yang baru menetas, larva ikan Patin pun membawa kuning telur sebagai cadangan makanan untuk 48 jam. Akan tetapi waktu yang paling baik mulai memberikan pakan tambahan pada larva adalah dengan memantau langsung tabiat larva. Bila ditemukan ada kanibalisme, maka saat itu larva dah perlu diberikan pakan tambahan. Biasanya diberikan Artemia yang dikultur dalam kurun waktu 18 jam atau kadang kurang dari 18 jam.
Sumber : https://empangqq.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar