Minggu, 26 Maret 2017

Produktifitas Kapal Purse Seine

Hasil gambar untuk purse seine

Efisiensi penggunaan armada kapal penangkap ikan yang menggunakan alat tangkap purse seine ini sangat terkait dengan masalah identifikasi faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas dan efektivitasnya dalam memanfaatkan sumberdaya ikan, sehingga penelitian mengenai analisa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kapal purse seine perlu dilakukan.

Penggunaan Sonar pada Purse Seine



Deskripsi dan spesifikasi alat tangkap
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring pada bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan akan terkumpul di bagian kantong. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang termasuk kedalam golongan pelagic shoaling species yang berarti ikan-ikan tersebut membentuk suatu shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface). 

Klasifikasi Jaring Lingkar (Purse Seine)

Hasil gambar untuk Fungsi Alat Bantu Lampu pada Operasional Pukat Cincin
Jenis-jenis jaring lingkar

Dalam perkembangannya hingga sekarang ini terdapat berbagai jenis jaring lingkar (Purse Seine) yang telah umum digunakan untuk operasi penangkapan ikan.

Sistem Bagi Hasil Mini Purse Seine

Hasil gambar untuk Fungsi Alat Bantu Lampu pada Operasional Pukat Cincin

Pengertian Sistem Bagi Hasil.
Sistem bagi hasil adalah suatu perjanjian yang diadakan dalam kegiatan penangkapan atau pemeliharaan ikan antara nelayan pemilik dan nelayan penggarap atau pemilik tambak dan penggarap tambak dengan bagi hasil berdasarkan jumlah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (Pasal 1a UU No. 16 Tahun 1996).
Perjanjian bagi hasil harus dilakukan untuk kepentingan bersama bagi nelayan pemilik dan nelayan penggarap serta pemilik tambak dan penggarap tambak agar pihak(Pasal 2 UU No. 16 Tahun 1996).
Adanya pembagian hasil perikanan ini membuat nelayan menjadi lebih sejahtera karena nelayan mendapatkan penghasilan sesuai dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan dan berdasarkan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.

Fungsi Alat Bantu Lampu pada Operasional Pukat Cincin

Hasil gambar untuk Fungsi Alat Bantu Lampu pada Operasional Pukat Cincin

Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).

Purse Seine dengan Dua Kapal

Hasil gambar untuk Purse Seine dengan Dua Kapal

Definisi Purse seine Two Boats
Prinsip umum menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari sesuatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikan ikan-ikan akan terkumpul di bagian kantong. Dengan perkataan lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan, ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan ahirnya tertangkap. (Subani dan Barus,1986)

Penggunaan Echosounder pada Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine

Hasil gambar untuk Penggunaan Echosounder pada Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine

Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Adanya permintaan menyebabkan terjadi siklus ekonomi dimana akan terjadi keuntungan dan kerugian, sehingga aktivitas penangkapan akan dilakukan dengan meningkatkan produksi ikan untuk meraih keuntungan yang sebesar-sebesarnya oleh pelaku usaha penangkapan ikan.

Sejarah Perkembangan Purse Seine

Hasil gambar untuk jaring purse seine

Purse seine pertama kali dipatenkan atas nama Barent Velder dari Bergent, Norwegia pada tanggal 12 Maret 1858. Tahun 1860 alat tangkap ini diperkenalkan di seluruh Pantai Atlantik, Amerika Serikat terutama di perairan Rhode Island. Alat ini umumnya digunakan untuk menangkap ikan menhaden (Brevoortia tyranus). Tahun 1870 bentuk purse seine diperkenalkan di Negara Skandivaria. Selanjutnya dari Skandivaria purse seine menjadi popular tahun 1880 di Norwegia, Swedia. Negara Denmark dan Jerman mengenal alat tangkap purse seine pada tahun 1913. Purse seine pertama kali di Indonesia diperkenalkan di pantai utara Jawa oleh Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) pada tahun 1970, kemudian diterapkan di Muncar dan berkembang pesat sampai sekarang (Susanti dalam Hidayat, 2004).

Selasa, 14 Maret 2017

Alat Bantu Pukat Cincin (Purse Seine)



Hasil gambar untuk alat bantu purse seine

Dalam operasional penangkapan ikan dengan menggunakan pukat cincin atau purse seine, selain alat tangkap berupa pukat cincin dan kapal, dalam operasinya di laut sering digunakan beberapa alat bantu sebagai sarana mempermudah dan mempercepat usaha penangkapan ikan di laut.

Adapun alat bantu yang sering digunakan oleh para nelayan di berbagai daerah khususnya di daerah perairan Bitung dan sekitarnya, adalah :

Konstruksi Alat Tangkap Ikan Pukat Cincin (Purse Seine)

Hasil gambar untuk konstruksi purse seine

Kontruksi purse seine umumnya seperti yang di kemukakan oleh Sadhori (1985), kontruksi alat tangkap purse seine secara umum terdiri dari jaring utama, jaring penguat, tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung, pelampung, tali pemberat, pemberat, tali cincin, cincin, dan tali kerut. Purse seine tersebut merupakan kontruksi tipe purse seine Amerika, tetapi dengan adanya bantuan power block pada saat hauling dimana posisi kantong tidak berada ditengah namun berada dibagian samping, selain itu juga terdapat three angle yang menyatukan tali pelampung, badan jaring, dan pemberat. Adapun kontruksi purse seine adalah sebagai berikut : 

Penanganan Hasil Tangkapan Purse Seine

Hasil gambar untuk pukat cincin

Penanganan hasil tangkapan dari operasi pukat cincin atau purse seine dilakukan langsung diatas kapal penangkap, menurut Tomasila dan Usemahu (2004), hasil tangkapan yang telah tercurah di atas dek kapal langsung di sortir atau di pilih dan dipisahkan untuk ikan-ikan ekonomis penting yang kurang atau tidak mempunyai nilai ekonomis penting. Berbeda dengan penanganan yang dilakukan pada KM. Timur laut 00 dimana penanganan hasil tangkapan dilakukan dalam 2 tahapan yaitu pemindahan hasil tangkapan (brailling) dan penanganan hasil tangkapan dikapal penampung.

Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine)


 Hasil gambar untuk pukat cincin

Pengoperasian alat tangkap purse seine dapat dilakukan pada siang maupun malam hari, namun biasanya banyak dioperasikan pada malam hari karena ikan relatif tidak bergerak cepat dan lebih mudah dikumpulkan dengan media lampu (Ben Yami, 1994)

Pengoperasian alat tangkap ini pada dasarnya terdiri dari 2 tahapan kegiatan yang meliputi setting (penurunan alat tangkap) dan hauling (pengangkatan alat tangkap).

Pengetahuan Dasar dalam Penangkapan Ikan dengan Pukat Cincin

Hasil gambar untuk Pengetahuan Dasar dalam Penangkapan Ikan dengan Pukat Cincin

Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombolan (schooling) di permukaan laut. Oleh karena itu,pada saat melakukan operasi penangkapan ada beberapa hal yang harus menjadi pengetahuan dasar sebelum melakukan pengoperasian alat pengkap purse seine :

Senin, 13 Maret 2017

Alat Bantu Penangkapan Ikan dengan Purse Seine

Hasil gambar untuk alat bantu purse seine rumpon

Kapal atau perahu penangkapan merupakan sarana pendukung dalam operasi penangkapan ikan, dimana berfungsi sebagai alat transportasi diperairan. Kapal purse seine adalah kapal yang secara khusus dirancang dan dibagun untuk digunakan menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine atau sering juga disebut pukat cincin, sekaligus menampung, menyimpan, mendinginkan dan mengangkut hasil tangkapannya. Kapal purse seiner merupakan kapal yang khusus dioperasikan untuk menangkap ikan jenis pelagis yang selalu bermigrasi dalam bentuk schooling fish, seperti ikan layang, ikan selar, ikan tongkol, dan cakalang.

Dasar-Dasar Penangkapan Ikan dengan Pukat Cincin

Hasil gambar untuk purse seine

Sumberdaya perikanan merupakan kekayaan alam milik bersama (common property) dan siapapun boleh memanfaatkannya (open access). Paradigma ini dipahami dengan pengelolaan sumberdaya perikanan yang tidak terbatas, sehingga mengakibatkan beberapa wilayah perairan kita mengalami over fishing. Informasi dari lapang mengatakan bahwa keterbatasan sumberdaya perikanan membuat nelayan semakin sulit untuk mendapatkan hasil tangkapan, kondisi ini disikapi dengan berbagai cara, di antaranya meningkatkan kecepatan kapal untuk menangkap ikan dengan menambah daya atau jumlah mesin kapal atau dengan memperlebar ukuran jaring pukat cincin (purse seine). Penambahan daya dan jumlah mesin kapal tanpa disadari dapat menyebabkan biaya operasi (operation cost) semakin membengkak sedangkan sumberdaya ikan semakin terbatas. Kondisi ini menyebabkan persaingan yang semakin ketat dan menimbulkan konflik antar nelayan.

Penggunaan Echosounder pada Purse Seine


Hasil gambar untuk purse seine echosounder

Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Adanya permintaan menyebabkan terjadi siklus ekonomi dimana akan terjadi keuntungan dan kerugian, sehingga aktivitas penangkapan akan dilakukan dengan meningkatkan produksi ikan untuk meraih keuntungan yang sebesar-sebesarnya oleh pelaku usaha penangkapan ikan. 

Penangkapan Ikan dengan Purse Seine

Hasil gambar untuk purse seine

Indonesia merupakan negara kepulauan terdiri dari 17.504 pulau yang terletak diantara dua benua Asia dan Australia serta dengan dua samudera Hindia dan Pasifik. Luas wilayah perairan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan seluas 5,8 juta km2 termasuk Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Sedangkan potensi lestari (Maximum Sustainable Yield) sumberdaya ikan laut nasional mencapai 6,4 juta ton per tahun dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai 70% dari MSY (DitjenTangkap, 2006).

Pembangunan usaha perikanan secara nasional mempunyai sasaran kuantitatif antara lain: pencapaian target produksi, penyediaan ikan dalam negeri, ekspor dan tenaga kerja. Pembangunan perikanan tangkap meningkat dengan cepat dari tahun ke tahun, baik pertumbuhan produksi maupun jumlah nelayan serta jumlah kapal penangkap ikan. Pemanfaatan sumberdaya perairan ini terutama dalam usaha perikanan tangkap dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh pengadaan sarana dan prasarana yang memadai. Laut Pasifik disebelah utara Sulawesi dan Papua merupakan salah satu wilayah perairan yang potensial akan sumberdaya ikan pelagis, terutama adalah ikan cakalang (Katswonus pelamis, termasuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) IX).

Ikan pelagis biasanya ditangkap dengan menggunakan alat penangkap ikan yang disebut dengan purse seine yang dalam statistik perikanan Indonesia disebut dengan pukat cincin. Disebut demikian karena pada bagian bawah dipasangi cincin (ring) yang berguna untuk mengerutkan jaring sehingga berbentuk kantong, oleh sebab itu adapula yang menyebut jaring kantong. Alat ini dioperasikan dengan cara melingkari kawanan (schooling) ikan yang berada di dekat permukaan perairan.. Jadi pukat cincin termasuk alat penangkap ikan pelagis.

Prinsip pengoperasian purse seine adalah pada bagian bawah harus segera tengelam dan bagian atas tetap bertahan dipermukaan, sehingga kawanan ikan pelagis segera terkurung. Alat tangkap ini harus segera dapat mengurung kawanan ikan tersebut dan segera menarik tali kerutnya, sehinga ikan tidak dapat meloloskan diri baik secara vertikal maupun horizontal. Jaring lingkar dengan tali kerut biasanya dibuat dari lembaran jaring dengan besar mata (mesh size) yang seragam, tetapi menggunakan ukuran benang jaring yang berbeda-beda.

Terdapat dua sistem purse seine di Indonesia, yaitu system group dan system single. System group merupakan sebuah armada penangkapan yang terdiri dari beberapa kapal yang merupakan suatu kesatuan operasi penangkapan, diantaranya kapal penangkap, kapal lampu, kapal penarik, dan kapal penampung. Sedangkan system single hanya mengunakan satu kapal dalam operasi penangkapanya, kapal tersebut digunakan sebagai kapal penangkap sekaligus kapal penampung. Masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahanya, tetapi untuk nelayan nelayan tradisional di Indonesia lebih memilih sistem single karena biaya operasionalnya lebih murah dibandingkan sistem group.

Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan ton, karena sifat operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar pula.

Kapal purse seine

Berikut adalah perlengkapan yang ada di kapal purse seine :
– Self-supporting King Post dengan Crow’s nest di ujung atasnya.
– Main boom kira kira panjangnya 16 m.
– Brailing boom.
– Auxiliary boom.
– Seine davit dengan konstruksi yang kuat.

Kapal purse seine harus juga dilengkapi winch dengan mesin yang kuat dan jumlah yang cukup. Winch tersebut digunakan untuk menarik tali kolor, menarik badan jaring, mengangkat ikan dengan caduk, menurunkan rumpon terutama untuk rumpon yang besar, dan lain-lain.

Berikut adalah winch winch yang biasanya ada di kapal purse seine :
– Power block.
– Main boom topping winch.
– Two Vang winches for swing main boom starboard and port
– Main boom winch for hoisting the skiff.
– Power block in-haul winch
– Cingle winch.
– Two auxiliary boom topping winches.
– Two auxiliary boom cargo winches.
– Brailing winch.
– Chocker winch
– Corkline winch.
– Ring stripper.

Alat tangkap
Contoh design jaring purse seine :
Panjang minimum jaring tergantung panjang kapal, biasanya 15 kali panjang kapal.
Dalam minimum jaring biasanya 10 % dari panjang purse seine.
Panjang dan dalam kantong minimum biasanya sama dengan panjang kapal.
Ukuran mesh size yang diperbolehkan di Indonesia tidak boleh kurang dari 1 inchi.

Rumpon
Puslitbang Perikanan mendefinisikan rumpon sebagai berikut : Rumpon adalah sejenis alat pengumpul ikan berupa alat, objek atau strutur yang bersifat permanen atau sementara yang didesain dan dikonstruksi dari jenis material alami dan buatan yang dijangkar menetap di laut atau dapat dipindahkan di laut dalam atau dangkal untuk maksud memikat ikan dengan efek utama memusatkan ikan agar mudah dalam penangkapanya

Menurut BPPI Semarang rumpon merupakan alat bantu pengumpul ikan (FAD = Fish Aggragating Device) dimana alat bantu tersebut menjadikan alat tangkap yang operasionalnya lebih efektif (menghemat waktu dan tenaga) serta efisien (menghemat bahan bakar / perbekalan). Hal ini akan sangat terasa pada kegiatan perikanan tuna – cakalang, karena jenis – jenis ikan tuna merupakan ikan oceanic pelagis dan memiliki kebiasaan migrasi jarak jauh, sehingga keberadaanya sulit ditangkap dengan jumlah banyak bila tanpa terlebih dahulu dikonsentrasikan pada areal yang sempit. Salah satu bentuk alat pengumpul ikan jenis tuna yang sudah dikenal dan digunakan adalah rumpon laut dalam atau payaos.

Pemilihan tempat pemasangan rumpon harus memiliki kriteria sebagai berikut :
– Merupakan daerah lintasan migrasi ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
– Tidak menggangu alur pelayaran atau di daerah yang dilarang memasang rumpon.
– Mudah untuk mencari dan mencapainya.
– Relatif dekat dengan pangkalan kapal.
– Dasar perairan relatif datar.

Teknik Pengoperasian Alat Penangkap Ikan Purse Seine

Operasi penangkapan dengan purse seine diperlukan beberapa tahapan yang terdiri dari: persiapan (setting), pelingkaran jarring (purseinning), penarikan tali kerut/kolor (towing), pengangkatan jarring (hauling), pengangkatan hasil tangkapan (brelling) dan penanganan hasil tangkapan (handling) .

Persiapan penangkapan dilakukan sejak di pelabuhan sampai menjelang alat tangkap diturunkan(setting). Persiapan di pelabuhan meliputi : pengisian bahan bakar dan oli serta air tawar, memuat perbekalan untuk konsumsi awak kapal, memuat perbekalan untuk perawatan kapal, dan pengurusan surat ijin belayar. Untuk dapat berlayar kapal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : laik laut, laik tangkap dan laik simpan. Laik laut dikeluarkan oleh syahbandar, sedangkan laik tangkap dan laik simpan dikeluarkan oleh Direktorur Kapal Penangkapan Ikan dan Alat Penangkapan Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan. Sedangkan persiapan di laut ditujukan untuk menyiapkan alat penangkapan ikan supaya siap dioperasikan

Alat tangkap diturunkan (setting) setelah mengetahui keberadaan kawanan ikan (schooling). Ikan pelagis biasanya bergerombol di bawah benda yang mengapung di laut (contoh: batang kayu besar). Selain itu ikan pelagis dapat ditarik untuk berkumpul disekitar rumpon. Rumpon adalah alat bantu penangkapan yang dimasukan ke dalam laut, digunakan untuk memikat ikan-ikan supaya berkumpul, sehingga mudah untuk ditangkap. Rumpon atau biasa disebut ”fish aggregating divice (FAD)”, telah banyak digunakan untuk memikat ikan pelagis supaya bergerombol di dekat permukaan sehingga mudah dilingkari jaring purse seine

Setting dilakukan pertama-tama dengan menurunkan skift boat (sistem group) yang berguna untuk menahan ujung jaring, kemudian kapal melingkari kawanan ikan. Setelah kawanan ikan dilingkari maka dilanjutkan dengan penarikan tali kerut/kolor yang biasa disebut dengan pursing, hingga bagian bawah jaring tertutup rapat agar ikan yang dilingkari terkurung oleh jaring yang membentuk kantong. Selanjutnya salah satu ujung jaring dimasukan ke dalam power block untuk ditarik supaya lingkaran jaring menjadi kecil untuk memudahkan ikan untuk dinaikan ke atas kapal.

Ikan yang sudah terkurung oleh jaring yang telah mengecil (biasanya disebut dengan kantong jaring) diambil dengan serok hingga semua ikan yang berada di dalam jaring naik semua. Ikan langsung dimasukan ke dalam palkah penyimpanan yang berpendingin. Pendinginan biasanya dilakukan dengan air laut yang didinginkan dan ditambah garam sehingga salinitasnya tinggi dan tidak akan membeku hingga suhu –10oC ( ikan cakalang), atau untuk nelayan tradisional cukup menggunakan es saja.

Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan yang diharapkan tertangkap adalah ikan cakalang, tetapi jenis ikan lain tertangkap juga. Dari hasil penelitian pada akhir-akhir ini komposisi hasil tangkapan adalah 60% ikan cakalang dan 40% selain ikan cakalang. Ikan lainnya terdiri dari anak ikan tuna 10%, Tongkol 20% dan 10% ikan campuran.
Sumber : https://kreasidedi.wordpress.com