Minggu, 26 Maret 2017

Penggunaan Sonar pada Purse Seine



Deskripsi dan spesifikasi alat tangkap
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring pada bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan akan terkumpul di bagian kantong. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang termasuk kedalam golongan pelagic shoaling species yang berarti ikan-ikan tersebut membentuk suatu shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface). 

Metode pengoperasian purse seine secara rinci yaitu dimulai kapal berangkat menuju lokasi penangkapan. Ada dua metode untuk penangkapan, yaitu dengan mengejar gerombolan ikan atau dengan menggunakan alat bantu pengumpul ikan (rumpon, lampu dan lainnya). Setelah ikan terkumpul atau terkonsentrasi pada daerah tertentu maka nelayan mulai menurunkan jaring (setting), pertama dengan menurunkan ujung jaring dengan pelampung, kemudian secara perlahan melingkari gerombolan ikan yang tekonsentrasi sampai pada ujung jaring yang pertama. Setelah itu dilakukan tahap yang berikut adalah hauling atau penarikan jaring yaitu dengan menarik tali kolor, sehingga akhirnya ikan terkumpul pada kantong. Ikan tersebut lalu dinaikkan ke kapal dan kemudian disortir, lalu di simpan dalam palka.

Spesifikasi teknis alat tangkap purse seine terdiri dari :
a. Tali iris atas : Tali PE (polyethylene) atau PP (polypropylene).
b. Ukuran mata jaring : Untuk menangkap ikan pelagis kecil sayap dan mesh size badan berukuran > 50 mm dan kantong berukuran > 25 mm.
c. Tali ris bawah : Tali PE, PA atau bahan lain
d. Tali kolor (purse line) : Tali PE, PA atau bahan lain
e. Pelampung : Plastik atau styrofoam
f. Cincin : Terbuat dari besi tahan karat (stainless steel)
g. Alat Bantu : Alat bantu untuk menarik dan mengangkat jaring yatu net drum, line hauler/kapstan, winch dan power block. Alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon atau lampu.

Metode pengoperasian purse seine
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a) Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c) Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. 

Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. 

Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok / disedot ke atas kapal.

Alat bantu sonar pada purse seine
Sesuai dengan namanya, SONAR (Sound Navigation and Ranging) digunakan untuk mencari lokasi gerombolan ikan yang akan ditangkap. Pencarian yang dilakukan Sonar bersifat horizontal, meski bisa pula digunakan secara vertikal dengan mengubah angle tranducer. Sebaliknya, Echosounder bekerja secara vertikal. Selain menginformasikan kedalaman suatu perairan, alat ini juga menginformasikan type dasar laut yang dilewati kapal. Dengan demikian, kerusakan jaring akibat terkena batu karang dapat dihindari.

Dalam teori operasi penangkapan dengan menggunakan Purse Seine, Sonar digunakan untuk mendeteksi kawanan ikan yang menjadi target tangkapan, selanjutkan kapal akan menurunkan jaring (Purse Seine) dan berlari mengejar kawanan tersebut seraya melingkarinya. Ikan-ikan yang menjadi target adalah gerombolan ikan pelagis yang berenang dengan cepat seperti tongkol, tenggiri dan bahkan Tuna untuk kapal-kapal Super Purse Seiner.

Pengaplikasian alat bantu pada alat tangkap ikan
Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation Committee).

Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut. Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.

Dalam teori operasi penangkapan dengan menggunakan Purse Seine, Sonar digunakan untuk mendeteksi kawanan ikan yang menjadi target tangkapan, selanjutkan kapal akan menurunkan jaring (Purse Seine) dan berlari mengejar kawanan tersebut seraya melingkarinya. Ikan-ikan yang menjadi target adalah gerombolan ikan pelagis yang berenang dengan cepat seperti tongkol, tenggiri dan bahkan Tuna untuk kapal-kapal Super Purse Seiner.

Sumber : Dwi Cahyo Josohadi Subroto http://yhoyoji.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar