Selasa, 14 Maret 2017

Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine)


 Hasil gambar untuk pukat cincin

Pengoperasian alat tangkap purse seine dapat dilakukan pada siang maupun malam hari, namun biasanya banyak dioperasikan pada malam hari karena ikan relatif tidak bergerak cepat dan lebih mudah dikumpulkan dengan media lampu (Ben Yami, 1994)

Pengoperasian alat tangkap ini pada dasarnya terdiri dari 2 tahapan kegiatan yang meliputi setting (penurunan alat tangkap) dan hauling (pengangkatan alat tangkap).

Penurunan Alat Tangkap (Setting)
Setting merupakan kegiatan penurunan alat tangkap mengitari dan membentuk suatu lingkaran penuh untuk mengelilingi dan mengurung gerombolan ikan yang telah terkumpul.

Menurut (Sadhori, 1984) bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dengan cermat sebelum penurunan jaring meliputi :
a. Kecepatan dan arah angin. 
b. Kecepatan dan arah arus.
c. Arah renang gerombolan ikan. d. Kedalaman dasar perairan.

Proses setting dimulai dengan komando Nakhoda, pelampung besar (buoy) dilepas kelaut, kapal dijalankan dengan cepat hampir searah dengan arus, kemudian jaring dilingkarkan pada gerombolan ikan, dengan memperhitungkan jari-jari lingkaran jaring dan gerombolan ikan maka setelah selesai penawuran jaring maka pelampung besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan ke atas kapal (Katiandagho, 1989).

Sedangkan menurut (Von Brandt, 1946) menyatakan bahwa penurunan jaring harus dilakukan dengan cepat karena hal ini merupakan faktor penting yang berpengaruh pada seberapa besar kelompok ikan yang akan mampu dikelilingi.

Pengangkatan Alat Tangkap (Hauling)
Pengangkatan alat tangkap (hauling) dilakukan segera setelah alat tangkap selesai dilingkarkan mengelilingi gerombolan ikan, dengan tujuan mengangkat alat tangkap dan hasil tangkapan ke atas kapal. Kegiatan ini terbagi dalam

2 (dua) kegiatan utama, yaitu penarikan tali kolor dan penarikan isi jaring.

a. Penarikan Tali Kolor
Penarikan tali kolor harus dilakukan sehalus dan secepat mungkin sampai seluruh cincin-cincin purse seine terkumpul dan muncul dari laut, atau sampai dirasa cukup (Ben Yami, 1994). Untuk menghindari kesalahan sering dilakukan hauling sebagian tali pelampung dan isi jaring dengan cara manual.

Alat-alat bantu proses penarikan tali kolor dapat dibedakan dalam 5 jenis, sesuai dengan jenis tali kolor yang digunakan, yaitu :

Menurut (Marzuki, 1976) bahwa sebaiknya penarikan tali kolor tidak memakan waktu yang lama kira-kira 30 menit dengan kecepatan sedang agar supaya tali kolor tidak cepat aus sehingga tidak mudah putus, disamping itu

penarikan tali kolor yang terlalu cepat akan menyebabkan kapal akan tertarik masuk kedalam lingkaran jaring.

Semakin cepat proses penarikan tali kolor, maka semakin cepat pula cincin purse seine akan terkumpul sehingga jaring akan membentuk sebuah kantong dan kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri lagi. Hal ini dimaksudkan demi efisiensi dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan yang tinggi.

b. Penarikan Isi Jaring
Penarikan isi jaring harus dilakukan dengan cepat namun berhati-hati mengingat ikan masih dapat lolos dan melarikan diri dengan cara melompati tali pelampungnya (Ben Yami, 1994).

Menurut (Von Brandt, 1964) mengatakan bahwa proses penarikan isi jaring dari laut ke atas kapal dapat dipermudah dengan penggunaan alat-alat bantu seperti :

1. Power block
Dioperasikan secara hidrolik, jaring ditarik dengan winch dan diangkat dengan menggunakan block.

2. Net houler
Alat penarik jaring.

3. Drum seining
Alat penarik jaring berbentuk drum besar yang letaknya di buritan kapal.Penarikan isi jaring dengan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dapat dilakukan ketika penarikan tali kolor belum selesai semuanya, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban tarik Capstand serta efisiensi waktu untuk operasi selanjutnya.

Persiapan Pengoperasian Purse Seine
Menurut Tomasila an Usemahu (2004),setelah sampai di daerah yang dianggap baik untuk melakukan penangkapan, serta keadaan cuaca yang memungkinkan, maka alat tangkap purse seine perlu di persiapakan yaitu antara lain:

- Mengikat cincin pada pemberat
- Memasang tali pelampung pada pelampung
- Memasukan tali kerut ke cicin yang dipasang ring stic
- Memperbaiki jaring apabila terjadi kerusakan.

Pencarian terminal atau rumpon (Searching)
Kapal lampu (light boat) bertanggung jawab untuk mendapatkan lokasi rumpon yang akan dijadikan sebagai sasaran operasi penangkapan Semua lokasi rumpon sudah tercatat pada note book kapal KM. Timur laut 00 maupun tiga kapal lampu yang membantu dalam proses pengoperasian.

Pemilihan terminal rumpon didasarkan banyaknya ikan di rumpon yang dilihat melalui fish finder kapal lampu (light boat).Setelah mendapat rumpon terminal yang menjadi sasaran operasi penangkapan, maka kapal lampu mengkomunikasikan terhadap kapal jaring. Jarak antara 1 rumpon dengan rumpon lain biasanya 5-7 mil.
Pengumpulan Ikan dengan cahaya lampu
Pada sore hari pukul 18:00 kapal lampu mengambil gara-gara pada rumpon terminal dan diikat di samping kanal kapal. Bersamaan dengan itu juga, lampu dihidupkan, kemudian secara perlahan kapal lampu menjauh dari lokasi rumpon. Lampu yang digunakan adalah jenis lampu merkuri sebanyak 2 buah di masing-masing kapal. Lampu-lampu ini di tempatakan di samping lambung kanan dan lambung kiri kapal.

Sebelum proses pengoperasian alat tangkap (shooting), kapal jaring selalu melakukan komunikasi dengan kapal lampu melalui radio/SSB terkait perkiraan gerombolan ikan yang ada dan segala yang terkait dengan kondisi perairan mulai pukul 02:00 dini hari.

Setelah mendapat informasi dari kapal lampu,maka kapal penangkap segera menuju ke kapal lampu yang berada di terminal rumpon sesuai informasi yang di berikan nahkoda kapal lampu. Lama perjalanan yang ditempuh menuju terminal rumpon antara 1-2 jam, tergantung jauh hanyut kapal saat standby .

Pada waktu mendekati kapal lampu (light boat) pada jarak kurang lebih 1 mil kembali Fishing Master melakukan komunikasi terhadap kapal lampu untuk memastikan proses shooting dan area pengoperasian. Selain itu juga Fishing Master melihat kemana arah arus dan angin, karena arah arus dan angin sangat menentukan kedudukan badan jaring dan pemberat pada saat operasi pengkapan.

Pukul 04:00 dini hari Fishing Master membunyikan bel alaram sebagai intruksi kepada seluru ABK untuk persiapan shooting purse seine.Lampu kerja bagian buritan kapal jaring dihidupkan segera, maestro/kepala kerja dan dua orang ABK memeriksa kesipan jaring sebelum di operasikan.

Selanjutnya kapal lampu penahan menuju bagian buritan kapal jaring pada sisi kiri buritan. Pada saat kapal lampu penahan (skif light boat) mendekati kapal penangkap, ada beberapa hal yang dilakukan sebelum shooting adalah sebagai berikut :

1) Memasukan tali kerut pada block T-boom dimana tali ini tersambung dengan tali buangan cincin (ring) pemberat.

2) Menghidupkan mesin gardan (purse line winch) dan mengalirkan air pada pipa diatas silindernya agar pada saat tali kerut ditarik dengan garden, panas yang ditimbulkan antara gesekan tali dengan takal tidak besar yang berakibat cepat putusnya tali.

3) Memberikan tali selambar/tali buangan pelampung dan pemberat yang tersambung dengan three angle serta tali buangan cincin pada kapal lampu penahan (skiff light boat) yng mendekat ke kapal jaring, selanjutnya tali tersebut di katkan pada bolder depan untuk tali buangan pelampung di ikatakn pada bolder kanan kapal lampu penahan untuk menahan ujung alat tangkap pada saat diturunkan.

4) Seluruh ABK mengenakan semua perlengkapan kerja, mulai dari baju hujan, sarung tangan, dan sepatu kerja.

Setelah semua persiapan selesai, lampu kerja bagian belakang dimatikan kembali oleh asisten fishing master selanjutnya kesiapan tersebut dilaporkan kepada Fishing Master yang berada di anjungan. Kapal jaring bergerak diikuti kapal lampu penahan (skiff light boat) di belakang menuju ke kapal lampu yang sedang mengkonsentrasikan ikan.

Posisi shooting light boat berada disebelah kanan kapal jaring. Semua ABK sudah siap di posisi masing-masing 3-4 ABK di haluan kapal, 3 ABK dibagian jaring dan yang lainnya di winch dan roller line.

Fishing Master mengemudikan kapal jaring menempatkan posisi sebaik mungkin sesuai kondisi arus dan angin terhadap gerombolan ikan dan kapal lampu shooting sama seperti yang dikemukakan oleh Tomasila dan Usemahu (2004), dimana posisi kapal harus di atas arus dan dibawah angin. Setelah posisi tepat maka nahkoda kapal lampu memberikan isyarat kepada fishing master dengan menggunakan senter kemudian fishing master memberikan intruksi kepada maestro/kepala kerja dengan menggunakan radio untuk pelaksanaan shooting. Selanjutnya tali tambat antara kapal purse seine dan kapal lampu di ariah.

Penurunan Alat Tangkap (shooting)
Pada KM. Timur Laut 00 langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penurunan alat tangkap (shooting) sama seperti yang di kemukakan oleh Tomasila dan Usemahu (2004) kecuali pada pelampung tanda, karena pada KM Timur Laut  peranan pelampung tanda diganti dengan kapal lampu penahan (skiff light boat).

Penurunan jaring dapat dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut :
· Kapal tarik KM Terbit III merapat pada buritan kapal penangkap KM. Timur Laut 00 untuk mengambil tali kerut dan tali pelampung, di ikatkan pada haluan, siap untuk menarik dengan arah mundur guna menahan alat tangkap pada waktu setting.

· Kapal penangkap KM. Timur Laut 00 menempatkan pada posisi dimana arah arus datang dari depan haluan atau arus berlawanan dengan haluan.

· Sebelum kapal KM. Timur Laut 00 menurunkan Jaring purse seine kapal Bantu lampu KM. Terbit I menempatkan pada posisi ½ Lingkaran jaring purse seine bertugas menarik jaring yang mengkerut akibat arus

· Setelah kapal Timur Laut 00 menurunkan jaring purse seine melingkar dan bertemu kembali pada posisi semula, KM. Terbit III mengembalikan tali kerut dan tali pelampung dilanjutkan dengan mengambil tali tarik.

· Ujung tali kerut yang diambil dari kapal Terbit III dan ujung tali kerut sisa setting ditarik menggunakan Gardan/winch.

Arah pelingkaran alat tangkap adalah putaran kanan sesuai putaran baling- baling kapal sama seperti yang di kemukakan oleh Tomasila dan Usemahu (2004), jarak kapal jaring terhadap shooting light boat pada saat penurunan alat tangkap di sesuaikan dengan jaring yaitu 450 m. Besarnya sudut putar yang diambil oleh fishing master adalah antara 300 - 400 dari haluan semula. Kecepatan kapal saat melingkar adalah 6-7 knot. Pada saat cincin pemberat tersisi 33 pertanda alat tangkap yang diturunkan sudah habis setengah maka maestro memberikan informasi kepada fishing master melalui radio. Selanjutnya cincin pemberat sisa 16 kembali maestro menghubungi fishing master sehingga fishing master dapat memperkirkan berapa jarak lagi yang harus ditempuh agar pelingkaran alat tangkap tepat, lama proses pelingkaran jaring antara 5-6 menit dan pengaruhi kondisi arus dan angin.

Kapal berhenti pada saat mendekati kapal lampu penahan, fishing master berusaha mendekatkan haluan kapal jaring dengan skiff light boat, jika kapal terlalu cepat terkadang mesin digerakan mundur untuk menghindari tubrukan. Salah satu ABK kapal jaring melemparkan tali ayoda ke kapal lampu, selanjutnya tali selambar yang mengikat three angle dan tali kerut buangan dari kapal lampu dilemparkan ke kapal jaring dan ditangkap oleh ABK jaring yang telah siaga.

Penarikan Alat Tangkap (Hauling)
Menurut Tomasila dan Usemahu (2004), dalam penarikan alat tangkap (hauling) diawali dengan penarikan tali kerut, setelah tali kerut tertarik semua selanjutnya sedikit demi sedikit bagian jaring dinaikan keatas kapal sambil disusun di tempat yang telah di tentukan seperti pada waktu mulai operasi. Hal tersebut sam seperti yang di lakukan pada KM. Timur Laut 00 pada saat hauling dengan langka kerja sebagai berikut.

Penarikan Tali Kerut
Tali kerut buangan segera di tarik oleh ABK kebelakang melalui sebelah kanan kapal dan dimasukan ke katrol T-boom selanjutnya digulung pada roler line setelah melalui mesin winch. Sedangkan tali selambar yang mengikat three angle sementara di ikatakan pada bolder sebelah kanan kapal. Pada saat pelemparan tali buangan segera penyelam dari kapal lampu dan kapal purse seine terjun ke perairan dan memeriksa keduduka alat tangkap agar tidak terjdi trouble sebelum proses hauling dilakukan. Selanjutnya kapal lampu penahan segera menarik tali ayoda dan mempertahankan kedudukan kapal jaring supaya kapal tidak tertaik ketengah lingkaran alat tangkap karena daya tenggelam alat tangkap sangat besar.

Tali cincin yang melewati ke dua katrol T-boom digulung di roller line dengan bantuan mesin winch hydraulic.



Gambar 16. Mesin winch

Penarikan tali kerut dilakukan secara terus menerus sampai semua cincin terangkat di katrol T-boom, namun biasanya jika tali kerut yang melalui katrol T- boom sebelah kiri sudah ditarik sampai tanda sambung eyes plice ke persambungan ke dua kerut maka penarikan dihentikan dan roller line di kunci sedangakan roller line sebelahnya tetap diputar sampai semua cincin terangkat.




Gambar 17 . Katrol T-boom dan Roller line

Penarikan Badan jaring
Penarikan tali selambar pada bagian kantong ditarik hingga three angle terangkat dan dinaikan ke atas kapal. Penarikan kembali dipindah ke tali selambar pada bagian sayap yang ditarik hingga three angle terangkat. Pada saat yang bersamaan setelah cincin terangkat pada ke dua roller line dikunci dan tali kerut diikat dengan rantai. Setelah tahap ini selesai maka ABK berpindah ketempat penyusunan alat tangkap.

Three angle pada bagian sayap sementara dinaikan melalui penarikan winch hydraulic selanjutnya tali selambar dilepas dipindah dengan tali bantuan yang dilewatkan power block dan ditarik dengan mesin garden (purse line winch). Three angle dan badan jaring di tarik naik melewati power block yang berputar sampai kembali ke bawah, selanjutnya tali dilepas dan disambung kembali dengan tali selambar yang sudah di susun.

Power block kembali digerakan oleh fishing master dari kemudi hydraulic yang berada di geladak atas sehingga pelampung, badan jaring, dan rantai pemberat akan tertarik secara bersamaan. Maka tali yang menghubungkan cincin kecil dengan tali cincin yang tergantung di T-boom dibuka oleh 2 orang ABK satu persatu tali dibuka mengikuti penarikan jaring selanjutnya jaring disusun oleh ABK sesuai bagian masing-masing. Pelampung dan selvage atas di susun oleh 7-8 barisan, untuk badab jaring atas dibagian depan dan badan jaring bawah sisi belakang. Sedangkan rantai pemberat dan selvage bawah berada disamping badan jaring.



Gambar 18 . Power block

Penarikan di bantu oleh 3 orang penyelam (diver) yang selalu memberikan informasi seandainya terdapat terjadinya trauble.Bersammaan dengan itu kapal lampu shooting akan keluar dari lingkaran jaringsesudah lampu dipadamkan dan ABK kapal penampung akan membongkar es yang berada di dalam palka yang dibawa dari fishing base. Banyaknya palka es yang di bongkar ini berdasarkan informasi densitas ikan yang tertangkap dari informasi fishing master kapal jaring melalui radio kepada Nahkoda kapal penampung.



Gambar 19 Kapal Penampung

Pada saat mencapai bagian kantong jaring, penarikan jaring dengan power block sementara dihentikan, cincin-cincin pada tali pelampung bagian kantong yang nantinya akan dinaikan di atas deck kapal penampung diikat oleh penyelam, selanjutya jaring bagian kantong dinaikan sedikit demi sedikit ke atas deck kapal. Dengan menggunakan tali-tali pengikat jaring yang terhubung dengan katrol pada tiang Boom yang di tarik dengan mesin winch dan winch hydraulic.

Pengangkatan Hasil Tangkapan
Setelah tali kerut tertarik semua, maka sedikit demi sedikit bagian- bagian jaring dinaikkan ke atas kapal yang dimulai dari ujung sayap. Pada tahap penarikan jaring dapat dibantu dengan power block sehingga pengangkatan jaring dapat dilakukan dengan cepat.

Setelah sebagian jaring dinaikkan ke atas kapal, ikan-ikan yang terkurung dapat dimulai diambil atau dinaikkann ke atas kapal dengan menggunakan serok.

Pada tipe alat penangkapan ikan dengan purse seine yang lebih modern hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan scop net yang ditarik dengan mesin winch langsung naik ke dalam palka kapal penampung. Dengan cara tersebut ikan dapat diperoleh lebih segar dan komposisi dari ikan itu tetap utuh.

Sumber : Heru Santoso, S.Pi., M.Si. Fermenas Bawole, A.Md.Pi. ;
Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine pada Kapal Timur Laut 00, Akademi Perikanan Bitung, BPSDM-KP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar