Senin, 13 Maret 2017

Penangkapan Ikan dengan Purse Seine

Hasil gambar untuk purse seine

Indonesia merupakan negara kepulauan terdiri dari 17.504 pulau yang terletak diantara dua benua Asia dan Australia serta dengan dua samudera Hindia dan Pasifik. Luas wilayah perairan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan seluas 5,8 juta km2 termasuk Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Sedangkan potensi lestari (Maximum Sustainable Yield) sumberdaya ikan laut nasional mencapai 6,4 juta ton per tahun dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai 70% dari MSY (DitjenTangkap, 2006).

Pembangunan usaha perikanan secara nasional mempunyai sasaran kuantitatif antara lain: pencapaian target produksi, penyediaan ikan dalam negeri, ekspor dan tenaga kerja. Pembangunan perikanan tangkap meningkat dengan cepat dari tahun ke tahun, baik pertumbuhan produksi maupun jumlah nelayan serta jumlah kapal penangkap ikan. Pemanfaatan sumberdaya perairan ini terutama dalam usaha perikanan tangkap dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh pengadaan sarana dan prasarana yang memadai. Laut Pasifik disebelah utara Sulawesi dan Papua merupakan salah satu wilayah perairan yang potensial akan sumberdaya ikan pelagis, terutama adalah ikan cakalang (Katswonus pelamis, termasuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) IX).

Ikan pelagis biasanya ditangkap dengan menggunakan alat penangkap ikan yang disebut dengan purse seine yang dalam statistik perikanan Indonesia disebut dengan pukat cincin. Disebut demikian karena pada bagian bawah dipasangi cincin (ring) yang berguna untuk mengerutkan jaring sehingga berbentuk kantong, oleh sebab itu adapula yang menyebut jaring kantong. Alat ini dioperasikan dengan cara melingkari kawanan (schooling) ikan yang berada di dekat permukaan perairan.. Jadi pukat cincin termasuk alat penangkap ikan pelagis.

Prinsip pengoperasian purse seine adalah pada bagian bawah harus segera tengelam dan bagian atas tetap bertahan dipermukaan, sehingga kawanan ikan pelagis segera terkurung. Alat tangkap ini harus segera dapat mengurung kawanan ikan tersebut dan segera menarik tali kerutnya, sehinga ikan tidak dapat meloloskan diri baik secara vertikal maupun horizontal. Jaring lingkar dengan tali kerut biasanya dibuat dari lembaran jaring dengan besar mata (mesh size) yang seragam, tetapi menggunakan ukuran benang jaring yang berbeda-beda.

Terdapat dua sistem purse seine di Indonesia, yaitu system group dan system single. System group merupakan sebuah armada penangkapan yang terdiri dari beberapa kapal yang merupakan suatu kesatuan operasi penangkapan, diantaranya kapal penangkap, kapal lampu, kapal penarik, dan kapal penampung. Sedangkan system single hanya mengunakan satu kapal dalam operasi penangkapanya, kapal tersebut digunakan sebagai kapal penangkap sekaligus kapal penampung. Masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahanya, tetapi untuk nelayan nelayan tradisional di Indonesia lebih memilih sistem single karena biaya operasionalnya lebih murah dibandingkan sistem group.

Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan ton, karena sifat operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar pula.

Kapal purse seine

Berikut adalah perlengkapan yang ada di kapal purse seine :
– Self-supporting King Post dengan Crow’s nest di ujung atasnya.
– Main boom kira kira panjangnya 16 m.
– Brailing boom.
– Auxiliary boom.
– Seine davit dengan konstruksi yang kuat.

Kapal purse seine harus juga dilengkapi winch dengan mesin yang kuat dan jumlah yang cukup. Winch tersebut digunakan untuk menarik tali kolor, menarik badan jaring, mengangkat ikan dengan caduk, menurunkan rumpon terutama untuk rumpon yang besar, dan lain-lain.

Berikut adalah winch winch yang biasanya ada di kapal purse seine :
– Power block.
– Main boom topping winch.
– Two Vang winches for swing main boom starboard and port
– Main boom winch for hoisting the skiff.
– Power block in-haul winch
– Cingle winch.
– Two auxiliary boom topping winches.
– Two auxiliary boom cargo winches.
– Brailing winch.
– Chocker winch
– Corkline winch.
– Ring stripper.

Alat tangkap
Contoh design jaring purse seine :
Panjang minimum jaring tergantung panjang kapal, biasanya 15 kali panjang kapal.
Dalam minimum jaring biasanya 10 % dari panjang purse seine.
Panjang dan dalam kantong minimum biasanya sama dengan panjang kapal.
Ukuran mesh size yang diperbolehkan di Indonesia tidak boleh kurang dari 1 inchi.

Rumpon
Puslitbang Perikanan mendefinisikan rumpon sebagai berikut : Rumpon adalah sejenis alat pengumpul ikan berupa alat, objek atau strutur yang bersifat permanen atau sementara yang didesain dan dikonstruksi dari jenis material alami dan buatan yang dijangkar menetap di laut atau dapat dipindahkan di laut dalam atau dangkal untuk maksud memikat ikan dengan efek utama memusatkan ikan agar mudah dalam penangkapanya

Menurut BPPI Semarang rumpon merupakan alat bantu pengumpul ikan (FAD = Fish Aggragating Device) dimana alat bantu tersebut menjadikan alat tangkap yang operasionalnya lebih efektif (menghemat waktu dan tenaga) serta efisien (menghemat bahan bakar / perbekalan). Hal ini akan sangat terasa pada kegiatan perikanan tuna – cakalang, karena jenis – jenis ikan tuna merupakan ikan oceanic pelagis dan memiliki kebiasaan migrasi jarak jauh, sehingga keberadaanya sulit ditangkap dengan jumlah banyak bila tanpa terlebih dahulu dikonsentrasikan pada areal yang sempit. Salah satu bentuk alat pengumpul ikan jenis tuna yang sudah dikenal dan digunakan adalah rumpon laut dalam atau payaos.

Pemilihan tempat pemasangan rumpon harus memiliki kriteria sebagai berikut :
– Merupakan daerah lintasan migrasi ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
– Tidak menggangu alur pelayaran atau di daerah yang dilarang memasang rumpon.
– Mudah untuk mencari dan mencapainya.
– Relatif dekat dengan pangkalan kapal.
– Dasar perairan relatif datar.

Teknik Pengoperasian Alat Penangkap Ikan Purse Seine

Operasi penangkapan dengan purse seine diperlukan beberapa tahapan yang terdiri dari: persiapan (setting), pelingkaran jarring (purseinning), penarikan tali kerut/kolor (towing), pengangkatan jarring (hauling), pengangkatan hasil tangkapan (brelling) dan penanganan hasil tangkapan (handling) .

Persiapan penangkapan dilakukan sejak di pelabuhan sampai menjelang alat tangkap diturunkan(setting). Persiapan di pelabuhan meliputi : pengisian bahan bakar dan oli serta air tawar, memuat perbekalan untuk konsumsi awak kapal, memuat perbekalan untuk perawatan kapal, dan pengurusan surat ijin belayar. Untuk dapat berlayar kapal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : laik laut, laik tangkap dan laik simpan. Laik laut dikeluarkan oleh syahbandar, sedangkan laik tangkap dan laik simpan dikeluarkan oleh Direktorur Kapal Penangkapan Ikan dan Alat Penangkapan Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan. Sedangkan persiapan di laut ditujukan untuk menyiapkan alat penangkapan ikan supaya siap dioperasikan

Alat tangkap diturunkan (setting) setelah mengetahui keberadaan kawanan ikan (schooling). Ikan pelagis biasanya bergerombol di bawah benda yang mengapung di laut (contoh: batang kayu besar). Selain itu ikan pelagis dapat ditarik untuk berkumpul disekitar rumpon. Rumpon adalah alat bantu penangkapan yang dimasukan ke dalam laut, digunakan untuk memikat ikan-ikan supaya berkumpul, sehingga mudah untuk ditangkap. Rumpon atau biasa disebut ”fish aggregating divice (FAD)”, telah banyak digunakan untuk memikat ikan pelagis supaya bergerombol di dekat permukaan sehingga mudah dilingkari jaring purse seine

Setting dilakukan pertama-tama dengan menurunkan skift boat (sistem group) yang berguna untuk menahan ujung jaring, kemudian kapal melingkari kawanan ikan. Setelah kawanan ikan dilingkari maka dilanjutkan dengan penarikan tali kerut/kolor yang biasa disebut dengan pursing, hingga bagian bawah jaring tertutup rapat agar ikan yang dilingkari terkurung oleh jaring yang membentuk kantong. Selanjutnya salah satu ujung jaring dimasukan ke dalam power block untuk ditarik supaya lingkaran jaring menjadi kecil untuk memudahkan ikan untuk dinaikan ke atas kapal.

Ikan yang sudah terkurung oleh jaring yang telah mengecil (biasanya disebut dengan kantong jaring) diambil dengan serok hingga semua ikan yang berada di dalam jaring naik semua. Ikan langsung dimasukan ke dalam palkah penyimpanan yang berpendingin. Pendinginan biasanya dilakukan dengan air laut yang didinginkan dan ditambah garam sehingga salinitasnya tinggi dan tidak akan membeku hingga suhu –10oC ( ikan cakalang), atau untuk nelayan tradisional cukup menggunakan es saja.

Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan yang diharapkan tertangkap adalah ikan cakalang, tetapi jenis ikan lain tertangkap juga. Dari hasil penelitian pada akhir-akhir ini komposisi hasil tangkapan adalah 60% ikan cakalang dan 40% selain ikan cakalang. Ikan lainnya terdiri dari anak ikan tuna 10%, Tongkol 20% dan 10% ikan campuran.
Sumber : https://kreasidedi.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar