Senin, 13 Maret 2017

Alat Bantu Penangkapan Ikan dengan Purse Seine

Hasil gambar untuk alat bantu purse seine rumpon

Kapal atau perahu penangkapan merupakan sarana pendukung dalam operasi penangkapan ikan, dimana berfungsi sebagai alat transportasi diperairan. Kapal purse seine adalah kapal yang secara khusus dirancang dan dibagun untuk digunakan menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine atau sering juga disebut pukat cincin, sekaligus menampung, menyimpan, mendinginkan dan mengangkut hasil tangkapannya. Kapal purse seiner merupakan kapal yang khusus dioperasikan untuk menangkap ikan jenis pelagis yang selalu bermigrasi dalam bentuk schooling fish, seperti ikan layang, ikan selar, ikan tongkol, dan cakalang.

Kapal yang digunakan dalam melakukan pengopersaian purses esine diperairan barru terbuat dari kayu ulin ( Eusideroxylon zwagen ) dengan kontruksi yang sederhana. Hal ini seiring dengan pendapat Ayodhyoa ( 1981 )., bahwa secara ekonomis kayu masih menempati urutan teratas sebagai bahan konstruksi ikan yang berukuran kecil. Hal ini disebabkan pertimbangan, faktor harga, biaya perawatan, pajak, biaya operasional. Konstruksi kapal purse seine sama pada umumnya.



Gambar. Kapal purse seine
Deskripsi alat tangkap
Purse seine merupakan alat tangkap yang dioperasikan dengan melingkari gerombolan ikan dengan jaring setelah itu jaring pada bagian bawah dikecurutkan, dengan demikian ikan – ikan akan berkumpul dibagian kantong ( Ayodhya, 1981). Purse seine yang digunakan mempunyai ukuran panjang 400 meter dan lebar atau kedalam jaring 30 meter yang terdiri dari tiga bagian utama yaitu sayap, badan dan kantong dimana menggunakn jaring yang terdiri dari nylon multifilament ( PA ). Ukuran sayap yaitu 175 meter dan badan 175 meter dengan ukuran mesh size 1. ½ inchi dengan bahan benang multi fillament ( PA ) 210 D/9. Hal ini sesuai dengan pendapat Ayodhyoa ( 1981 ) bahwa nomor benang pada bagian sayap dan badan. Hal ini disebabkan besarnya gaya yang diterima oleh kantong pada saat hauling.
Tali – temali
Ø Tali ris
Tali ris merupakan tali yang digunakan untuk memasang jaring selvedge dan pelampung. Tali ris ini terbagi atas dua yaitu; tali ris atas dan tali ris bawah dimana masing – masing kedua tali tersebut mempunyai ukran 400 meter, tali terbuat dari bahan polyethylene dengan diameter tali 1,5 cm.
Ø Tali kolor, tali pelampung dan tali pemberat
Tali kolor terbuat dari bahan polyethylen dengan diameter tali 2,5 cm ukuran diameter panjangnya lebih besar dibanding tali yang lainnya dengan panjang 450 cm. Sedangkan untuk tali pemberat dan pelampung mempunyai ukuran dan diameter yang hampir sama dengan tali ris.

Pelampung
Pelampung pada purse seine dipasang pada bagian atas jaring, hal ini sesuai dengan tujuan umum penggunaan pelampung adalah untuk memberikan daya apung pada alat tangkap. Purse seine memilki dua jenis pelampung yaitu pelampung jaring dan pelampug tanda, yang terbuat dari bahan pasti ( polyvinylchloride ) berbentuk bola dengan diameter pelmpung jaring 10 cm. Jumalah pelampung jaring sebanya 1430 buah dengan jaraka antara pelmpung 25 cm.
Pemberat
Agar jaring bagian bawah dapat tenggelam waktu dioperasikan, pada tali ris bawah diberi pemberat berupa cincin yang terbuat dari timah sebanyak 400 buah dengan jarak antara pemberat 90 cm. Pemberat yang digunakan mempunyai diameter 3 cm dengan berat 1kg/buah dan terbuat dari bahan timah. Menurut sadhori ( 1984 ) pemberian pemberat tidk boleh terlalu berlebihan karena disamping merupakan pemberosan juga kn mengurangi daya apung dan membuat jaring terlalu tegang.
Deskripsi dan Spesifikasi Alat Bantu Penangkapan Ikan
Adapun alat bantu yang dipergunakan dalam pengoperasian alat tangkap purse seine adalah
a. Rumpon
Rumpon sebagai alat bantu untuk menangkap ikan yang dipasang di laut, baik laut dangkal maupun laut dalam dapat meningkatkan hasil tangkapan. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap. Dengan pemasangan rumpon maka kegiatan penangkapan ikan akan menjadi lebih efektif dan efisien karena tidak lagi berburu ikan (dengan mengikuti ruayanya ) tetapi cukup melakukan kegiatan penangkapan ikan desekitar rumpon tersebut.
Sebagai alat bantu penangkapan ikan, rumpon berfungsi untuk mengumpulkan kelompok ikan (ikan-ikan pelagis kecil dan pelagis besar) pada suatu area tertentu sebalum dilakukan penangkapan. Rumpon di Indonesia telah dikenal sejak dulu yang dikenal dengan berbagai macam istilah seperti Rabo (Sumater Barat), tendak (Jawa), rumpong (Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan) dan tuasen (Sumatera Utara).
Rumpon perairan dalam sangat bermanfaat bagi masyarakat nelayan maupun bagi kelestarian ekosistem perairan. Hal ini disebab karena teknologi rumpon laut dalam atau rumpon perairan ini memudahkan nelayan atau para penangkap ikan lainnya untuk dapat mengambil ikan yang berada pada kedalaman diatas 200 meter. Selain itu dengan adanya rumpon, kapal penangkap dapat menghemat waktu dan bahan bakar, karena tidak perlu lagi mencari dan mengejar gerombolan ikan dari dan menuju ke lokasi penangkapan.
Jenis-jenis Rumpon
Terdapat 3 jenis rumpon, yaitu:
Rumpon Perairan Dasar adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada dasar perairan laut.
Rumpon Perairan Dangkal adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut yang di pasang pada kedalaman 20-100 meter untuk mengumpulkan jenis-jenis ikan pelagis kecl seperti : kembung, selar, tembang, japuh, layang dan lain sebagainya.
Rumpon Perairan Dalam adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman diatas 200 meter.
Bahan dan Komponen Rumpon
Setiap rumpon terdiri dari beberapa komponen. Di Indonesia rumpon masih menggunakan bahan alami seperti daun kelapa, tali plastik yang sudah pasti kekuatannya sangat terbatas. Tim Pengkajian Rumpon IPB (1987) mengemukakan bahwa persyaratan umum komponen dan konstruksi rumpon adalah sebagai berikut:

1. Pelampung
Sebagai alat pengapung yang dibuat dari besi plat yang dibentuk seperti tabung.
· Mempunyai kemampuan mengapung yang cukup baik (bagian yang mengapung diatas air 1/3 bagian)
· Konstruksi cukup kuat
· Tahan terhadap gelombang dan air
· Mudah dikenali dari jarak jauh
· Bahan pembuatnya mudah didapat;
2. Atraktor
Merupakan pemikat yang bertujuan untuk memikat ikan disekeliling rumpon yang terbuat dari daun nyiur atau daun kelapa
· Mempunyai daya pikat yang baik terhadap ikan
· Tahan lama
· Mempunyai bentuk seperti posisi potongan vertikal dengan arah ke bawah
· Melindungi ikan-ikan kecil
· Terbuat dan bahan yang kuat, tahan lama dan murah;
3. Tali-temali
Guna sebagai pengikat pelampung dan pemberat bahannya terbuat dari polyethylene kemudian ditambahkan kawat baja untuk mengikat atraktor supaya cepat tenggelam dan tidak mengapung.
· Terbuat dan bahan yang kuat dan tidak mudah busuk
· Harganya relatif murah, mempunyai daya apung yang cukup untuk mencegah gesekan terhadap benda-benda lainnya dan terhadap arus
· Tidak bersimpul (less knot);
4. Pemberat
Merupakan bahan untuk menenggelamkan rumpon dan rumpon tidak berpindah tempat yang dibuat dari semen yang dicor.
· Bahannya murah, kuat dan mudah diperoleh
· Massa jenisnya besar, permukaannva tidak licin dan dapat mencengkeram.



Gambar. Rumpon
b. Roller
Roler berfungsi sebagai alat untuk menarik tali kolor . Roller ini ditempatkan pada sisi lambung kiri atau kanan kapal dimana hauling dilakukan.
c. Sekoci
Sekoci yang dikenal dengan istilah “ sampan “ merupakan kapal kecil. Sakoci tidak mempunyai mesin penggerak sendiri namun ditonda oleh kapal menuju maupun meninggalkan fishing ground tetapi dilengkapi dengan sebuah dayung. Diatas sakoci diletakkan lampu petromaks.
d. Serok
Serok merupakan alat bantu yang digunakan untuk memindahkan hasil tangkapan dari alat tangkap ke geladak kapal. Serok terbuat dari bahan nylon dengan lingkaran dan gagang yang terbuat dari kayu yang terbuat dari bahan rotan.
e. Lampu
Cahaya yang dihasilkan dari lampu petromaks dipergunakan untuk menarik ikan – ikan yang memilki sifat phototakxis positif ( tertarik pada cahaya ) sehingga berkumpul disekitar lampu. Lampu biasanya digunakan diatas sekoci. lampu sebagai alat bantu untuk merangsang atau menarik perhatian ikan agar berkumpul di bawah cahaya lampu (Jenis lampu yang digunakan oleh bagan perahu sebagai atraktor untuk memikat ikan yaitu lampu petromak, lampu neon dan lampu merkuri.
Metode Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine
a. Persiapan
Sebelum meninggalkan fishing base menuju fishing ground maka perlu melakukan persipan pembekalan dan peralatan yang akan digunakan pada saat operasi penangkapn yng harus dipersiapkan secara matang, sehingga pada saat operasi penangkpan dapat berjalan dengan lancar. Adapun persipan yang dilakukan didrat meliputi : penyediaan es, persiapan BBN ( solar, minyak tananh, dan oli ), persiapan air tawar, persiapan makanan, persiapan alat tangkap, perwatan harian kapal, pemeriksaan harian mesin, pemeriksan dan perawatan lampu petromaks, dan pemeriksaan dn perawatan sekoci.
b. Persiapan Alat tangkap
Penyusunan alat tngkap harus sudah diprsiapkan sebelum kapal berangkat menuju fishing ground. Penataan jaring diatas dek kapal biasanya antara pelmpung badan jaring dan pemberat ( termasuk cincin ) dipisahkan. Bagian atas jaring yang berpelampung dipersiapan diturunkn paling awal kemudian dikuti dengan badan jaring dan selanjutnya pemberat besert cincin – cincinnya. Cincin disusun secara berurutan sehingga jaring tidak kusut pada saat diturunkan.
c. Operasi penangkapan
Purse seine dioperasikan pada siang dan malam hari. Alat tangkap ini menggunakan rumpon sebagai alat bantu yang berguna untuk mengumpulkan kawanan ikan selain menggunakan rumpon purse seine juga menggunakan alat bantu cahaya pada pengoperasian malam hari. Cahaya yang digunakan ini bertujuan untuk menarik dan mengkonsentrasikan ikan pada daerah sekitar rumpon yang merupaan catchable area.
Pemberangkatan ke lokasi penangkapan dilakukan pada sore hari sekitar pukul 15.00 Wita. setelah sampai di fishing ground, sekoci ditambatkan di rumpon dan lampu – lampu petromaks yang berada di sekoci mulai dinyalakan pada saat menjelang malam pukul 18.00 Wita. setelah itu sekitar ± 5 jam kemudian, sekitar pukul 24.00 Wita nelayan yang ada disekoci mulai menutup lampu petromaks dengan menggunakan tudung bewarna merah yang dimaksudkan untuk mengkonsentrasikan ikan-ikan yang sudah terkumpul. Setelah ikan-ikan terkumpul, ikatan sekoci dengan rumpon dilepaskan agar sekoci semakin menjauh dari rumpon. Hal ini dilakukan agar pada saat pelingkaran dan badan jaring tidak menyentuh tali rumpon yang dapat mengakibatkan kerusakan pada jaring.
Setelah ikan terkonsentrasi pada suatu cathable area, nelayan yang berda diatas perahu sekoci akan memberikan tanda kepada nakhoda untuk segera melakukan pelingkaran jaring, namunterlebih dahulu tali perahu sekoci yang diikatkan pada rumpon dilepaskan. Pada saat pelingkaran jaring kapal melaju dengan kecepatan tinggi agar kedua ujung jaring dapat ketemu secepat mungkin untuk menghindari gerombolan ikan ikan meloloskan diri. Hal ini sesuai dengan pendpat Sudirman dan Mallawa (2004), bahwa prinsip penangkapan ikan dengan purse seine ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring terebut membentuk dinding vertikal dngan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring kerucutkan untuk mencegah ikan meloloskan diri kearah bawah jaring.
1. Pertama-tama perahu sekoci diikatkan pada bagunan rumpon dengan jarak 10 meter. Saat menjelang malam tiba kemudian lampu dinyalakan sekitar 5 jam untuk menarik perhatian ikan yang ada pada rumpon. Kemudian diperkirakan apabila ikan tersebut sudah berpindah disekitar sekoci maka lampu petromaks ditutup dengan tudung berwarna merah yang bertujuan untuk mengkonsentrasikan ikan yang sudah terkumpul.
2. Kapal induk mendekati sekoci sementara ABK yang bertugas membuang jaring bersiap – siap pada tempatnya masing-masing dan proses pelingkaran diberi aba-aba oleh nakhoda.
3. Pelampung tanda dilemparkan ke posisi yang telah ditentukan oleh nakhoda dengan melihat arah angin dan arus untuk mengetahui arah hanyutnya jaring pada saat pelingkaran. Hal ini dilakukan agar jaring dapat melingkar dengan sempurna dan menghindari kemungkinan jaring tersangkut pada jaring-jaring kapal.
4. Kemudian kapal penangkapan dengan kecepatan penuh melingkari gerombolan ikan yang berada disekitar sekoci sambil menurunkan jaring dan pemberat. Arah lingkaran jaring selalu berlawanan dengan arah angin dan arus, kemudian ujung jaring bertemu kembali dengan ujung jaring yang pertama kali dibuang,.
5. Setelah jring membentuk satu lingkaran penuh atau kedua tepi jaring bertemu maka dilakukan penarikan tali kolor dengan maksud untuk mencegah ikan agar tidak lari kearah bawah jaring. Selanjutnya tali kolor segera ditarik penggunakan tali kolor menggunakan roller dan setelah tali kolor tergulung sepenuhnya, maka mesin roller dimatikan segera dan pemberat dinaikkan ke atas kapal.
6. Bdan jaring ditarik dari kedua ujungnya hingga tinggal bagian kantongnnya saja penarikkan dan pengangkatan jaring dilakukan oleh ABK, dimana bagian tubuh jaring yang telah berada di atas kapal langsung disusun kembali dengan teratur dan rapih.
7. Kemudian hasil yang terkumpul dibagian kantong jaring diambil dengan menggunakan serok keatas kapal.
8. Hasil tangkapan yang telah berada diatas kapal kemudian disortir menurut jenis ikan dan ukuran, ikan yang rusak segera dipisahkan kemudian disimpan dalam keranjang / basket untuk dibersihkan dengan air laut lalu dimasukkan ke dalam palka / coolbox ikan.

Pengaplikasian alat bantu pada alat tangkap purse seine
a. Rumpon
Rumpon adalah alat bantu penangkapan ikan yang dimasukkan ke dalam laut, digunakan untuk memikat ikan-ikan supaya berkumpul, sehingga mudah untuk ditangkap. Rumpon atau biasa disebut “fish aggregating divice (FAD)”., telah banyak digunakan untuk memikat ikan-ikan pelagis supaya bergerombol didekat permukaan sehingga mudah dilingkari dengan alat tangkap purse seine.
Rumpon dipasang pada kedalaman 30-75 meter, setelah dipasang kedudukan rumpon maka waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak ( sekoci ). Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diushakan agar ikan-ikan berkumpul di sekitar rumpon cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separuh dari rumpon yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Sehingaa ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon mini dilakukan penangkapan.
Rumpon yang digunakan pada praktek kerja lapang ini merupakan rumpon tradisional yang banyak digunkan oleh nelayan yang menggunakan daun kelapa. Pada lokasi kerja lapang ini terdapat satu rumpon yang dipang didaerah penangkapan ikan rumpon ini termasuk jenis rumpon menetap atau permanen pada perairan dangkal yang dibuat dari jenis material alami yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah didaerah sekitar lokasi pemasangannya. Dengan alat ini dapat mempermudah untuk menentukan daerah penangkapan ikan, sehingga waktu yang terbuang pada saat mencari kawanan relatif pendek.
Bagunan rumpon yang ada dilokasi praktek terdiri dari 4 komponen utama, yang terdiri dari :
· Pelampung (float) dari bahan stereofoam, merupakan komonen yang berfungsi mengapungkan rumpon diperairan dan juga sebagai temapat untuk mengikatkan perahu lampu (sekoci) pada saat operasi penngkapan dilakukan.
· Pemikat (antractor) merupakan komponen utama yang diikatkan dibawah atau didalam stereofoam pelampung disepanjang tali dan berfingsi untuk mengumpulkan kelompok ikan pelagis. Pemikat yang digunakan adalah daun kelapa yang berjumlah 30 pelepah, dimana setiap tali berjumlah 10 pelepah daun kelapa yang diikatkan pada tai pemberat yang berjumlah 3 jerak antar ujung pelampung (stereofoam) dengan daun kelapa yang paling atas sekitar 1 meter sedangkan jarak antara daun kelapa pada bagian bawah dengn pemberat sekitar 1 meter.
· Tali pemberat, merupakan komponen yang berfungsi mengikat daun kelapa dn uga penghubung antara pelampung dan pemberat. Tali pemberat ini berjumlah 3 buah terbuat dari bahan yang sama polyethylene dengn panjang 50 meter.
· Pemberat merupakan komponen yang berfungsi untuk memberikan daya tenggelam pada bagunana rumpon sehingga rumpon tidak hanyut terbawa arus, berasal dari batu dengan jumlah 15 buah dengan berat setiap batu sekitar 20 kg. Pemberat ini diikatkan pada ketiga tali pemberat dimana setiap kali menggunakan 5 buah batu dengan kedalaman 60 meter.
b. Roller dan mesin Roller
Roler berfungsi sebagai alat untuk menarik tali kolor . Roller ini ditempatkan pada sisi lambung kiri atau kanan kapal dimana hauling dilakukan. Roller digerkkan atau diputar dengan menggunakan mesin tenaga penggerak mesin Candong dengan kekuatan 20 PK.
c. Sekoci
Sekoci yang dikenal dengan istilah “sampan” merupkan kapal kecil yang berukuran panjang 5 meter lebar 1,25 meter dan tinggi 0,75 cm. Sekoci tidak mempunyai meisn penggerak tetapi dilengkapi dengan sebuah dayung.
Pada saat iba di fishing ground sekoci diikatkan ke rumpon agar tidak terbawa arus dan dijaga oleh satu orang ABK. D diatas Sekoci diletakkan lampu petromaks sebanyak 6 buah.
d. Serok
Serok merupakan alat bantu yang digunakan untuk memindahkan hasil tangkapan dari alat tangkap ke geladak kapal. Serok terbuat dari bahan nylon dengan lingkaran dan gagang yang terbuat dari kayu yang terbuat dari bahan rotan. Panang serok yang digunakan yaitu 1,5 meter dan diameternya 60 cm.
e. Lampu
Cahaya yang dihasilkan dari lampu petromaks dipergunakan untuk menarik ikan-ikan yang memilki sifat phototaxis positif (tertarik pada cahaya) sehingga berkumpu disekitar lampu. Lampu biasanya ditempatkan diatas sekoci. Jumlah lampu petromaks yang digunakan dilokasi praktek kerja lapang sebanyak 6 buah. Umumnya nelayan purse seine dilokasi praktek kerja lapang yang beroperasi pada malam hari masih menggunakan lampu petromaks sebagai sumber cahaya, baik itu dipadukan dengan rumpon atau hanya menggunakan lampu petromks saja.
Banyaknya nelayan yang menggunakan lampu petromaks sebagai sumber cahaya sangat didukung oleh peryataan Sudirman dan Mallawa (2004) yanh menyytakan bahwa alat tamgkap puse seine yang beroperasi pada malam hari yang tersebar luar diperairan Indonseia merupakan alat tangkap yang memanfaatkan cahaya sebagai alat bantu dengan menggunakan lampu petromaks. Selain itu penggunaan lampu petromaks sangat mudah biaya operasionalnya karena hanya menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar.

REFERENSI
Adzwar mudztahid.2008. Metode Penangkapan dan Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine).
Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor. Yayasan Dewi Sri. hal 90 .
Rika. 2011. “Metode operasi penangkapan ikan pada purse seine di KM.Ikramullah Kabupaten Barru”. Universitas Hasanuddin. Makassar.
http///www.dkp.co.id/content

Sumber : http://yhoyoji.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar