Definisi Purse seine Two Boats
Prinsip umum menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari sesuatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikan ikan-ikan akan terkumpul di bagian kantong. Dengan perkataan lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan, ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan ahirnya tertangkap. (Subani dan Barus,1986)
Purse seine merupakan alat tangkap ikan yang terbuat dari gabungan beberapa helai jaring yang dijahit menjadi satu. tepi bagian atas diapungkan dipermukaan perairan dengan sejumlah pelampung, sedangkan tepi bagian bawah diberi pemberat serta terdapat sejmlah tali yang dipasang melalui lubang-lubang cincin dimana dimana cincin ini telah terikat dengan tetap pada jaring bagian bawah.
Purse seine disebut juga sebagai pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin atau tali kerut yang dilakukan didalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut atau tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tesebut jaring tersebut jaring yang semula tidak berkantong akan terbentuk kantong pada akhir penangkapan.
Purse seine disebut juga sebagai pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin atau tali kerut yang dilakukan didalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut atau tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tesebut jaring tersebut jaring yang semula tidak berkantong akan terbentuk kantong pada akhir penangkapan.
Jadi purse seine Two Boats merupakan alat tangkap purse seine yang pada waktu melakukan operasi penangkapan dilakukan dengan bantuan dua kapal, yang prinsip kerjanya yaitu dengan cara melingkari suatu gerombolan ikan oleh salah satu kapal dan kapal yang lain sebagai penarik. Kapal-kapal ini sering disebut dengan kapal jaring dan kapal selerek.
Sejarah Perse seine two boats
Menurut Maryuto (1982), sebagian para ahli perikanan menganggap bahawa alat tangkap Purse seine berasal dari Amerika dan pertama kali digunakan pada tahun 1826, kemudian menyusul Swedia pada tahun 1880, yang selanjutnya barulah Jepang memperkenalkan purse seine yang digunakan untuk menangkap ikan sardine
Sejarah Perse seine two boats
Menurut Maryuto (1982), sebagian para ahli perikanan menganggap bahawa alat tangkap Purse seine berasal dari Amerika dan pertama kali digunakan pada tahun 1826, kemudian menyusul Swedia pada tahun 1880, yang selanjutnya barulah Jepang memperkenalkan purse seine yang digunakan untuk menangkap ikan sardine
Purse seine yang sering disebut dengan Pukat cincin sejak lama telah dikenal oleh masarakat nelayan di indonesia walaupun dengan nama dan konstruksi yang berbeda di tiap daerah, seperti pukat lnggar, pukat sengin, gae dan giop. Pukat cincin/ purse seine pertama kali dikenal di Indonesia yang diperkenalkan pertama kali di daerah pantai utara jawa oleh BPPL pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan para pengusaha perikanan di Batang (pak jadjuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973/1974) dan selanjutnya mengalami perkembangan pesat.
Purse seine dua kapal merupakan hasil perkembangan dari pengoperasian dengan satu kapal, nelayan mengembangkan purse seine dua kapal banyak terdapat daerah Pantai Utara Jawa/Jakarta, Cirebon, Batang, Penalang, Tegal, Pekamongan, Muncar. Nelayan mengembangkan purse seine yang semula dengan satu kapal menjadi dua kapal dalam pengoperasian dengan tujuan akan mendapatkan hasil tangkap yang lebih banyak dan pengoperasiannya lebih efisien dan melakukan Modifikasi terhadap alat tangkapnya tetapi prinsip kerjanya sama
Prospektif Purse seine Two boats
Prinsip utama pengoperasian perse seine dua kapal adalah dengan cara melingkari gerombolan ikan, gerombolan ikan biasanya memiliki kepadatan antar 0,5 – 5 Kg /m3. suatu jumlah yang jutaan kali lebih padat dari pada kepadatan ikan yang terdapat diseluruh lautan dunia. (Fridman, 1988) pengoperasian purse seine menjadi lebih tidak menguntungkan apabila kepadatan gerombolan ikan didalam air dibawah 1 kg/m3, namun tergantung juga dari harga ikan dan kondisi techno economic yang lain.
Purse seine dua kapal merupakan hasil perkembangan dari pengoperasian dengan satu kapal, nelayan mengembangkan purse seine dua kapal banyak terdapat daerah Pantai Utara Jawa/Jakarta, Cirebon, Batang, Penalang, Tegal, Pekamongan, Muncar. Nelayan mengembangkan purse seine yang semula dengan satu kapal menjadi dua kapal dalam pengoperasian dengan tujuan akan mendapatkan hasil tangkap yang lebih banyak dan pengoperasiannya lebih efisien dan melakukan Modifikasi terhadap alat tangkapnya tetapi prinsip kerjanya sama
Prospektif Purse seine Two boats
Prinsip utama pengoperasian perse seine dua kapal adalah dengan cara melingkari gerombolan ikan, gerombolan ikan biasanya memiliki kepadatan antar 0,5 – 5 Kg /m3. suatu jumlah yang jutaan kali lebih padat dari pada kepadatan ikan yang terdapat diseluruh lautan dunia. (Fridman, 1988) pengoperasian purse seine menjadi lebih tidak menguntungkan apabila kepadatan gerombolan ikan didalam air dibawah 1 kg/m3, namun tergantung juga dari harga ikan dan kondisi techno economic yang lain.
Banyaknya hasil tangkapan sekali setting (tebar) dari purse seine tergantung dari pada ukuran alat dan kapal. Hasil tangkapan berkisar mulai dari 0,25 sampai 0,5 ton persetting (tebar) untuk alat ukuran kecil sampai mencapai ratusan ton ikan Hering Untuk purse seine ukuran besar dinegara Eropa Utara, Amerika dan Jepang hal ini telah menunjukkan bahwa begitu efektifnya hasil tangkapan ikan dengan menggunakan purse seine dengan dua kapal. Untuk daerah-daerah di Indonesia alat tangkap Purse seine juga sama efektifnya dan tidak terlalu jauh dengan daerah-daerah di Eropa atau Jepang yang membedakan hanyalah penambahan teknologi atau alat bantu dalam pengoperasian sehingga menjadikan proses penangkapan lebih efisien.
Konstruksi umum
Purse seine merupakan alat tangkap yang ikan yang terbuat dari gabungan beberapa helai jaring yang dijahit menjadi satu. tapi bagian atas diapungkan dipermukaan perairan dengan sejumlah pelampung, sedangkan tepi bagian bawah diberi pemberat serta terdapat sejumlah tali yang dipasang melalui lubang-lubang cincin dimana dimana cincin ini telah terikat dengan tetap pada jaring bagian bawah.
Konstruksi umum
Purse seine merupakan alat tangkap yang ikan yang terbuat dari gabungan beberapa helai jaring yang dijahit menjadi satu. tapi bagian atas diapungkan dipermukaan perairan dengan sejumlah pelampung, sedangkan tepi bagian bawah diberi pemberat serta terdapat sejumlah tali yang dipasang melalui lubang-lubang cincin dimana dimana cincin ini telah terikat dengan tetap pada jaring bagian bawah.
Purse seine mempunyai bentuk kontruksi yang berbeda ditiap-tiap daerah, konstruksi umum berdasarkan fridman (1988) bahwa Purse seine secara umum terdiri atas beberapa komponen penting antara lain: bagian jaring, srampatan (selvedge), tali temali, pelampung, pemberat dan cicin.
Banyak hal yang membedakan suatu bentuk dari tiap-tiap masing-masing komponen terutama ada jaring, pada bagian jaring bisa terdapat kantong (pocket), lama kelamaan berubah dan tenyata bahwa jaring tanpa kantong lebih praktis. Pada garis besarnya jaring terdiri dari bag, cork line (floating line), win led line (sinker line), purse line, purse ring, bridle. Dengan menarik purse line, jaring pada bagian bawah akan menutup.
Banyak hal yang membedakan suatu bentuk dari tiap-tiap masing-masing komponen terutama ada jaring, pada bagian jaring bisa terdapat kantong (pocket), lama kelamaan berubah dan tenyata bahwa jaring tanpa kantong lebih praktis. Pada garis besarnya jaring terdiri dari bag, cork line (floating line), win led line (sinker line), purse line, purse ring, bridle. Dengan menarik purse line, jaring pada bagian bawah akan menutup.
Bentuk purse seine pada umumnya adalah segi empat Kadangkala bentuk jaringnya lebih dalam pada bagian tengah kemudian mengecil setelah dekat pada bagian sayap dan kantong. Tali pemberat yang lebih panjang dari pada tali pelampung, lebih cepat tenggelam, tetapi tali pemberat yang lebih pendek dari tali pelampung akan dapat lebih cepat lebih dikerutkan dan dapat meningkatkan pengaruh menyerok dari purse seine. Jaring yang diangkat dengan menggunakan power block memerlukan panjang yang harus relatif sama antara tali pemberat dan tali pelampung.
Pada tiap-tiap konstuksi dari purse seine banyak mengalami perubahan tehadap bentuk konstruksi awal, hal ini disebabkan karena terjadi modifikasi terhadap konstruksi secara umum terhadap purse seine. Bentuk-bentuk tersebut disesuaikan dengan kondisi dan lokasi penangkapan ikan, jika penangkapan dilakukan pada daerah dengan kedalaman yang semakin dalam maka kostruksinya akan mengalami modifikasi yang lebih baik terutama masalah kekutan jaring, kecepatan tenggelam, daya apung dan kekuatan tali penarik. Sehingga dibutuhkan kekuatan pada masing-masing komponen utamanya.
Detail Konstuksi
Pada komponen utama pada purse seine adalah jaring, srampatan (selvedge), tali temali, pelampung, pemberat dan cincin. Sehingga dapat dijelaskan secara detail pada tiap komponen konstuksi utama, antara lain adalah:
1. Bagian jaring
Pada bagian jaring, dalam pembentukan nama-nama dari komponenya belum jelas karena pada setiap daerah memiliki nama yang berbeda, pada jaring komponennya dibagi menjadi tiga bagian antara lain adalah: jaring utama (nillon 210 D/9,# 1inci 1”), Jaring sayap (Nillon 210 D/6,# 1 inci 1” ), jaring kantong (# ¾ inci ¾).
2. Serampatan
Serampatan /selvedge dipasang pada bagian pingggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Serampatan dipasang pada bagian atas, bawah dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama yakni PE 380 (12,#1 Inci , 1”) sebanyak 20,25 dan 20 mata.
3. Tali temali
Komponen pembentuknya adalah: Tali pelampung (PE,Ǿ10 mm,) dengan panjang 420 m, Tali ris atas (PE,Ǿ 6 mm dan 8 mm) dengan panjang 420 m, Tali ris bawah (PE,Ǿ 6mm dan 8 mm), Tali pemberat (PE,ø 10 mm) dengan panjang 450 m, Tali kolor (kuralon PE,ø 26 mm) dengan panjang 500 m, tali slmbar (PE,ø27mm ) Dengan panjang bagian kanan 38 m dan kiri 15 m.
4. Pelampung
Ada dua pelampung dengan bahan yang sama yakni sintetic rubber (SR) pelampung Y-50 di pasng di pinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y- 80 dipasang ditengah 400 buah. Pelampung yang di pasang dibagian tengah lebih rapat dibandingkan dengan bagian yang pinggirnya.
5. Pemberat
Pemberat pada purse seine terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5 cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang yang panjangnya satu meter dengan dengan jarak tiga meter setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
Karakteristik
Jaring Purse seine mempunyai karakteristik tersendiri karena setiap daerah bentuk purse seine mempunyai perbedaan dengan daerah lainnya. Pada umumnya di indonesia menggunakan tipe muncar karena awalnya purseine berkembang didaerah muncar dengan pesat.
Sedangkan untuk secara umumnya bentuk yang dan dimuncar mengikuti bentuk konstruksi purse seine tipe Amerika, Tetapi dalam tiap waktu bentuk purse tidak akan tetap tetapi selalu mengalami perubahan akibat hasil dari modifikasi yang dilakukan oleh nelayan setempat. Perbedaan antar bentuk dari tipe jepang dengan tipe Amerika adalah dilihat dari tali kolor bawahnya kalu tipe Amerika mempunyai bentuk tali kolor yang lurus sedangkan pada tipe Jepang membentuk gelombang.
Keterangan :
A. BODI J. TALI KANG
B. SAYAP K. TALI PELAMPUNG
C. KANTONG BAGIAN ATAS L. TALI PENGUAT RIS ATAS
D. KANTONG BAGIAN BAWAH M. TALI RIS ATAS
E. SELVEGDE BAGIAN BAWAH N. TALI RIS BAWAH
F. SELVEGDE BAGIAN ATAS O. TALI PENGUAT RIS BAWAH
G. PELAMPUNG P. TALI PEMBERAT.
H. PEMBERAT Q. TALI KOLOR
I. CINCIN
Bahan dan Spesifikasi
Bahan yang digunakan dalam pembuatan purse seine dua kapal adalah:
a) Tali temali
- Tali Pelampung
Tali pelampung ini terbuat dari Polyetheline, berdiameter 8mm, dengan bentuk pintalan S dan panjangnya 350 m. Tali pelampung ini dipasang terpisah dari tli ris atas dan berfungsi untuk menempatkan pelampung sehingga tersususun teratur sesuai dengan jarak yang kita inginkan.
- Tali ris atas
Tali ris atas terbuat dari bahan polyetelene, berdiameter 8 mm, warna biru dengan panjang 350 m, serta mempunyai arah pintalan ke kiri (Z). Yang berfungsi untuk untuk menempatkan tali penggantung jaring agar jaring berada pada posisi yang tepat.
- Tali Ris bawah
Tali ris bawah ini terbuat dari bahan nilon, berdiameter 8 mm, berwarna biru, dengan arah pintalan kekiri (Z). Tali ris bawah termasuk tali samping pada purse seine bersama-sama dengan tali pemberat menempatkan pemberat pada kedudukan yang tetap.
- Tali penguat ris atas
Tali ris atas ini berbahan dari nilon yang ber diameter 6 mm. Dengan rah pintalan kekanan (S). yang berfungsi untuk memperkuat tali ris atas.
- Tali Pemberat
Tali ini berbahan dari poly eteline, yang berdiameter 10 mm, berwarna biru yang masing masing panjangnya 80 cm, mempunyai bentuk kaki tunggal dan berfungsi untuk menggantung cincin pada tali ris bawah dan pemberat.
- Tali Kolor
Yaitu tali yang masuk kedalam lubang tiap cincin. Tali ini berfungsi untuk mengumpulkan ring atau jaring bagian bawah pada waktu operasi setelah jaring selesai dilingkarkan. Bahan dari tali ini adalah polyetelene dengan panjang 370 m.
- Tali selambar
Terbuat dari bahan polyetelene berdiameter 10 mm, berwarna biru dengan arah pintalan kekanan dan mempunyai panjang 370 m.
b) kaki Penguat
Kaki penguat ini mengelilingi jaring utama yang bertujuan agar jaring utama tiada cepat rusak atau cepat robek pada saat dioperasikan. Bahan selvedge lebih kaku dari bahan jaring utama seperti Polyetelene (PE).
d) Pemberat
Bahan Pemberat yang digunakan terbuat dari timah hitam, dengan panjang 5,5 cm.berdiameter 3 cm, dan memiliki berat 250 gram. Jarak antara pemberat tali ris adalah 25 cm.
e) Pelampung
Bahan yang digunakan adalah KS 100. Bentuk umumnya adalah oval , panjangnya 12 cm,diameter 9 cm dengan berat sekitar 150 gram.
f) Cincin
Cincin yang digunakan adalah dari bahan besi yang dilapisi denagan kuningan, berbentuk lingkaran dengan diameter 9,8 cm, dipasang dengan tali cincin sepanjang tali ris bawah.
HASIL TANGKAPAN
Dalam melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan Purse seine dua kapal hal yang penting untuk diperhitungkan adalah bagaimana menentukan tempat gerombolan ikan, yang selanjutnya dilakukan pelingkaran jaring dan siap untuk melakukan penangkapan.
Hasil Tangkapan ikan yang utama didapat dengan menggunakan purse seine berdasarkan Subani dan Barus (1986) bahwa untuk didaerah Pulau Jawa dan sekitarnya purse seine digunakan untuk menangkap jenis ikan: Layang (Decapterus spp), Bentong (Caranx sp), kembung (Lasteriger sp), Lemuru (Sardenilla sp). dan lain-lain.
DAERAH PENANGKAPAN
Tujuan utama dalam melakukan penangkapan adalah mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, penagkapan dengan menggunakan alat purse seine dengan dua kapal dilakukan dengan cara mengintari/ mengelilingi gerombolan ikan, Infomasi tentang gerombolan ikan sebelumnya harus mengetahui sifat /karakteristik dari ikan tersebut. Data yang berhubungan erat antara lain adalah bentuk gerombolan ikan, kecepatan migrasi ikan, serta mengetahui waktu pemijahannya.
Detail Konstuksi
Pada komponen utama pada purse seine adalah jaring, srampatan (selvedge), tali temali, pelampung, pemberat dan cincin. Sehingga dapat dijelaskan secara detail pada tiap komponen konstuksi utama, antara lain adalah:
1. Bagian jaring
Pada bagian jaring, dalam pembentukan nama-nama dari komponenya belum jelas karena pada setiap daerah memiliki nama yang berbeda, pada jaring komponennya dibagi menjadi tiga bagian antara lain adalah: jaring utama (nillon 210 D/9,# 1inci 1”), Jaring sayap (Nillon 210 D/6,# 1 inci 1” ), jaring kantong (# ¾ inci ¾).
2. Serampatan
Serampatan /selvedge dipasang pada bagian pingggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Serampatan dipasang pada bagian atas, bawah dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama yakni PE 380 (12,#1 Inci , 1”) sebanyak 20,25 dan 20 mata.
3. Tali temali
Komponen pembentuknya adalah: Tali pelampung (PE,Ǿ10 mm,) dengan panjang 420 m, Tali ris atas (PE,Ǿ 6 mm dan 8 mm) dengan panjang 420 m, Tali ris bawah (PE,Ǿ 6mm dan 8 mm), Tali pemberat (PE,ø 10 mm) dengan panjang 450 m, Tali kolor (kuralon PE,ø 26 mm) dengan panjang 500 m, tali slmbar (PE,ø27mm ) Dengan panjang bagian kanan 38 m dan kiri 15 m.
4. Pelampung
Ada dua pelampung dengan bahan yang sama yakni sintetic rubber (SR) pelampung Y-50 di pasng di pinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y- 80 dipasang ditengah 400 buah. Pelampung yang di pasang dibagian tengah lebih rapat dibandingkan dengan bagian yang pinggirnya.
5. Pemberat
Pemberat pada purse seine terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5 cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang yang panjangnya satu meter dengan dengan jarak tiga meter setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
Karakteristik
Jaring Purse seine mempunyai karakteristik tersendiri karena setiap daerah bentuk purse seine mempunyai perbedaan dengan daerah lainnya. Pada umumnya di indonesia menggunakan tipe muncar karena awalnya purseine berkembang didaerah muncar dengan pesat.
Sedangkan untuk secara umumnya bentuk yang dan dimuncar mengikuti bentuk konstruksi purse seine tipe Amerika, Tetapi dalam tiap waktu bentuk purse tidak akan tetap tetapi selalu mengalami perubahan akibat hasil dari modifikasi yang dilakukan oleh nelayan setempat. Perbedaan antar bentuk dari tipe jepang dengan tipe Amerika adalah dilihat dari tali kolor bawahnya kalu tipe Amerika mempunyai bentuk tali kolor yang lurus sedangkan pada tipe Jepang membentuk gelombang.
Keterangan :
A. BODI J. TALI KANG
B. SAYAP K. TALI PELAMPUNG
C. KANTONG BAGIAN ATAS L. TALI PENGUAT RIS ATAS
D. KANTONG BAGIAN BAWAH M. TALI RIS ATAS
E. SELVEGDE BAGIAN BAWAH N. TALI RIS BAWAH
F. SELVEGDE BAGIAN ATAS O. TALI PENGUAT RIS BAWAH
G. PELAMPUNG P. TALI PEMBERAT.
H. PEMBERAT Q. TALI KOLOR
I. CINCIN
Bahan dan Spesifikasi
Bahan yang digunakan dalam pembuatan purse seine dua kapal adalah:
a) Tali temali
- Tali Pelampung
Tali pelampung ini terbuat dari Polyetheline, berdiameter 8mm, dengan bentuk pintalan S dan panjangnya 350 m. Tali pelampung ini dipasang terpisah dari tli ris atas dan berfungsi untuk menempatkan pelampung sehingga tersususun teratur sesuai dengan jarak yang kita inginkan.
- Tali ris atas
Tali ris atas terbuat dari bahan polyetelene, berdiameter 8 mm, warna biru dengan panjang 350 m, serta mempunyai arah pintalan ke kiri (Z). Yang berfungsi untuk untuk menempatkan tali penggantung jaring agar jaring berada pada posisi yang tepat.
- Tali Ris bawah
Tali ris bawah ini terbuat dari bahan nilon, berdiameter 8 mm, berwarna biru, dengan arah pintalan kekiri (Z). Tali ris bawah termasuk tali samping pada purse seine bersama-sama dengan tali pemberat menempatkan pemberat pada kedudukan yang tetap.
- Tali penguat ris atas
Tali ris atas ini berbahan dari nilon yang ber diameter 6 mm. Dengan rah pintalan kekanan (S). yang berfungsi untuk memperkuat tali ris atas.
- Tali Pemberat
Tali ini berbahan dari poly eteline, yang berdiameter 10 mm, berwarna biru yang masing masing panjangnya 80 cm, mempunyai bentuk kaki tunggal dan berfungsi untuk menggantung cincin pada tali ris bawah dan pemberat.
- Tali Kolor
Yaitu tali yang masuk kedalam lubang tiap cincin. Tali ini berfungsi untuk mengumpulkan ring atau jaring bagian bawah pada waktu operasi setelah jaring selesai dilingkarkan. Bahan dari tali ini adalah polyetelene dengan panjang 370 m.
- Tali selambar
Terbuat dari bahan polyetelene berdiameter 10 mm, berwarna biru dengan arah pintalan kekanan dan mempunyai panjang 370 m.
b) kaki Penguat
Kaki penguat ini mengelilingi jaring utama yang bertujuan agar jaring utama tiada cepat rusak atau cepat robek pada saat dioperasikan. Bahan selvedge lebih kaku dari bahan jaring utama seperti Polyetelene (PE).
d) Pemberat
Bahan Pemberat yang digunakan terbuat dari timah hitam, dengan panjang 5,5 cm.berdiameter 3 cm, dan memiliki berat 250 gram. Jarak antara pemberat tali ris adalah 25 cm.
e) Pelampung
Bahan yang digunakan adalah KS 100. Bentuk umumnya adalah oval , panjangnya 12 cm,diameter 9 cm dengan berat sekitar 150 gram.
f) Cincin
Cincin yang digunakan adalah dari bahan besi yang dilapisi denagan kuningan, berbentuk lingkaran dengan diameter 9,8 cm, dipasang dengan tali cincin sepanjang tali ris bawah.
HASIL TANGKAPAN
Dalam melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan Purse seine dua kapal hal yang penting untuk diperhitungkan adalah bagaimana menentukan tempat gerombolan ikan, yang selanjutnya dilakukan pelingkaran jaring dan siap untuk melakukan penangkapan.
Hasil Tangkapan ikan yang utama didapat dengan menggunakan purse seine berdasarkan Subani dan Barus (1986) bahwa untuk didaerah Pulau Jawa dan sekitarnya purse seine digunakan untuk menangkap jenis ikan: Layang (Decapterus spp), Bentong (Caranx sp), kembung (Lasteriger sp), Lemuru (Sardenilla sp). dan lain-lain.
DAERAH PENANGKAPAN
Tujuan utama dalam melakukan penangkapan adalah mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, penagkapan dengan menggunakan alat purse seine dengan dua kapal dilakukan dengan cara mengintari/ mengelilingi gerombolan ikan, Infomasi tentang gerombolan ikan sebelumnya harus mengetahui sifat /karakteristik dari ikan tersebut. Data yang berhubungan erat antara lain adalah bentuk gerombolan ikan, kecepatan migrasi ikan, serta mengetahui waktu pemijahannya.
Informasi tentang daerah tangkapan digunakan untuk menentukan bentuk dan ukuran jaring serta kekuatanya. Data kedalaman, keadaan dasar perairan, Temokilin, perubahan salinitas, arus dan kondisi cuaca perlu dipakai. Kedalaman dan keadaan dasar merupakan faktor yang penting dalam menentukan kedalaman dan rancangan jaring untuk setiap areal penangkapan, bila tali pemberat jaring bisa meyentuh dasar perairan. Termoklin dan perubahan salinitas dapat merupakan faktor kendala bagi beberapa species ikan dan kedalaman juga merupakan faktor dalam menentukan kedalaman dan kecepatan tenggelam (sinking speed) jaring. Dan yang penting bahwa ikan muncul dalam jumlah yang banyak ketika musim yang cocok pada ikan tiba, misalkan pada suatu daerah ikan lemuru akan muncul lebih dalam jumlah yang banyak pada waktu musim penghujan akan dimulai sehingga dalam melakukan penangkapan perlu memperhitungkan waktu/musim ikan bermigrasi ataupun memijah dan dapat memperhitungkan tempat yang cocok atau dalam melakukan oprasi penangkapan.
ALAT BANTU PENANGKAPAN
Dalam penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine agar lebih efisien dalam melakukan penangkapan maka diperlukan alat bantu dalam melakukan pengoperasian. Purse seine dua kapal membutuhkan jenis kapal yang cukup besar karena operasi yang dilakukan purse seine dengan dua kapal berada pada daerah yang relatif lebih dalam.
ALAT BANTU PENANGKAPAN
Dalam penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine agar lebih efisien dalam melakukan penangkapan maka diperlukan alat bantu dalam melakukan pengoperasian. Purse seine dua kapal membutuhkan jenis kapal yang cukup besar karena operasi yang dilakukan purse seine dengan dua kapal berada pada daerah yang relatif lebih dalam.
Adapun spesifikasi kapal yang digunakan dalam purse seine dua kapal adalah untuk tipe Madura (golekan): Kapal Jaring berukuran P x L x D = 11 x 2,7 x 1,5 m yang dilengkapi dengan motor luar (out board motor). Perahu ini digunakan untuk menjaring dan memuat hasil tangkapan, Kapal Slerek ukuran P x L x D = 13 x 2,8 x 1,5 m yang dilengkapi dengan dua buah motor luar (out board two motor), perahu pelak atau tempat lampu yang berukuran P x L x D = 4 x 0,5 x 0,6 m yang biasanya dipergunakan untuk lampu petromaks atau lampu lainya yang mempunyai daya terang lebih baik agar ikan terkumpul disekitar lampu tersebut yang selanjutnya siap untuk melakukan penangkapan. Jumlah anak buah kapal yang dibutuhkan untuk kapal slerek dibutuhkan 13 -15 orang sedangkan untuk perahui jaring dibutuhkan sekitar 8 – 11 orang.
Alat bantu yang digunakan dalam penangkapan dengan Purse seine adalah:
a) Roller : yaitu alat tempat lewatnya tali kolor/ purse line saat ditarik oleh kapal, bertujuan agar tali kolor tersebut tidak seberapa besar menerima gesekan dengan perahu.
b) Sampan/Perahu kecil : berfungsi untuk tempat lampu dalam pengumpulan ikan
c) Serok : berfungsi untuk mengambil atau menyerok ikan-ikan hasil tangkapan dari bagian jaring keatas perahu
TEKNIK OPERASI
Purse seine yang pada umumnya merupkan jaring lingkar atau yang sering disebut dengan jaring cincin sehingga pada proses penangkapannya pun dilakukan dengan melingkari gerombolan ikan.
Pada mulanya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) dan ada juga jaring diletakkan pada samping kapal.
a) Roller : yaitu alat tempat lewatnya tali kolor/ purse line saat ditarik oleh kapal, bertujuan agar tali kolor tersebut tidak seberapa besar menerima gesekan dengan perahu.
b) Sampan/Perahu kecil : berfungsi untuk tempat lampu dalam pengumpulan ikan
c) Serok : berfungsi untuk mengambil atau menyerok ikan-ikan hasil tangkapan dari bagian jaring keatas perahu
TEKNIK OPERASI
Purse seine yang pada umumnya merupkan jaring lingkar atau yang sering disebut dengan jaring cincin sehingga pada proses penangkapannya pun dilakukan dengan melingkari gerombolan ikan.
Pada mulanya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) dan ada juga jaring diletakkan pada samping kapal.
Adapun urutan dalam teknik operasi penangkapan ikan dengan menggunakan jaring cincin atau purse seine dua kapal adalah :
1. Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu, hal ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat pada permukaan air, ikan-ikan yang melompat-lompat dipermukaan, terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan, buih-buih dipermukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan. Hal–hal tersebut dilakukan biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari terbenam, disaat–saat geromolan ikan-ikan teraktif untuk naik kepermukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya alat bantu seper GPS yang dapat mengetahui posisi ikan atau tempat gerombolan ikan sehingga lokasi penangkapannyapun mudah ditentukan. Sehingga waktu pemberangkatan kapal dapat dilakukan sewaktu waktu tidak terbatas pada siang hari atau malam hari tetapi sewaktu waktu.
2. Hal biasa yang dilakukan oleh nelayan daerah adalah pengoperasian pada waktu malam hari, mengumpulkan ikan atau menaikkan ikan kepermukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan Fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan. Kuat cahaya (light intensity) yang digunakan berbeda–beda, tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya, juga pada sifat phototaxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
3. Setelah soal Fish ditemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density, hal ini dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula pola arah, kekuatan, kecepatan angin dan arus sesudah hal-hal tersebut diperhitungkan barulah jaring dipasang jaring dipasang harus lebih cepat agar ikan tidak cepat lari atau lepas. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan, kapal dijalankan dengan cepat dengan tujuan agar gerombolan ikan segera dapat terkepung, setelah selesai mulailah purse line ditarik dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup untuk mencegah agar ikan tidak melarikan diri ke bawah, dapat dilakukan dengan pemberat ataupun dengan menggerak-gerakkan galah, memukul-mukul permukaan air, setelah purse line selesai barulah ditarik, barulah float line serta tubuh jaring ( wing ), dan ikan ikan diserok kekapal.
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI TANGKAPAN
Pengoperasian penangkapan ikan pasti akan mengalami suatu kendala baik yang bersifat teknis ataupun non teknis yang dapat mengurangi hasil tangkapan ikan. Hal- hal yang bersifat teknis antara lain adalah kurang baiknya nelayan dalam melakukan operasi sedangkan untuk hal non teknis antara lain adalah lepas ikan dan kecepatan kapal untuk melingkari gerombolan ikan.
Fridman mengatakan bahwa ikan dapat lolos dari jaring disebabkan karena:
a. keluar melalui celah-celah diantara dua ujung jaring
b. Kebawah melalui tali pemberat ketika jaring sedang di tebar
c. kebawah melalui tali pemberat ketika tali kerut sedang ditarik.
Jaring yang lebih panjang akan memerlukan waktu lebih banyak waktu, yaitu mulai dari menurunkan jaring sampai dengan menarik tali kerut sehingga memberi kesempatan lebih besar pada ikan untuk meloloskan diri melalui celah, tetapi bisa juga karena ikan merasa berdesak-desakan, mereka diam secara secara pasif didalamnya sampai jaring selesai dikerutkan. Meloloskan diri melalui tali pemberat tidak banyak dipengaruhi panjang tetapi dapat menunjukkan bahwa kedalaman jaring tadi terlalu rendah atau kecepatan tenggelam dari jaring kurang baik. Penangkapan dikatakan berhasil dapat diketahui dicari hasil ikan yang didapat setelah menangkap gerombolan ikan.
Sumber : Rivai Silaban, http://zheluphnhella.blogspot.co.id
1. Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu, hal ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat pada permukaan air, ikan-ikan yang melompat-lompat dipermukaan, terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan, buih-buih dipermukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan. Hal–hal tersebut dilakukan biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari terbenam, disaat–saat geromolan ikan-ikan teraktif untuk naik kepermukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya alat bantu seper GPS yang dapat mengetahui posisi ikan atau tempat gerombolan ikan sehingga lokasi penangkapannyapun mudah ditentukan. Sehingga waktu pemberangkatan kapal dapat dilakukan sewaktu waktu tidak terbatas pada siang hari atau malam hari tetapi sewaktu waktu.
2. Hal biasa yang dilakukan oleh nelayan daerah adalah pengoperasian pada waktu malam hari, mengumpulkan ikan atau menaikkan ikan kepermukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan Fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan. Kuat cahaya (light intensity) yang digunakan berbeda–beda, tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya, juga pada sifat phototaxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
3. Setelah soal Fish ditemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density, hal ini dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula pola arah, kekuatan, kecepatan angin dan arus sesudah hal-hal tersebut diperhitungkan barulah jaring dipasang jaring dipasang harus lebih cepat agar ikan tidak cepat lari atau lepas. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan, kapal dijalankan dengan cepat dengan tujuan agar gerombolan ikan segera dapat terkepung, setelah selesai mulailah purse line ditarik dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup untuk mencegah agar ikan tidak melarikan diri ke bawah, dapat dilakukan dengan pemberat ataupun dengan menggerak-gerakkan galah, memukul-mukul permukaan air, setelah purse line selesai barulah ditarik, barulah float line serta tubuh jaring ( wing ), dan ikan ikan diserok kekapal.
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI TANGKAPAN
Pengoperasian penangkapan ikan pasti akan mengalami suatu kendala baik yang bersifat teknis ataupun non teknis yang dapat mengurangi hasil tangkapan ikan. Hal- hal yang bersifat teknis antara lain adalah kurang baiknya nelayan dalam melakukan operasi sedangkan untuk hal non teknis antara lain adalah lepas ikan dan kecepatan kapal untuk melingkari gerombolan ikan.
Fridman mengatakan bahwa ikan dapat lolos dari jaring disebabkan karena:
a. keluar melalui celah-celah diantara dua ujung jaring
b. Kebawah melalui tali pemberat ketika jaring sedang di tebar
c. kebawah melalui tali pemberat ketika tali kerut sedang ditarik.
Jaring yang lebih panjang akan memerlukan waktu lebih banyak waktu, yaitu mulai dari menurunkan jaring sampai dengan menarik tali kerut sehingga memberi kesempatan lebih besar pada ikan untuk meloloskan diri melalui celah, tetapi bisa juga karena ikan merasa berdesak-desakan, mereka diam secara secara pasif didalamnya sampai jaring selesai dikerutkan. Meloloskan diri melalui tali pemberat tidak banyak dipengaruhi panjang tetapi dapat menunjukkan bahwa kedalaman jaring tadi terlalu rendah atau kecepatan tenggelam dari jaring kurang baik. Penangkapan dikatakan berhasil dapat diketahui dicari hasil ikan yang didapat setelah menangkap gerombolan ikan.
Sumber : Rivai Silaban, http://zheluphnhella.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar