Minggu, 11 Januari 2015

Budidaya Udang Vanname Tambak Intensif Menggunakan Plastik Mulsa

Udang Vaname (Lithopenaeus vannamei) adalah udang yang berasal dari bagian barat pantai Amerika Latin, udang ini telah berhasil dibudidayakan di daerah tropis, di beberapa wilayah Indonesia.
Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh udang vannamei antara lain, responsif terhadap pakan, dapat di tebar dengan kepadatan tinggi karena mengisi kolom air dalam pemeliharaannya. Udang vanname juga memiliki pasaran yang luas di tingkat internasional. Ukuran Pasar dapat dijual pada ukuran 15 - 25 gram/ekor atau pada saat udang berumur sekitar 100 hari. Udang vaname membutuhkan pakan dengan kandungan protein 25 – 30 %, lebih rendah daripada udang windu.

Daerah Pengembangan
Daerah pengembangan usaha pembudidayaan udang vaname adalah Provinsi Lampung, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Nangroe Aceh Darusalam (NAD), Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan.










Artinya : dengan keuntungan yang diperoleh dari tiap siklusnya modal investasi dapat kembali dalam satu siklus.

SUMBER:
DUB-DJPB, 2012. Leaflet Budidaya Udang Vaname Tambak Intensif Menggunakan Plastik Mulsa. http//dub.djpb.kkp.go.id Direktorat Usaha Budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Jakarta.

Budidaya Ikan Patin

Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).

Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.

Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.

Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.

Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.

Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.

Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.

Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.

Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.

Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.

Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.

Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.

Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.

Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.

Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.

Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg.

SUMBER:
http://bdp-unhalu.blogspot.com
http://agusrochdianto.wordpress.com
http://ebookbrowsee.net
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com

Analisa Usaha Budidaya Rumput Laut Metode Rakit Apung



Komoditas rumput laut merupakan salah satu komoditas yang sudah diperdagangkan secara global dan memiliki potensi yang sangat besar serta potensial untuk dikembangkan dan dapat diandalkan. Wilayah potensi penghasil komoditas rumput laut di Indonesia terdapat di seluruh wilayah Indonesia kecuali Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan D.I. Yogyakarta.

1. Investasi
Investasi dalam usaha budidaya rumput laut dengan metode rakit apung berupa perahu jukung, pemberat, tali pemberat, pelampung, tali ris, tali rapiah, bambu dan bibit rumput laut.


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa budidaya rumput laut dengan metode rakit apung memerlukan investasi awal sebesar Rp. 3.050.000,- komponen Investasi disusutkan selama 1 tahun dan waktu usaha adalah 1 tahun.

2. Modal Kerja.

Modal kerja untuk budidaya rumput laut dengan metode rakit apung meliputi pembuatan rakit, pemasangan pemberat dan rakit, pengikatan bibit, penanaman bibit, biaya panen, pembuatan tali ris bentang dan perawatan.


3. Investasi dan Modal Kerja

Kebutuhan dana untuk budidaya rumput laut dengan metode rakit apung meliputi Investasi Rp. 3.535.000,- meliputi Investasi Rp. 3.050.000,- dan modal kerja Rp. 485.000,-. Pada umumnya pinjaman (Kredit) untuk menutup Investasi dan modal kerja. Dana tersebut dipenuhi dari kredit yang mempunyai jangka waktu pengembalian selama 1 tahun dengan tingkat suku bunga 16 %.



4. Proyeksi Produksi dan Pendapatan

Hasil penjualan usaha budidaya Rumput Laut dengan Metode Rakit Apung. Dengan jumlah bibit yang ditebar sebanyak 350 kg, dan hasil produksi sebanyak 438 kg/siklus serta harga jual per kg Rp. 7.000,- maka diperoleh pendapatan sebesar Rp. 3.062.500,- setiap periode/siklus atau Rp. 15.312.500,- per tahun (5 siklus).



5. Proyeksi Laba Rugi

Proyeksi laba rugi usaha budidaya rumput laut dengan metode rakit apung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun pertama budidaya rumput laut dengan metode rakit apung mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 9.441.580,- dengan profit margin sebesar 61,66%.

6. Kelayakan Usaha

Kelayakan usaha budidaya rumput laut dengan metode rakit apung dapat dilihat dari tabel berikut:



Berdasarkan perhitungan analisa kelayakan usaha diatas budidaya Rumput Laut dengan Metode Rakit Apung ini menguntungkan dikarenakan pada discount factor 20% per tahun net B/C ratio sebesar 3,04 (> 1), PBP 0,33 tahun dan NPV sebesar Rp. 7.200.288,- (> 0). Sedangkan nilai IRR 264,57% (> discount rate) maka usaha ini masih layak dilakukan sampai pada tingkat suku bunga sebesar 264,57% per tahun. Sedangkan jangka waktu pengembalian seluruh Investasi/PBP (usaha) adalah + 0,33 tahun (0,33 tahun = dua siklus). Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian Investasi lebih kecil dari periode usaha yaitu 1 tahun.




SUMBER:

DUB-DJPB, 2012. Leaflet ANALISA USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT METODE RAKIT APUNG. http//dub.djpb.kkp.go.id Direktorat Usaha Budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Jakarta.

Pengelolaan Hama Penyakit pada Pemeliharaan Ikan Mas Koki


Pakan yang rentan membawa bibit penyakit adalah bahan pakan alami atau pakan hidup, seperti cacing sutera, larva nyamuk, atau kutu air. Dapat juga berasal dan pakan olahan seperti cacing super beku (frozen blood worm). Tidak dapat dipungkiri semua jenis pakan alami tersebut diambil dan perairan yang kotor.
Pakan lain yang juga umum dikonsumsi maskoki, terutama induknya, yaitu larva nyamuk (Mosquito lurvacide) yang populer disebut cuk atau ughet-ughet (Jawa). Larva berukuran 10-25 mm ini hidup berkelompok di air tergenang ber-pH rendah antara 6-6,5. Larva nyamuk yang baru diambil tidak dapat langsung dikonsumsi maskoki karena ada juga sejenis ulat yang tidal layak dikonsumsi maskoki.
Cara membersihkan ulat tersebut dengan memasukkan larva nyamuk ke dalam baskom yang sudah terisi air 1/2 bagian. Kemudian, larutkan 1 tetes Tetra AquaSafe/liter air. Setelah dibiarkan 1 jam, ulat berwarna kelabu akan keluar dari wadah dan ulat berwarna hitam berkumpul di dasar wadah. Selanjutnya, sifon dengan selang kecil ulat yang di dasar wadah dan buang ulat yang di permukaan air. Setelah bersih, larutkan Tetra Medica Contra Spot, Rot Stop, atau Dactylo Shower dengan dosis 1 tetes/liter air. Larva siap dikonsumsi induk maskoki setelah dibiarkan 3 jam.
Maskoki gatal karena terserang cendawan berwarna putih kapas yang lazim disebut whitespot. Gejala awalnya, maskoki berenang seperti tersentak-sentak, sirip terkulai dan tubuh dibentur-benturkan ke dinding akuarium.
Bila diperhatikan, pada bagian tubuhnya terdapat butiran kecil seperti serbuk yang semula garam. Sekitar 2-3 hari kemudian, tubuh dan sirip maskoki dipenuhi bintik putih. Penyebab penyakit ini adalah parasit Icthtiopthirius multjfihiis. Parasit golongan Ciliata ini hidup di air ber-pH rendah dan kotor. Penyebab penyakit ini terbawa ke dalam akuarium bersama pakan segar, seperti larva nyamuk atau kutu air. Sporanya melekat di tubuh larva atau mengapung di air bersama kutu air.
Ikan yang telah sakit diobati dengan cara teteskan obat antibiotik cair, seperti Tetra Medica Fungi Stop, Dactylo Shower, atau Blitz Icth yang mengandung tetrametil paramino trifenil atau Rid-all yang mengandung dimetil amino trifenil metanol dengan takaran 1 tetes/ liter air. Biarkan obat ini berada dalam akuarium selama 2 hari. Selanjutnya, air disifon dan diganti dengan air yang baru. Perhatikan hasil dan pengobatan selama 2 hari. Bila jamur masih banyak melekat, larutkan kembali obat antibiotik dengan dosis yang sama. Selama dalam perawatan, maskoki harus tetap diberi pakan. Akan tetapi, bila tidak disentuh, pakan segera diangkat agar air tidak tercemar. Bila belum parah, dalam waktu 1 minggu ikan sudah sembuh dari penyakit tersebut.
Melihat gejala dan kondisi fisiknya, dapat dipastikan maskoki sudah terserang penyakit velvet. Gejala awal penyakit ini mirip dengan penyakit white spot. Tahap selanjutnya, lendir di bagian tubuh terlepas, warna maskoki menjadi pudar, kesulitan bernapas, dan maskoki pun menemui kematian. Penyebab penyakit ini adalah parasit Qodiniumpillularis dan famii Dinoflageflate. Ukuran tubuhnya sangat kecil, 50-70 mikron. Hidup dan perkembangbiakkannya di air keruh. Bibit penyakit terbawa oleh cacing sutera, cacing super, larva nyamuk, atau kutu air. Maskoki yang telah sakit dapat diobati dengan cara sebagai berikut : Teteskan obat antibakterial cair seperti SuperInternal,Tetra Medica Contraspot,atauRot Stop yang mengandung formaldehyde dengan dosis 1 tetes/2 liter air.
Biarkan maskoki terendam selama 1-2 har, kemudian air dikuras habis. Bila terlihat parasit masih melekat maka pengobatan dapat diulangi. Penyakit velvet ini juga dapat diberantas dengan Furazan Gold atan tetrasilclin yang dijual bebas di apotek atau toko obat. Dosis Furazan Gold dan tetrasiklin yang digunakan 1 butir kapsul dilarutkan dalam air 1 sendok makan. Selanjutnya, 3 tetes larutan tetrasiklin tersebut dicampurkan dalam 1 liter air. Furazan Gold 1 sendok teh dilarutkan dalam air 1/2 cangkir air. Selanjutnya, 2 tetes larutan yang berwarna kuning digunakan untuk 1 liter air. Biarkan maskoki terendam selama 1 jam. Kemudian, air diganti dengan air baru. Bila penyakit belum telanjur parah, dalam waktu 2 hari maskoki sudah sembuh.
Benda yang melekat di sirip atau tubuh maskoki itu adalah Argullusinclicus, kutu air parasit golongan udang renik, famili Copepoda. Tubuhnya berbentuk bulat seperti kura-kura berwarna hijau muda transparan. Kutu air parasit ini mengisap darah maskoki. Maskoki yang terserang menjadi liar dan kehilangan nafsu makan. Pada akhirnya, maskoki dapat mengalami kematian. Kutu terbawa ke dalam kolam atau akuariurn bersama larva nyamuk atau kutu air. Sering pula, kutu terbawa masuk oleh maskoki yang baru dibeli. Cara mengatasi kutu Argullus ini dengan menangkap ikannya dan membuang kutu satu per satu menggunakan pinset. Kutu yang sudab terlepas dan tubuh ikan segera dihancurkan. Ikan yang sudah dibersihkan dari kutu dimasukkan ke dalam wadah lain yang telah ditetesi Blitz Icth atau Tetra Medica Fungistop dengan dosis 1 tetes/2 liter air untuk mencegah masuknya bibit penyakit lain ke dalam wadah. Selain itu, dapat juga digunakan bubuk Abate berbahan aktif phenylene phosphorothioate 1% yang dilarutkan dalam kolam atau akuarium dengan takaran 2 bungkus Abate per 100 liter air. Dalam waktu 1 jam, kutu air yang melekat di tubuh maskoki terlepas semua dan mati karena kesulitan bernapas. Pernapasan maskoki tidak terganggu karena Abate hanya efektif membunuh insekta yang bernapas dengan trakea. Agar maskoki tidak stres, larutkan Tetra AquaSafe dengan takaran 1 tetes/5 liter air.
Dapat dipastikan insang maskoki terserang cacing golongan Trematoda yang bernama Dactylogyrus sp. Cacing ini terbawa dalam pakan segar, seperti cacing sutera, cacing suf atau jentik nyamuk yang kurang higienis. Mengobati serangan cacing Trematoda ini cukup sulit. Sering kali pada saat pengobatan, maskoki sudah menemui kematian. Pencegahan terhadap serangan cacing ini hanya dengan mennyucihamakan pakan sebelum diberikan maskoki. Pengobatan dapat dicoba dengan cara merendam maskoki yang sakit ke dalam larutan PK dosis 1/2 gram/ 5 liter air. Lakukan perendaman selama 5 menit, kemudian pindahkan maskoki ke dalam wadah yang sudah berisi air bersih.
Setelah 2 menit, masukkan kembali maskoki ke dalam larutan PK. Lakukan pengobatan ini sampai terlihat maskoki sudah dapat bernapas secara normal. Ada beberapa jenis maskoki, seperti bubble eyes dan red cap oranda, pada saat pengobatan menjadi stres berat, lendirnya terlepas, dan warnanya menjadi pudar. Untuk mengatasi kondisi tersebut, siapkan wadah berdiameter 30 cm, isi dengan air bersih 1/2 bagian dan larutkan cairan antistres, seperti Tetra AquaSafe sebanyak 20 tetes. Biarkan maskoki berada di dalam air tersebut selama menit sebelum direndam kembali ke dalam larutan PK. Akuarium tempat asal maskoki dibersihkan dan airnya diganti dengan air baru yang sudah diendapkan. Sebelum maskoki dimasukkan kembali ke dalam akuarium, larutkan Tetra Black Water untuk mengikat logam berat dan menurunkan kadar klorin dengan takaran 1 tetes / liter air. Kemudian, masukkan cairan antistres Tetra AquaSafe dosis 1 tetes/3 liter air. Sebagai perlindungan terhadap serangan penyakit, larutkan Dactylo Shower atau Rot Stop dengan takaran 1 tetes/5 liter air.
Sumber : 
Fahrur Razi, SST ; http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com
Nurleli, 2011. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Ikan Maskoki. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 012/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

Budidaya Ikan Manfish

Tak semua orang mengenal manfish, meski sebenarnya ikan ini juga banyak dijual di toko-toko ikan hias, termasuk di penjual hias pinggiran jalan di kota-kota besar, seperti Jakarta. Ciri khasnya berbadan tipis, dan bersirip panjang, terutama pada sirip punggung, ekor dan perut. Sedang warnanya bervariasi. Ada yang putih perak, ada yang hitam dan masih banyak lagi, kadang bervariari.

Beda jantan dan betina
Membedakan jantan dan betina manfish relatif mudah. Tak perlu dipegang seperti ikan koki, cukup dipandang dari jauh. Tapi perlakuan ini hanya bisa dilakukan bila manfish sudah dewasa, terutama setelah matang kelamin atau matang gonad. Yaitu setelah berumur lebih dari 6 bulan.
Jantan bercirikan dengan kepala bagian atas menonjol, tanda ini seperti tanda pada ikan gurame. Selain berkepala menonjol juga berwarna lebih cerah dari betina. Bila sudah matang kelamin atau siap pijah, kecerahan warnanya lebih jelas dari biasanya.
Sedangkan betina bercirikan dengan kepala bagian atas datar atau tidak menonjol. Selain itu berwarna lebih kusam dari jantan. Bila sudah matang gonad, atau sipa pijah, kecerahan tidak berubah, namun bentuk perut agak menonjol atau lebih gendut.
Beda lainnya, dalam umur yang sama, jantan lebih besar dari betina.

Pematangan gonad
Pematangan gonad dilakukan di akuarium. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 2 titik aerasi dan biarkan hidup selama pematangan gonad; masukan 10 ekor induk; beri pakan berupa cacing darah atau Dapnia atau jantik nyamuk secukupnya. Dalam pemeliharaan induk, jantan dan betina dipelihara terpisah.

Pemijahan
Pemijahan manfish dilakukan di akuarium secara berpasangan. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 2 titik aerasi dan biarkan hidup selama pemijahan; masukan 2 buah potongan paralon berdiameter 2 inchi dan panjang 10 cm; masukan 1 ekor induk betina; masukan pula 1 ekor induk betina; beri pakan berupa cacing darah atau Dapnia atau jantik nyamuk secukupnya.
Selain berpasangan, pemijahan manfish juga bisa secara massal. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 4 titik aerasi dan biarkan hidup selama pemijahan; masukan 10 buah potongan paralon berdiameter 2 inchi dan panjang 10 cm; masukan 5 ekor induk betina; masukan pula 5 induk betina; beri pakan berupa cacing darah atau Dapnia atau jantik nyamuk secukupnya.

Penetasan dan pemeliharaan larva
Penetasan dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 2 titik aerasi, tapil kecil dan biarkan hidup selama pemijahan; tambahkan larutan methilin blue hingga air berwarna biru seulas; masukan paralon yang berisi telur; biarkan menetas (Catatan :dalam 3 hari telur akan menetas dan setelah 7 hari larva mulai berenang. Sebelum bisa berenang, jangan diganti air dan kena guncangan, karena bisa menyebabkan kematian); beri pakan berupa infusoria, rotifera atau artemia; panen setelah 2 minggu dengan sekupnet halus..

Pendederan
Pendederan dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 2 titik aerasi dan biarkan hidup selama pemijahan; masukan 200 ekor benih yang berasal dari tempat penetasan; beri pakan berupa infusoria, rotifera atau artemia; panen setelah 1,5 bulan.

Pembesaran
Pendederan dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 2 titik aerasi dan biarkan hidup selama pemijahan; masukan 100 ekor benih yang berasal dari tempat pendederan; beri pakan berupa infusoria, rotifera atau artemia; panen setelah 2 bulan. Ikan manfish siap dijual.
SUMBER:
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com
http://bdp-unhalu.blogspot.com
http://agusrochdianto.wordpress.com
http://ebookbrowsee.net

Budidaya Ikan Gurame

Budidaya ikan gurame (Osphronemus gourame) tidak semudah budidaya ikan mas dan nila. Meski dapat memijah secara alami, ikan ini perlu penanganan khusus, terutama pada saat pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva. Namun demikian, budidaya ikan gurame telah berhasil dikembangkan, karena peluang usahanya tetap menjanjikan.

Pematangan Gonad
Pematangan gonad ikan gurame bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 40 ekor induk ukuran 2,5 – 4 kg; beri pakan tambahan berupa daun talas sebanyak 2 persen dan 1 persen setiap hari.

Seleksi
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : berdagu (atas kepala) datar, perut agak gendut; tubuh agak kusam; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : berdagu menonjol, gerakan lincah, tubuh lebih terang dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan.

Pemijahan
Pemijahan ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Kolam tersebut harus jauh dari keramaian. Caranya : siapkan kolam ukuran 50 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang 4 buah sosog (sarang terbuat dari bambu atau tempat sampah plastik) di empat sudut kolam; masukan 30 ekor induk betina; pasang empat buah rak bambu 5 cm di atas permukaan air; letakan ijuk atau sabuk kelapa sebagai bahan sarang; masukan pula 10 ekor induk jantan; ambil sarang sudah berisi telur (biasanya sarang sudah tertutup dengan ijuk atau sabuk kelapa dan air sekitar sarang berminyak); tetaskan di tempat penetasan.

Penetasan dalam akuarium
Penetasan telur ikan gurame dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.

Penetasan dalam baskom plastik
Penetasan telur ikan gurame bisa juga dilakukan di baskom plastik. Caranya : siapkan sebuah baskom plastik besar (volume 50 liter); keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 cm; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.

Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 10.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 0,5 – 1 tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 8.000 ekor benih dari pendederan I (telah diseleksi); beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.

Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 6.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg pelet kecil (khusus gurame); panen benih dilakukan sebulan kemudian.

Pembesaran
Pembesaran ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 0,5 kg sebanyak 400 – 500 kg.

SUMBER:
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com
http://bdp-unhalu.blogspot.com
http://agusrochdianto.wordpress.com
http://ebookbrowsee.net

Budidaya Ikan Mas Koki

Tak perlu dibahas ikan koki seperti apa. Hampir semua orang sudah mengenalnya, termasuk jenis-jenisnya. Karena ikan ini banyak dijual di toko-toko ikan hias dan juga penjual ikan hias di pinggiran jalan, bahkan penjual asongan. Yang perlu diketahui adalah budidayanya. Karena tidak semua orang tahu, terutama pembenihannya.
Beda jantan dan betina
Jantan dan betina ikan koki dapat dibedakan dengan melihat tanda-tanda pada tubuhnya. Jantan dicirikan dengan tubuh lebih langsing dari betina dan memiliki sirip dada yang kasar di bagian belakangnya, dengan bentuk seperti gundukan pasir. Jantan yang matang kelamin akan keluar cairan berwarna putih susu, bila dipijit ke arah lubang kelamin.
Sedangkan betina bertubuh lebih gendut dan memiliki sirip dada yang halus di bagian belakangnya. Kemudian betina yang sudah bertelur dan matang gonad perutnya terasa lembek, bila diraba, berbeda sekali dengan betina yang belum matang gonad. Induk jantan dan betina harus sudah berumur 6 bulan.
Pematangan gonad
Pematangan gonad dilakukan di akuarium. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 2 titik aerasi dan biarkan hidup selama pematangan gonad; masukan 10 ekor induk; beri pakan berupa pelet kecil atau cacing darah secukupnya (bila telur ingin bagus ditambah jentik nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pematangan gonad bisa juga dilakukan di bak semen. Caranya, siapkan sebuah bak semen ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 50 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 4 titik aerasi; masukan 40 – 50 ekor induk; beri pakan berupa pelet kecil atau cacing darah secukupnya (bila telur ingin bagus ditambah dengan jentik nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pematangan gonad bisa juga dilakukan di bak fibreglass. Caranya, Caranya, siapkan sebuah bak fibreglass ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 50 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm dan biarkan mengalir selama pematangan gonad; masukan 20 – 25 ekor induk; beri pakan berupa pelet kecil atau cacing darah secukupnya (bila telur ingin bagus ditambah dengan jentik nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pemijahan
Pemijahan dilakukan di akuarium. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pemijahan; masukan sebuah alat penempel telur berupa ijuk (kakaban kecil) atau 3 rumpun eceng gondok; masukan 1 ekor induk betina; masukan 2 ekor induk jantan; biarkan memijah. Pemijahan biasanya terjadi pada tengah malam hingga pagi hari.
Pemijahan bisa juga dilakukan di bak fibreglass. Caranya, siapkan sebuah fibreglass ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 50 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan 4 titik aerasi dan biarkan hidup selama pemijahan; pasang hapa halus dengan ukuran yang sama dengan fibreglass; masukan ijuk atau dua buah kakaban kecil; masukan 5 ekor induk betina; masukan juga 10 ekor induk jantan; biarkan memijah dengan sendirinya. Pemijahan ini juga biasanya terjadi pada tengah malam hingga pagi hari.
Penetasan dan pendederan I
Penetasan dilakukan di akuarium pemijahan. Caranya, tangkap induk jantan yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; tangkap pula induk betina yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; periksa aerasi dan biarkan hidup selama penetasan; biarkan menetas. Penetasan berlangsung selama 2 – 3 hari. Setelah menetas, kakaban atau tanaman air diangkat.
Pada budidaya ikan koki, penetasan umumnya dilanjutkan dengan pendederan I, dengan perlakuan pemberian pakan. Dua hari setelah menetas atau ketika larva mulai berenang diberi pakan berupa emulsi kuning telur yang sudah direbus (1/4 bagian) hingga umur 9 hari (kuning telur rebus yang disaring dengan kain halus). Setelah umur 10 hari diberi pakan berupa cacing rambut atau dapnia yang sudah disaring. Panen dilakukan setelah satu bulan.
Penetasan bisa dilakukan di bak fibreglass pemijahan. Caranya, tangkap induk jantan yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; tangkap pula induk betina yang telah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; periksa aerasi dan biarkan hidup selama penetasan; biarkan menetas. Penetasan berlangsung selama 2 – 3 hari. Pada penetasan di fibreglass juga dilanjutkan dengan pendederan I, dengan perlakuan yang sama.
Pendederan II
Pendederan II dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pendederan; masukan 50 ekor benih koki yang berasal dari pendederan I dan sudah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai dengan kebutuhan; panen setelah satu bulan; seleksi ukurannya.
Pendederan III
Pendederan III dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pendederan; masukan 30 ekor benih koki yang berasal dari pendederan II dan sudah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai dengan kebutuhan; panen setelah satu bulan; seleksi ukurannya.
Pembesaran
Pendederan III dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 – 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pendederan; masukan 20 ekor benih koki yang berasal dari pendederan III dan sudah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yang sudah disaring sesuai dengan kebutuhan; panen setelah dua bulan; seleksi ukurannya. Ikan koki hasil dari pembesaran berukuran 5 – 7 cm dan sudah bisa dijual.
SUMBER:
http://bdp-unhalu.blogspot.com
http://agusrochdianto.wordpress.com
http://ebookbrowsee.net
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com ; Fahrur Razi, SST