Sabtu, 25 Agustus 2018

Teknik Pemijahan dan Penetasan Telur Ikan Koi



Teknik yang sering dilakukan dalam pemijahan ikan koi ini serangkaian dengan penetasan telur ikan koi, dan penyortiran ikan koi. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan.

Pemilihan Induk untuk Pemijahan Koi

Induk ikan koi yang dipilih haruslah sudah matang baik secara kelamin atau secara tubuh.
Matang kelamin adalah sudah dapat menghasilkan sel sperna bagi jantan, dan menghasilkan telur untuk betina.

Matang tubuh mengandung pengertian secara fisik indukan dapat menjadi induk yang produktif.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih indukan koi adalah indukan memiliki ciri fisik yang prima dan tidak cacat. Ditandai dengan sirip lengkap dan sisik lengkap.

Gerakan indukan yang baik anggun dan seimbang.

Umumnya, indukan jantan telah berumur 2 tahun, sedangkan betina telah berumur 3 tahun.

Ciri fisik lainnya biasanya induk betina berukuran lebih besar dari induk jantan. Dalam pemijahan, 1 ekor betina dipasangkan dengan 2 sampai 3 ekor jantan, untuk menjamin keberhasilan pemijahan.

Pemijahan ikan koi atau peristiwa pembuahan sel telur koi betina oleh sel sperma ikan koi jantan adalah peristiwa penting untuk menghasilkan bibit ikan koi yang baik. Proses ini dilakukan di kolam khusus.

Para peternak ikan koi menggunakan kolam pemijahan yang biasanya berukuran 4 meter x 6 meter. Setelah kolam disiapkan, pasangan induak ikan koi dimasukkan sore hari yaitu sekitar pukul 16.00 dan akan memijah pada perkiraan tengah malam.

1. Kolam pemijahan

Desain kolam pemijahan bisa bervariasi. Luas yang umum bisa berukuran 4×6 meter persegi, atau bisa menggunakan ukuran dengan luas 3 sampai dengan 6 meter persegi.

Kedalaman kolam pemijahan kurang lebih 0,5 meter.

Usahakan membuat kolam pemijahan senyaman mungkin bagi ikan koi. Cukup terkena sinar matahari, tidak terlalu bising atau ribut, jauh dari jangkauan anak-anak, tidak terjangkau oleh binatang peliharaan lainnya.

kolam pemijahan didesain untuk dapat diisi air atau dikeringkan dengan mudah dan tuntas. Biasanya dibuat dengan ada lubang masuknya air dan lubang pengeluaran air tersendiri.

Jika memungkinkan, kolam pemijahan dibuat sekaligus sebagai kolam penetasan dan perawatan benih. Ini dapat menghemat tempat.

Desain kolam pemijahan dapat berbentuk persegi, persegi panjang, atau lingkaran. Jika berbentuk lingkaran, anda bisa menggunakan diameter 1,5 sampai 2 meter.



Contoh kolam pemijahan ikan koi

Jika memungkinkan, buat satu kolam lagi untuk menumbuhkan pakan alami untuk bibit ikan koi kelak saat sudah menetas dan kuning telurnya habis.

Dinding kolam pemijahan bisa dilapisi vinil, hal ini memungkinkan kebersihan dapat lebih terjaga, sekaligus menghilangkan efek semen.

2. Persiapan kolam pemijahan

Sebelum digunakan, kolam pemijahan dikeringkan terlebih dahulu, dan dijemur di bawah terik matahari. Pintu masuk dipasang saringan untuk mencegah kemungkinan telur koi yang hanyut nanti.

Telur koi bersifat adhesif, atau mudah menempel. Oleh karena itu disediakan kakaban.

Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dari bambu dan dipaku. Rata-rata ukuran ijuk yang baik adalah sekitar 120 cm x 40 cm.

Jumlah kakaban disesuaikan dengan induk betina. Biasanya disediakan kakaban 4 sapai 6 buah kakaban dengan ukuran di atas, untuk 1 kg induk betina.

Air pada kolam pemijahan diusahakan untuk terus menerus mengalir dari lupang pemasukan dan keluar lubang pengeluaran. Hal ini untuk untuk merangsang ikan koi agar memijah.

3. Proses pemijahan di kolam pemijahan

Prosesnya sangat unik dan menarik. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam diikuti oleh pejantan yang berenang di belakangnya. Pejantan akan berusaha menempelkan tubuhnya pada induk betina.

Gerakannya semakin cepat dengan puncaknya yaitu betina akan mengeluarkan telur ke kolam. Sesekali induk betina meloncat ke atas.

Pejantan juga tak kalah seru. Ia sering kali juga mengikuti induk betina meloncat ke udara. Sembari mengeluarkan sperma. Air kolam akan sedikit beriak dan mempercepat pembuahan sel telur oleh sel sperma.

Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban yang telah disediakan.

Kakaban adalah media yang digunakan untuk menempelkan sel telur. Namun begitu, akan ada sebagian telur akan jatuh di dasar kolam.

Perkawinan ikan koi jantan dan betina akan selesai pada pagi hari. Ikan koi indukan, pejantan dan betina harus segera diangkat dari kolam pemijahan ini. Karena jika tidak, telur-telur ini akan habis dimakan induknya.

Atau kita juga bisa memisahkan telur dengan mengangkat telurnya dari kolam ini. Lalu memindahkan telur ke kolam penetasan.

Jadi, penetasan telur bisa dilakukan di kolam pemijahan ini, atau bisa menggunakan kolam penetasan khusus. Ini tergantung keputusan anda, yang mana sekiranya memungkinkan untuk mendapatkan kondisi telur yang lebih baik.

Satu tahapan yang dirasa penting adalah mencegah telur-telur ikan koi agar tidak diserang jamur. Caranya adalah dengan merendam telur-telur ini ke dalam larutan Malachyt green. Konsentrasi larutan yang disarankan adalah 1/300.000. Perendaman dilakukan selama kurang lebih 15 menit.

Saat merendam telur-telur ini, lebih baiknya kakaban digoyang-goyangkan agar kotoran terlepas.
Penetasan Telur Ikan Koi

Penting untuk diperhatikan, bahwa agar telur dapat menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dalam air. Sehingga volume air dalam kolam penetasan ini haruslah dijaga tetap stabil.

Pastikan kakaban dapat terendam secara keseluruhan di dalam air. Kita bisa menggunakan gedebog (kulit batang) pisang untuk menjaga kakaban tetap tenggelam.

Caranya, potong gedebog pisang berukuran sekitar 40 cm, lalu letakkan di atas rangkaian kakaban. Gunakan bambu sebagai alasnya, dan ratakan kedua sisi gedebog agar stabil di atas permukaan air.

Pada suhu normal, telur dapat menetas sesuai waktu idealnya, sekitar 2 sampai 3 hari.

Jika suhu terlalu dingin, penetasan memerlukan waktu lebih lama. Sedangkan pada suhu yang relatif lebih tinggi, telur-telur dapat rusak, mati, atau membusuk.

Jika seluruh telur sudah menetas, kakaban bisa dipindahkan. Pastikan tidak ada bibit ikan yang sudah menetas tersebut terbawa kakaban. Goyang-goyangkan kakaban sebelum diangkat.

Kakaban yang telah digunakan dapat dipakai kembali pada pemijahan berikutnya. Cuci bersih dan keringkan untuk dipakai di kemudian hari.

Benih ikan koi yang berusia di bawah 1 minggu masih sangat kecil. Karena itu, banyak orang menetaskan ikan koi di dalam hapa, sehingga mudah dihimpun dan tidak mudah terhanyut.

Ikan koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan makanannya. Ini adalah makan utama dan pertama bagi ikan koi yang baru menetas.

Kuning telur untuk makanan ini akan cukup untuk 3 sampai 5 hari kedepan.

Ikan koi yang baru menetas juga belum memiliki alat pencernaan yang sempurna.

Benih ikan koi seperti ini disebut burayak.

Kolam pembenihan

Setelah benih koi mulai tampak berenang sekitar 2 sampai 3 hari, kita bisa memindahkan ke kolam benih yang memiliki lebih banyak makanan alami bagi ikan koi kecil ini.

Untuk merangsang kolam pembesaran benih agar ditumbuhi makanan alami ikan ada beberapa langkah yang disiapkan.

Sebelum digunakan, keringkan kolam di bawah terik matahari, dan semprot dengan pestisida agar binatang penyebab penyakit dapat mati.

Pestisida yang digunakan adalah pigherex atau nogos, dengan dosis 0,5 sampai 1 ppm.

Pakan alami dalam kolam dapat berupa renik. Yang dimunculkan dengan cara memupuk kolam dengan kotoran ayam dan jerami.

Jerami dapat ditindih di pojok-pojok kolam dan ditindih dengan batu.

Volume kotoran ayam sekitar 1,5 kg per meter persegi.

Masukkan air dari pintu pemasukan yang diberi saringan, dan biarkan dalam beberapa hari.

Air dalam kolam pembenihan ini awalnya akan berubah warna menjadi merah kecoklatan, tetapi akan jernih kembali dalam beberapa hari kemudian. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya infusoria dan fitoplankton, sebagai pakan alami bagi benih-benih ikan koi.

Jika pakan alami tidak bisa ditumbuhkan, pakan benih ikan koi dapat menggunakan pakan buatan. Yaitu menggunakan rebusan kuning telur ayam, tepung udang, susu bubuk yang biasanya diberikan pada anak sapi, atau pakan tepung khusus untuk ikan koi.

Jika menggunakan pakan buatan, harus sering dimasukkan air baru untuk menghanyutkan sisa pakan buatan yang kadang berubah menjadi racun.

Setelah berusia 3 minggu, bibit ikan dipindahkan pada kolam pendederan.

Di kolam pendederan, anakan ikan koi dapat diberi makan pelet ukuran 250 mikron, 2 kali sehari.

Kolam pendederan dapat berukuran 3 x 4 meter persegi dengan kedalaman 40 cm.
Penyortiran Anakan Koi

Pada usia lebih dari 3 bulan ini, dapat dilakukan penyortiran. Penyortiran dapat berdasarkan ukuran, bentuk, pola, kecerahan warna dari anakan koi tersebut.
Penyortiran koi berdasarkan ukuran adalah mengelompokkan ikan berukuran kecil dengan yang kecil, yang berukuran besar dengan yang besar. Ini memudahkan dalam pemberian pakan, dan agar pertumbuhannya seragam.

Pemilihan anakan koi berdasarkan bentuk badan, yaitu menggolongkan koi dengan bentuk bagus dan yang kurang bagus.

Bentuk proporsional yang dicari adalah bentuknya bulan peluru, tidak terlalu kurus panjang, bersirip simetris, dengan gerakan tenang saat berenang.

Penyortiran berdasarkan kecerahan warna dan jelas tidaknya batas warna koi. Ini untuk memilih pola corak koi yang terbaik.

Batas warna yang kontras adalah ciri-ciri koi yang diinginkan.

Penyortiran ikan koi untuk mendapatkan harga yang baik pada koi. Kualitas koi yang baik akan mendapatkan harga yang mahal.

Biasanya 10 persen koi yang super dari setiap penetasan koi adalah angka yang cukup bagus. Ini adalah wajar. Untuk mendapatkan koi kualitas super memang tidak mudah.

Sumber : http://www.ikankoi.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar