Senin, 04 Mei 2015

Mengenal Alat Tangkap Huhate (Mini Pole and Line)


Huhate adalah alat tangkap yang terdiri atas bagian-bagian joran yang terbuat dari bahan bambu (bamboe’s pole), tali pancing dan mata pancing. Mata pancing yang digunakan ada 2 macam yaitu yang berkait balik dan tanpa kait. Mata pancing ini diselipkan atau disembunyikan pada umpan tiruan, palsu sehingga tidak secara langsung mencolok. Untuk mata pancing yang berkait balik memakai umpan, yaitu umpan hidup atau segar. Penggunaan pancing ini hanya dilakukan apabila ikan target sudah tidak suka memakan umpan tiruan.



Alat tangkap dan Cara Pengoperasian

Alat tangkap Huhate terdiri atas joran, tali nylon, dan mata pancing. Joran terbuat dari bahan bambu kuning dengan diameter pada bagian pangkal 4 – 5 cm dan meruncing sampai dengan ke bagian ujung. Ukuran panjang joran sekitar 6 m. Tali utama Huhate terbuat dari nylon no 1.500 dan panjang 5,5 m sedangkan tali cabang terbuat dari nylon no. 800 dan panjang 30 cm. Mata pancing digunakan dua jenis yaitu jenis mata pancing tanpa kait balik dan pancing berkait.Ukuran mata pancing tanpa kait balik panjang 4 cm dan lebar 2 cm buatan nelayan sendiri. Ukuran mata pancing berkait panjang 4 cm dan lebar 1,5 cm Pancing no 8. Untuk menarik perhatian ikan, jenis mata pancing tanpa kait sebagian mata pancing dibungkus dengan kain tiras (semacam kain puring) dengan warna disesuaikan dengan warna ikan umpan yang akan digunakan, ada beberapa warna kain tiras seperti warna putih, merah, kuning, abu-abu, biru, hitam dan lain-lain.

Dalam pengoperasiannya alat tangkap huhate ini sangat tergantung pada umpan hidup. Umpan hidup diperoleh dengan cara melakukan penangkapan memakai alat tangkap jaring (seine net). Jenis-jenis ikan umpan adalah ikan sardin, gisau, teri dan puri.



Gambar 1. Alat Tangkap Huhate

Waktu operasi penangkapan huhate dimulai dari pagi sampai sore hari (06.00 – 19.00). Pengoperasian dilakukan pada gerombolan ikan tuna, cakalang atau tongkol. Gerombolan ikan tersebut kemudian dirangsang dengan lemparan ikan umpan hidup dan semprotan air supaya mendekat kapal. Setelah ikan-ikan berada pada lahan penangkapan kemudian dilakukan penangkapan atau pemancingan dengan menggunakan joran, tali dan mata pancing. Pancing yang digunakan jenis pancing tanpa kait balik sehingga ikan yang tertangkap akan mudah dilepaskan. Sedangkan jenis pancing berkait digunakan apabila ikan target tidak dapat dipancing dengan menggunakan jenis pancing tanpa kait balik.


Gambar 2. Kapal Tangkap Dan Proses Penangkapan Ikan

Keunikan dari alat tangkap huhate adalah dalam bentuk mata pancing huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus, dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran kecil. Di dinding bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat sprayer dan di dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat penyemprot air.

Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk di sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan memancing.Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat mata pancing berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemancing I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak ikan tertangkap.

Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal. Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah orang-orang yang baru belajar memancing dan pemancing berusia tua yang tenaganya sudah mulai berkurang atau sudah lamban. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan jangan ada ikan yang lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal.

Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini akan mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya adalah teri (Stolephorus spp.).

Sumber :
https://suksesmina.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar