Pengertian Trammel Net
Trammel net merupakan salah satu jenis alat penangkap
ikan yang banyak digunakan oleh nelayan. Hasil tangkapannya sebagian besar
berupa udang, walaupun hasilnya masih jauh dibawah pukat harimau (trawl). Di
kalangan nelayan, Trammel net sering disebut juga "Jaring kantong",
" Jaring Gondrong" atau "Jaring Udang". Sejak pukat harimau
dilarang penggunaannya, Trammel net ini semakin banyak digunakan oleh nelayan
Trammel net adalah jaring
tiga lapis yang menetap di dasar atau hanyut menurut arus/kapal atau ditarik
salah satu sisinya. Dua lapis jaring dindingnya mampunyai mata besar sedangkan
yang didalam hermata lebih kecil dan tergantung longgar. Ikan dapat terpuntal
pada jaring bagian dalam setelah menembus bagian luar
Alat ini banyak diusahakan untuk penangkapan udang. Sesuai
dengan lingkungan dan cara hidup dari udang dan jenis binatang demersal
lainnya. Maka alat setelah dilepas/dilabuh diharapkan dapat mendasar dengan
baik. Dengan hal tersebut diharapkan bahwa selain udang dan ikan-ikan demersal
yang menjadi sasaran/tujuan penangkapan yang dalam perdagangan mempunyai harga
yang layak dapat tertangkap juga. Contoh : kakap, bawal hitam, bawal putih,
manyung, dll (Mulyono, 1986).
Klasifikasi Trammel Net
Trammel net menurut klasifikasi dapat dimasukkan
kedalam jenis gill net. Menurut (Nadelec, 2002),
berdasarkan kontruksinya, jaring insang dikelompokkan menjadi 3 (dua),
yaitu berdasarkan jumlah lembar jaring utama dan cara pemasangan tali ris.
Klasifikasi berdasarkan jumlah lembar jaring utama ialah sebagai berikut:
1. Jaring insang satu lembar (single gill net)
Jaring insang satu lembar adalah jaring insang yang jaring
utamanya terdiri dari hanya satu jaaring, tinggi jaring ke arah dalam atau mesh
depth dan ke arah panjang atau mesh length disesuaikan dengan target tangkapan,
daerah penangkapan, dan metode pengoperasian.
2. Jaring insang double lembar (double gill net atau semi
trammel net)
Jaring insang dua lembar adalah jaring insang yang jaring
utamanya terdiri dari dua lembar jaring, ukuran mata jaring dan tinggi jaring
dari masing-masing lembar jaring, bisa sama atau berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
3. Jaring insang tiga lembar (trammel net)
Jaring insang tiga lembar adalah jaring insang yang jaring
utamanya terdiri dari tiga lembar jaring, yaitu dua lembar jaring bagian luar
(outer net) dan satu lembar jaring bagian dalam (inner net).
Berdasarkan FAO (International Standard Statistical
Classification Fishing Gear / ISSCFG) Trammel net termasuk dalam jaring
puntal dengan singkatan GTR kode ISSCFG 07.6.0. Klasifikasi trammel net menurut
(A. Von Brant, 1984) merupakan entangled gear.
Metode dan Cara Pengoperasian Trammel Net
Menurut (Sudirman & Achmar Mallawa, 2004), metode yang
digunakan dalam pengoperasian trammel net adalah sebagai berikut:
- Langkah awal yakni mencari daerah fishing ground dan menuju daerah fishing ground yang telah ditentukan.
- Setting atau penurunan jaring trammel net yang dimulai dari penurunan pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penerunan jaring yang direntangkan.
- Immersing atau rentan waktu tunggu kira-kira 2-3 jam.
- Hauling atau penarikan jaring dari laut. Penataan jaring untuk mempermudah penggunaan jaring kembali dilakukan sekaligus pada saat hauling.
Daerah Penangkapan Trammel Net
Daerah yang sering dipilih oleh nelayan ialah daerah
perairan pantai yang kedalaman lautnya sekitar 15-30 meter, yang dasar
perairannya berupa lumpur, lumpur campur pasir, bersih daripada kerikil tajam,
batu karang dan tonggak Bagan serta landai.
Daerah penangkapan fishing ground yang baik untuk alat
tangkap trammel net adalah daerah pantai, teluk, muara, dan perairan yang
bersih dari tonggak, batu karang, dan perairan tersebut bukan merupakan alur
atau lalu lintas perairan umum. Hal ini bertujuan agar jaring tidak rusak atau
sobek karena tersangkut karang dan agar pengoperasian jaring tidak terhambat
oleh adanya kapal yang lewat.
Menurut Departemen Pertanian Balai Informasi Pertanian Unggaran (1985), cara penangkapan alat tangkap
trammel net adalah sebagai berikut:
1. Cara Lurus.
Cara ini adalah yang biasa dilakukan oleh para nelayan,
Jumlah lembaran jaring berkisar antara 10 - 25 tinting. Perahu yang digunakan
adalah perahu tanpa motor atau motor tempel, dengan tenaga kerja antara 3 - 4
orang.
Pada cara ini Trammel net dioperasikan di dasar laut secara
lurus dan berdiri tegak. Setelah ditunggu selama 1/2 - 1 jam, kemudian
dilakukan penarikan dan penglepasan ikan atau udang yang tertangkap.
2. Cara Setengah Lingkaran.
Pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan perahu motor
dalam (inboard motor). Satu unit Trammel net dapat mengoperasikan jaring 60 –
80 tinting dengan tenaga kerja sebanyak 8 orang.
Pada cara ini Trammel net dioperasikan di dasar perairan
dengan melingkarkan jaring hingga membentuk setengah lingkaran Kemudian ditarik
ke kapal dan ikan & udang yang tertangkap dilepaskan.
3. Cara Lingkaran.
Pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan perahu motor
dalam seperti pada cara setengah lingkaran. Caranya adalah dengan melingkarkan jaring di dasar perairan
hingga membentuk lingkaran. Setelah itu jaring ditarik ke kapal dan udang &
ikan yang tertangkap diambil.
Baca juga : Alat Tangkap Krendet mengunakan Jaring Insang
Konstruksi Trammel Net
Trammel net merupakan jaring tiga lapis yang terdiri
dari tali ris bawah dan atas, pelampung terbuat dari karet atau spon, pemberat
dari timah dan batu. Jaring lapis luar “outer nets” terbuat dari
nilon benang ganda (nylon multi fillament) berdiameter benang 0,5 mm (PA 210
d/9) dan berukuran mata 254,00 mm (10 inchi). Dimensi jaring lapis luar adalah
(lo) 21,30 m dan dalam (ho) 1,17 m.
Koefisien pengikat jaring lapis luar adalah 0,55. Jaring lapis dalam “inner nets” terbuat dari nilon benang ganda, berdiameter 0,24 mm dan ukuran mata 44,45 mm (1,75 inchi). Dimensi jaring lapis dalam, panjang (li) 21,30 m dan dalam (hi) 2,07 m. Koefisien pengikat jaring lapis dalam 0,36. Biasanya nelayan mengoperasikan trammel net sebanyak 30-40 tinting (Alam Ikan 7).
Koefisien pengikat jaring lapis luar adalah 0,55. Jaring lapis dalam “inner nets” terbuat dari nilon benang ganda, berdiameter 0,24 mm dan ukuran mata 44,45 mm (1,75 inchi). Dimensi jaring lapis dalam, panjang (li) 21,30 m dan dalam (hi) 2,07 m. Koefisien pengikat jaring lapis dalam 0,36. Biasanya nelayan mengoperasikan trammel net sebanyak 30-40 tinting (Alam Ikan 7).
Fungsi pelampung dan pemberat agar jaring di dalam air
dapat terentang dan dengan adanya imbangan perbandingan antara gaya apung dan
gaya berat daripada jaring ditambah pemberatnya akan menentukan kedudukan alat
itu di dalam air.
Di dalam pembuatan jaring diperhatikan mengenai bahan jaringnya agar dipilih yang halus, penyerapan airnya kecil dan kuat. Demikian pula tentang kekakuan daripada “netting twine” supaya benang jaring yang dipilih lembut dan tidak kaku.
Setelah bahan dari “netting twine” dipilih, maka pemikiran berikutnya adalah mengenai ketegangan rentangan tubuh jaring di dalam merakit jaring pada tali ris “hanging”. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh “buoyan”nya dari “float”, berat tubuh jaring , tali temali, “sinking force” dari “sinker” dan “shortening” jaring (Mulyono, 1986)
Di dalam pembuatan jaring diperhatikan mengenai bahan jaringnya agar dipilih yang halus, penyerapan airnya kecil dan kuat. Demikian pula tentang kekakuan daripada “netting twine” supaya benang jaring yang dipilih lembut dan tidak kaku.
Setelah bahan dari “netting twine” dipilih, maka pemikiran berikutnya adalah mengenai ketegangan rentangan tubuh jaring di dalam merakit jaring pada tali ris “hanging”. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh “buoyan”nya dari “float”, berat tubuh jaring , tali temali, “sinking force” dari “sinker” dan “shortening” jaring (Mulyono, 1986)
Menurut (Departemen Pertanian Balai Informasi Pertanian
Unggaran (1985)), konstruksi alat tangkap trammel net adalah sebagai
berikut:
1. Tubuh Jaring.
Tubuh jaring (webbing) atau daging jaring merupakan bagian
jaring yang sangat penting, karena pada bagian inilah udang atau ikan
tertangkap secara terpuntal ( tersangkut ) jaring. Tubuh jaring terdiri dari 3
lapis, yaitu 1 lapisan jaring dalam dan 2 lapisan jaring luar yang mengapit
lapisan jaring dalam.
Ukuran mata jaring lapisan dalam lebih kecil dari pada
ukuran mata jaring lapisan luar. - Lapisan jaring dalam terbuat dari bahan
Polyamide (PA) berukuran 210 dp-210 d4. Ukuran mata jaring nya berkisar antara
1,5 - 1,75 inchi ( 38,1 mm -44,4 mm ).
Setiap lembar jaring mempunyai ukuran panjang 65,25 m (
1.450 mata ) dan tingginya 51 mata. Lapisan jaring luar juga terbuat dari
Polyamide (PA) hanya saja ukuran benangnya lebih besar yaitu 210 d6. Setiap
lembar jaring panjangnya terdiri dari 19 mata dan tingginya 7 mata dengan
ukuran mata jaring 10,4 inchi ( 265 min).
2. Selvage ( Srampat ).
Untuk memperkuat kedudukan jaring pada penggantungnya, makes
pada bagian pinggir jaring sebelah atas dan bawah dilengkapi dengan selvage
(srampat).
Selvage tersebut berupa mata jaring yang dijurai dengan
benang rangkap sehingga lebih kuat. Selvage tersebut mempunyai mata jarring
berukuran 45 mm, dan terdiri dari 1 - 2 mata pada pinggiran jaring bagian atas
dan 5 - 6 mata pada pinggiran jaring bagian bawah.
Sebagai bahan selvage sebaiknya Kuralon atau Polyethylene
(PE) dengan ukuran 210 d4 - 210 d6.
3. Tali Ris.
Trammel net dilengkapi dengan dua buah tali ris yaitu tali
ris atas dan tali ris bawah. Fungsi tali ris adalah untuk menggantungkan tubuh
jaring dan sebagai penghubung lembar jaring satu dengan lembar jaring lainnya
secara horizontal (memanjang).
Sebagai bahan untuk pembuatan tali ris adalah Polyethylene
(PE) dengan garis tengah tali 2 - 4 mm. Panjang tali ris atas berkisar antara
25,5 – 30 m, sedangkan tali ris bawah antara 30 - 32 m.
4. Pelampung.
Pelampung merupakan bagian dari ,Trammel net yang berfungsi
sebagai pengapung jaring pada saat diopera4,ikan.
Jenis pelampung yang digunakan adalah plastik No. 18 dengan
jarak pemasangan antara 40 - 50 cm. Tali pelampung terbuat dari bahan
Polyethylene dengan garis tengah 3 - 4 mm
5. Pemberat.
Pada Trammel net, pemberat berfungsi sebagai pemberat jaring
pada saat dioperasikan. Dengan adanya pelampung dan pemberat tersebut, maka
jaring dapat terbuka secara tegak lurus di perairan sehingga dapat menghadang
ikan atau udang yang menjadi tujuan penangkapan.
Pemberat tersebut dibuat dari bahan timah ( timbel ) yang
berbentuk lonjong, dengan berat antara 10 - 13 gram/buah. Pemasangan pemberat
dilakukan dengan jarak antara 19 - 25 cm, pada sebuah tali yang terbuat dari
Polyethylene dengan garis tengah 2 mm.
Disamping itu biasanya pada jarak 12 m dari ujung jaring
pada tali yang diikatkan ke kapal masih dipasang pemberat tambahan dari batu
seberat kira-kira 20 kg.
6. Tali Penghubung ke Kapal.
Trammel net juga dilengkapi dengan tali yang terbuat dari
Polyethylene bergaris tengah 7,5 - 10 mm untuk menghubungkan jaring dengan
kapal dan juga sebagai penghubung antara jaring dengan pelampung utama (
berbendera ) sebagai tanda.
Selain itu juga dilengkapi sebuah swivel dengan garis tengah
6 - 7,5 cm yang dipasang pada sambungan tali ke kapal dan kedua tali ris atas
dan bawah).
Trammel net ini biasa dikenal dengan jaring gondrong. Jaring
ini mempunyai perbedaan dibanding dengan alat jenis gill net terdiri dari tiga
lapis dinding rajutan.
Dinding/lembar rajutan yang di bagian tengahnya disebut
inner net. Ukuran mata jaringnya kecil, tetapi ukuran panjang rentangan badan
jaring lebih panjang jika dibandingkan dengan lebar jaring yang sebelah luar
yang disebut outter net.
Pada jaring ini mempunyai ukuran mata jaring yang lebih
besar daripada inner net. Ketiga lembar jaring ini dirakit pada satu hanging
line. Trammel net sering digunakan nelayan, karena ikan-ikan yang besar/kecil
setelah menumbuk dinding rajutan akan dapat secara mantap terbelit-belit di
mata jaring (Mulyono, 1986).
Jenis-jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gill net ini ialah jenis-jenis ikan yang berenang
dekat permukaan laut (Cakalang, jenis-jenis tuna, Saury, flying fish dan
lain-lain) dan jenis-jenis ikan demersal atau ”bottom” (flat fish, karamba,
”sea bream” dan lain-lain), juga jenis-jenis udang, lobster, kepiting, dan
lain-lain Dengan mempertimbangkan sifat-sifat ikan yang akan menjadi tujuan
penangkapan, lalu menyesuaikan dengan dalam atau dangkal dari renang ruaya
ikan-ikan tersebut, dilakukan penghadangan terhadap arah renang dari ikan-ikan
tersebut. Dengan penghadangan tersebut diharapkan ikan-ikan tersebut menerobos
jaring, dan terjerat pada mata jaring ataupun tebilit-bilit terhadap mata jaring
(Ayodhyoa,1981).
Hasil tangkapan utama jaring trammel adalah udang
penaeid yang berukuran relatif besar dan hasil tangkap sampingannya adalah
ikan-ikan demersal. Udang penaeid yang tertangkap dengan jaring trammel terdiri
dari udang jerbung (Penaeus merguensis), udang windu (Penaeus monodon), udang
dogol (Metapenaeus ensis). Hasil tangkapan sampingan jaring trammel antara
lain adalah Tigawaja (Johnius spp.), Gulamah (Pseudosciena spp.), Layur
(Trichiurus spp.), Kerong-kerong (Therapan spp.), Kerot-kerot ( Pomadasys
spp.), Petek (Leiognathus spp.) dan ikan Lidah (Cynoglosus spp.). Rasio hasil
tangkapan udang dan ikan sampingan biasanya sekitar 0,25. Komposisi hasil
tangkapan udang umumnya adalah udang jerbung 50%, udang windu 20% dan udang
dogol 30% (Direktorat Jendral Perikanan, 1993).
Sumber : http://www.alamikan.com/2012/11/mengetahui-tentang-jaring-trammel-net.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar