Minggu, 27 Mei 2018

Pemijahan Ikan Nila di Akuarium


Hasil gambar untuk pemijahan ikan nila di akuarium

Pemijahan ikan nila secara alami sebenarnya relatif mudah. Bahkan ada kesan, dibawa sambil tidur saja mijah. Tidak salah sih, karena memang yang memijah ya ikan nilanya bukan? Beberapa penjelasan sederhana tentang pemijahan ikan nila akan saya coba jelaskan pada paragraf berikutnya.

Pemijahan ikan nila di dalam akurium pertama kali dilakukan tahun 1994, pada saat penelitian tetraploidisasi pada ikan nila. Tujuan utama kegiatan ini adalah mendapatkan telur yang baru dibuahi karena akan digunakan dalam penelitian. Namun alhamdulillah, dalam perkembangan salanjutnya dapat pula memijahkna ikan nila secara buatan yang telur dan spermanya diperoleh melalui pengalinan (stripping).

Ikan nila memijah pada siang hari. Ini kaidah umum yang saya temukan selama mengamati pemijahan mereka. Namun demikian, mereka dapat pula diarahkan agar memijah pada malam hari (sampai isya yang saya ketahui dalam pengamatan selama setahun). Syaratnya, memainkan pencahayaan. Jadi, kondisi gelap-terang dapat mempengaruhi pola pemijahan mereka. Tidak aneh jika kemudian banyak penelitian yang berkaitan dengan menggunakan perlakuan gelap-terang ini.

Ikan nila jantan lebih cepat siap untuk memijah dibandingkan dengan betinanya. Bahkan rematurasi jantan juga lebih cepat dibandingkan nila betina pada ukuran dan umur yang sama. Sebagai contoh, ikan nila jantan ukuran sekitar 200 gram akan siap memijah kembali pada hari ke empat. Sedangkan ikan nila betina pada ukuran tersebut baru siap memijah kembali pada hari ke sebelas. Artinya recovery gonad jantan perlu waktu 3 hari, sedangkan betina 10 hari.

Ikan nila betina selama pemijahan dapat mengeluarkan telurnya sekitar 5-9 kali. Ini hitungan umum saja dari sekitar belasan kali saya amati. Lama pemijahan mereka sebenarnya tidak lama, yakni 9 – 15 menit hingga. Namun yang lama adalah masa penyesuaian dan kecocokan, alias masa percumbuan keduanya. Ini akan perlu waktu sekitar 4-5 jam. Selama percumbuan tersebut, baik nila jantan maupun betina akan secara bergantian membersihkan area tempat mereka memijah. Ini adalah spawning behavior mereka. Oleh karenanya, maka tak asing bagi kita bahwa di kolam tanah akan kita jumpai kubangan bekas mereka membuat sarang. Bahkan tingkah laku membersihkan dasar wadah pemijahnnya pun tetap terjadi walaupun wadahnya terbuat dari akuarium, bak ataupun hapa.

Jika akan memijahkan nila di dalam akuarium, perlu diketahui bahwa tidak setiap induk jantan yang kita pasangkan akan cocok dengan betinanya. Ketidakcocokan dapat disebabkan oleh level TKG yang berbeda. Jika jantan telah siap, maka dalam hitungan menit akan mengejar dan mencumbui betina. Jika betinanya belum siap, maka yang akan terjadi adalah pertengkaran. Jika hal seperti itu terjadi, maka pisahkan segera agar tidak menyebabkan luka pada keduanya. Pada pemijahan alami di kolam pun kejadian induk mati juga sangat mungkin untuk terjadi. Salah satunya karena ketidakcocokan selama pemijahan dan pertengkaran.

Sumber : https://www.adisucipto.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar