Jumat, 30 Oktober 2020

Ikan Betta - Hama & Penyakit


Setidak-tidaknya ada tiga penyebab pokok yang biasa mematikan Betta-Betta kesayangan kita. Antara sebab yang satu dengan lainnya kadang-kadang erat kaitannya. Penyebab utama adalah hama ikan. Batasan hama di sini adalah segala macam makhluk, baik di dalam air ataupun di luar air yang biasa memangsa ikan Betta. Penyebab kedua adalah parasit, yaitu makhluk air atau non air yang menyebabkan ikan terserang penyakit dan akhirnya ikan bisa mati. Penyebab ketiga adalah nonparasit, yaitu selain parasit yang juga mampu menyebabkan Betta sakit, dan akhirnya mati.
Hama
Seperti sudah disinggung di atas hama adalah segala bentuk makhluk hidup yang ‘doyan’memangsa Betta, entah barasal dari dalam air atau dari luar. Hama yang kerap menjadi pemangsa Betta adalah burung, kucing, kadal, kodok, ular, anjing air dan lain sebagainya. 

Menghalau hama tersebut secara total memang tidak mungkin dilakukan, karena sifatnya yang hidup. Namun mengurangi serangannya dengan menghambat hama tersebut menghambat mendekati Betta mungkin merupakan cara yang efektip. Tentu saja upaya penanggulangan ini baru efisien apabila kita memiliki suatu unit buddaya Betta, dan bukannya hanya satu atau dua ekor saja.

Untuk menghindari burung, biasanya para petani Betta memasang jaring diatas kolam-kolam Betta. Tentu saja tidak perlu jaring yang bagus, karena mahal harganya. Jaring bekas dan sudah bolong di sana sini cukup memadai untuk keperluan ini. Bagian yang bolong kita tambal sulam dulu dengan tali rafia atau benang. Untuk menunjang benang jaring, biasa juga diberi pita kaset bekas yang direntangkan di sana sini. Kilauan sinar matahari yang menyilaukan dari pantulan pita tadi akan mengurangi keinginan burung mendekati kolam Betta. Beberapa petani memasang kincir angin yang dapat berbunyi untuk menakut-nakuti burung pemangsa.

Jaring bermata halus dapat juga digunakan sebagai penghambat ular pengganggu Betta. Jaring tersebut dipasang sekeliling kolam dan akan menjerat apabila ular mencoba menerobosnya. Agar areal kolam Betta jangan sampai didekati ular, biasanya orang membersihkan rumput-rumput liar dan menaburinya dengan garam krosok. Cara ini sering dilakukan orang yang baru pindah rumah, agar terhindar dari ular yang nyasar.

Kucing merupakan binatang rumah,yang sering dipelihara untuk teman anak-anak. Namun jika kita hendak mengusahakan Betta,kehadirannya diusahakan tidak mengganggu Betta-Betta. Hal ini bisa ditempuh dengan menaruh Betta ditempat yang tertutup. Enceng gondok atau daun-daunan yang dapat dipakai Betta sebagai tempat ’berteduh’ biasanya cukup menolong. Betta-Betta yang ada di bawah perakaran enceng gondok paling tidak akan selamat dari keusilan kucing.

Anjing air terenal sebagai hama yang sangat rakus memangsa ikan-ikan dan sulit diberantas. Bahkan pada areal budidaya ikan konsumsi, anjing air ini terkenal sebagai perampok nomor satu, terutama kita tinggal didaerah baru yang masih banyak tumbuh tanaman yang besar dan dekat dengan sungai. Anjing ini akan datang berbondong-bondong pada malam hari dan menyikat habis ikan dalam kolam. Untuk mengamankannya, harus dilihat dari mana anjing ini datang, kemudian tempat itu kita tanami pandan berduri rapat-rapat. Hanya dengan cara itulah kita boleh berharap anjing air tidak datang, karena jika hanya kawat berduri anjing ini masih dapat menerobos.

Penyakit Parasiter

Sebagaimana telah disinggung diatas, penyakit parasiter adaah penyakit yang disebabkan oleh parasit, yaitu sebangsa hewan renik yang menyebaban ikan Betta sakit dan mati. Berbeda dengan hama, umumnya parasit berukuran lebih kecil dari pada Betta, dan menyerang pada salah satu atau beberapa bagian tubuh ikan. Bila parasit menyerang beberapa saat kemudian ikan-ikan akan mati.

Beberapa parasit yang biasa menyerang Betta adalah kutu ikan, bintik putih velvet, dan jamur lain sebagainya. Betta yang terserang penyakit ini biasanya mengalami perubahan pada seluruh bagian tubuhnya, selain perilakunya. 

Perubahan perilaku yang sering tampak adalah cara berenangnya, mogok makan dan memilih untuk tetap tinggal dipermukaan air. Perubahan warna juga terjadi pada seluruh badannya, dan tidak jarang beberapa bagian siripnya hilang.

Kutu ikan adalah sebangsa udang renik primitif, yang hidup secara berpindah-pindah dari satu ikan ke ikan lain dan mengisap darah mangsanya. Betta dapat ditulari kutu ikan dari telur-telurnya yang secara tidak segaja terbawa serokan atau menempel ditempat pemeliharaan.

Betta yang terserang kutu ikan (Argulus indicus) dapat dikenali dari badannya yang ditempeli kutu ikan ini (berwarna putih kelabu). Dalam jumlah sedikit kutu ikan ini dapat diambil dengan pinset (penjepit), emudian bekas lukanya diobati dengan obat merah.Untuk mencegah menjangkitnya penyakit ini, sebelum dipaai bak harus dibersihkan dan dikeringkan. 

Bak yang lama tidak dibersihkan dan airnya arang diganti dapat memungkinkan hidupnya kutu ikan. Kutu ikan tidak sama dengan kutu air yang biasa untuk makanan Betta. Sejumlah garan yang dimasukkan kedalam akuarium yang berisi ikan sakit, dapat menghilangkan kutu ikan ini.

Jamur dapat menyerang tubuh ikan Betta apabila tubuh Betta terluka dan kemudian terinfeksi oleh jamur. Jamur merupakan infeksi sekunder dan bukannya penyebab pertama ikan-ikan sakit. Betta-Betta yang telah selesai diadu atau berantem secara tidak segaja, kemungkinan besar akan terserang jamur, jika tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan. 

Jamur bisa hadir diakuarium atau bak, apabila terdapat organ yang mati atau rusak. Untuk mengobati Betta yang terserang jamur dapat dipakai Malachygreen.

Bintik putih disebabkan oleh Ichthyophthirius multifiliis yang banyak jumlahnya dalam tubuh Betta, sehingga membentuk bintik putih (white spot) pada tubuh Betta. Parasit ini dapat merusak tubuh ikan, dan menyebabkan pendarahan pada sirip dan insang ikan. Pada tahap yang sudah kronis dapat menyebabkan ikan mati. 

Serangannya cepat menyebar pada seluruh bak, atau pada bak lain apabila terjadi kontak lewt serokkan atau ikan yang dimasukkan pada bak lain. Betta-Betta yang terserang bintik putih sebaiknya dipisahkan dan diobati dengan Malachytgreen dan Metheleneblue. Sedangkan ikan-ikan lainnya juga diobati, dan bak atau tempatnya dibersihkan dan dikeringkan.

Penyakit lain yang sering menyerang ikan Betta adalah penyakit yang dikalangan petani terkenal dengan sebutan penyakit stip. Tubuh Betta terserang, sirip punggung ataupun ekornya gosong atau hitam. 

Petani umumnya mengobati dengan tetra ½ sendok dan 1 sendok garam yang dilarutkan dalam 25 liter air. Ikan-ikan yang sakit, kemudian dilarutkan kedalam larutan ini dan dibiarkan selama beberapa saat sehingga keadaannya baik kembali. Seperti halnya pada penyakit-penyakit lainnya, untuk mencegah penularan dan penyerangan ulang, sebaiknya tempat Betta dibersihkan dan dikeringkan.

Penyakit lainnya adalah penyakit sariawan, yang ditandai dengan timbulnya keputih-putihan pada mulut ikan ikan. Ikan yang terserang sariawan bisa juga diobati dengan cara mengobati stip.

NO
JENIS PENYAKIT DAN PENYEBABNYA
GEJALA
PENGOBATAN
SECARA KIMIA
SECARA ALAMI
1
white spot(Bintuk Putih)
Ichthyophthirius multifiliis
Terdapat banyak bintik putih pada permukaan tubuh.
Berenang dipermukaan air.
Ikan berkumpul ditempat yang dangkal.
Ikan menggosokan tubuhnya ke dinding atau benda yang keras.
Gerakan tutup insang lebig cepat.
Di rendam dengan larutan Methylen blue 10 gr/l air selama 24 jam.
Perendaman dengan larutan Malachite green oxalate 0,1 gr/ m3air selama 24 jam.
Perendaman dengan formalin 25 ml/m3 air selama 10 menit.
Dengan menggunakan daun ketapang kering yang direndam 10 lembat/l air.
Dengan rendaman estrak kunyit 0,5ml/l air selama 5 menit.

Referensi
  1. Daelami, D. 2002. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta
  2. Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian. SUPM Bogor
  3. Hermanto dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Cupang Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
  4. http://www.artikelwirausaha.com/category/database/ikan-cupang/
  5. Kusumah, H. 1985. Penyakit dan Hama Ikan. Departemen Pertanian Badan
  6. Susanto, Heru. 1992. Memelihara Cupang. Kanisius.Tanggerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar