Senin, 24 Agustus 2015

Budidaya Gurame (bagian 1)



I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan gurami (Oshpronemus gouramy, Lacepede) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarnakekuning-kuningan/keperak-perakan. Ikan ini merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya guramisedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg

.

Ikan ini merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang cukup penting apabila dilihat dari permintaannya yang cukup besar dan harganya yang relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila, tambakan dan tawes, dan merupakan salah satu sumber protein yang cukup tinggi. Bagi masyarakat umum, ikan ini dipandang sebagai salah satu ikan bergengsi dan biasanya disajikan pada acara-acara yang dianggap penting. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan gurami menjadi salah satu komoditi unggulan di sektor perikanan air tawar.

Kegiatan membudidayakan ikan gurame, merupakan kegiatan yang tidak begitu sulit. Hanya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelolanya. Yang terpenting adalah rutinitas dalam penyediaan makanan ikan, kebersihan, pencegahan hama dan penyakit. Disisi lain, modal yang dibutuhkan tidak terlalu mahal. Hal yang harus dipersiapkan lebih dahulu adalah lahan yang ideal (tambak dengan air yang tidak perlu mengalir), modal, dan kesiapan dalam melakukan perawatan.

Ikan Gurame sebagai sumber penyediaan protein hewani yaitu dengan cara diolah menjadi makanan merupakan lauk yang disukai oleh masyarakat Indonesia, yang merupakan sumber protein yang baik. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka asupan makanan juga tentunya akan meningkat (termasuk lauk). Dengan demikian permintaan terhadap ikan di dipasaran sebagai salah satu bahan makanan tentunnya tidak akan menurun, malah sebaliknya akan tetap meningkat permintaan seiring dengan pertambahan jumalah penduduk.

1.2. Klasifikasi ikan gurame

Dari hasil penelusuran wikipedia indonesia (2010), Ikan Gurami dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

Klas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Labyrinthici

Sub Ordo : Anabantoidae

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus goramy (Lacepede).

Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0-2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai dengan 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat.

Pada ikan yang sudah dewasa, lebar badannya hampir dua kali panjang kepala atau ¾ kali panjang tubuhnya. Bentuk kepala ikan gurami yang masih berusia muda lancip ke depan, dan setelah tua menjadi dempak. Warna tubuhnya terutama di bagian punggung adalah merah sawo sedangkan pada bagian perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakan. Sepasang sirip perut gurami akan mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis rusuknya menyilang di bagian bawah sirip punggung. Panjang tubuh maksimum 65 cm.

Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Ciamis, Tasikmalaya dan Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu menghasilkan 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.

1.3. Kebiasaan Makan dan Jenis Makanan

Ikan gurame merupakan ikan air tawar. Sangat menyenangi perairan tenang (tidak berarus deras), dalam dan jernih dan banyak memiliki tumbuh-tumbuhan seperti danau, rawa-rawa atau sungai. Ikan gurame dapat tumbuh dengan baik pada kondisi air yang memiliki suhu antara 24°C-28°C dengan pH air antara 6,5 sampai 7,8. Ikan gurame mempunyai alat pernafasan tambahan (labirin) selain ingsang, sehingga mudah berkembang biak meskipun pada air yang rendah kadar oksigennya, alat pernapasan tambahan ini memudahkan kita memelihara ikan gurame meskipun pada kolam yang tidak mendapat aliran air secara terus-menerus. Dengan catatan bahwa air kolam harus tetap dijaga dan diperhatikan kebersihannya. Ikan ini termasuk ikan malas. Hanya bila ada benda asing atau makanan saja bisa ikan bergerak gesit.

Ikan gurame termasuk jenis ikan omnivora (memakan makanan hewani dan nabati). Larva ikan gurame menyukai jasad renik berupa rotifer dan infusaria, setelah berumur beberapa hari benih-benih ikan gurame makan larva insect, crustacean dan zooplankton setelah beberapa bulan baru memilih tumbuhan air yang lunak. Ikan gurame dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air, daun lamtoro. Di habitat asalnya ikan ini memakan fioplankton, zoo plankton, serangga dan daun tumbuhan lunak. Pada saat dewasa guramilebih suka memakan tanaman anir seperti azoll mata lele ), lemna, Hydrilla ( ekor kucing ) Ceratopgyllum, myriophyllum ( ekor tupai, pistis ( apu – apu ), kangkung, dan genjer. Untuk pembudidyaan gurami di kolam umpan alaminya adalah daun talas ( daun sente ), daun pepaya, daun ubi kayu ( singkong ) dan kangkung. Saat dibudidayakan, ikan gurami dapat dioptimalkan pertubuhannya dengan memberinyapelet.Ikan gurame yang dipelihara oleh petani biasanya diberi makanan kesukaan ikan guramie muda dan induknya.

Inilah gambaran tentang kebiasaan makan ikan gurame. Secara umum kebiasaan makanan (food habit), ikan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora). Ikan mas termasuk herbivora atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan. Menurut SUSANTO (2001) gurami adalah mahluk dimana pada saat muda karnivora, sedangkan setelah dewasa herbivora. Karena jenis makanan seperti itulah yang menjadi penghambat pertumbuhan gurame.

Menurut Susanto, 1998 juga mengatakan makan yang sering dimakan ikan gurami remaja dan induk adalah daun keladi (Colocasia estulata Schott), ketela pohon (Manihot utilissima Bohl), pepaya (Carica papaya Linn), ketimun (Cucumis sativus L), genjer (Limnocharis flava Buch), ubi jalar (Ipomoa batatas Lamk), labu (Curcubita moschata Duch en Poir).

Daun pepaya, konon menurut petani gurami di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tidak baik untuk induk karena bisa merusak kantong telur sehingga sering menggagalkan pemijahan ikan gepeng ini. Demikian juga dengan daun ubi jalar yang juga kurang bagus bagi induk karena kandungan proteinnya rendah, sehingga induk-induk yang diberi daun ini menjadi kurang produktif.

Pakan yang paling bagus untuk makanan induk dan remaja adalah daun keladi. Namun tidak boleh langsung diberikan, tetapi harus dilayukan dulu, agar kandungan getahnya yang sering menyebabkan kawanan gurame terserang penyakit cacar bisa berkurang. Sedangkan menurut sebagian besar ahli perikanan, pada awalnya gurame yang telah habis kuning telurnya akan makan imfusoria dan rotifera, yaitu jasad renik yang bisa diperoleh di perairan umum atau mengkulturnya di kolam.

Setelah berumur beberapa hari, benih akan mengincar larva insektatelur semut, larva crustacea. Sehingga gurami tidak hanya sebagai vegetarian sejati, tetapi juga sebagai pemakan hewani (Susanto, 2001). Pada umur 10 hari, yaitu fase prolarva makan yolksack; umur 1,5 bulan gurame makan hewani, yaitu rayap, ulat, telur semut merah, ulat, dedak halus, dan kuning telur yang direbus; 1,5 – 3 bulan (2 – 3 cm) gurame makanan hewani, tumbuhan halus, paku air, bungkil halus; 3,5 – 8 bulan (5 – 8) gurame makan tumbuh-tumbuhan halus, dedak dan pelet; delapan bulan hingga setahun gurami makan pelet, daun-daunan, dan dedak.

1.4. Reproduksi

Ikan gurame berkembang biak pada musim kemarau dengan membangun sarang dari bahan-bahan yang tersedia di sekitar hidupnya. Ukuran sarang berdiameter 25-30 cm. Ikan gurame sudah mulai dewasa dan dipijahkan ketika sudah berumur 3-4 tahun.
Ikan ini termasuk ikan yang pertumbuhannya lambat tetapi mudah berkembang biak. Pada tahun pertama pemeliharaan panjangnya hanya mencapai 20 cm, tahun kedua 25-30 cm dan pada tahun ketiga 30 cm lebih. namun, harga ikan ini tergolong bagus maka para pembudidaya dapat melakukan segmentasi pemeliharaan. Ikan gurame dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin dengan cirri-ciri tertentu. Adapun ciri – ciri untuk membedakan induk jantan dan betina gurami dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Ciri-ciri Ikan Gurami Betina dan Jantan
Betina
Jantan
Dahi dempak (papak)Dahi menonjol
Dasar sirip dada gelap kehitamanDasar sirip dada terang keputihan
Dagu keputihan sedikit coklatDagu kuning
Jika diletakkan pada tempat yang datar ekor bergerak-gerakJika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik
Bentuk bibir tipisBentuk bibir tebal

Di perairan alam ikan gurame hidup di sungai-sungai, rawa-rawa air tawar yang berada 50 m – 600 m di atas permukaan laut. Tempat yang paling ideal untuk budi daya ikan gurame adalah yang berada pada kitinggian 50 m – 400 m di atas permukaan laut dengan temperatur optimal untuk kehidupannya 24° C – 28°C (Adi Asmara dan lgo,2006). Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat Celcius.

Induk jantan dan betina ikan gurame harus memiliki kliteria yang baik atau unggul. Karena balum ada induk unggul hasil rekayasa, maka pembudidaya gurame harus memiliki pengetahuan untuk memiliki dan memelihara induk yang memenuhi persyaratan. Karena dari induk-induk yang berkualitas baik akan diperoleh benih-benih yang berkualitas baik pula, yaitu benih yang bertubuh normal, tumbuh cepat, dan tahan terhadap perubahan lingkungan serta tahan terhadap serangan penyakit. Berikut ciri-ciri fisik atau tampilan yang digunakan untuk menentukan kualitas induk, antara lain :

Tanda-tanda induk betina yang baik :
Berumur cukup dan mulai bertelur pada umur 3 tahun.
Saat berumur 3 tahun berbobot minimal 2,5 kg.
Bertubuh normal atau tidak cacat
Bertubuh gemuk dan proporsional dengan perbandingan antara panjang dan tinggi badan 2,5 : 1
Bersisik rapi, teratur dan tidak kasar
Kepala relatif kecil
Tidak luka
Sehat
Respon pada pakan

Tanda-tanda induk jantan yang baik :
Berumur cukup, muai matang gonad pada umur 2,5 tahun.
Berumur maksmal 4 tahun.
Bertubuh normal atau tidak cacat
Bertubuh gemuk dan proporsional dengan perbandingan antara panjang dan tinggi badan 2,5 : !.
Bersisik rapi, teratur dan tidak kasar
Kepala relatif kecil
Berdagu besar dan tebal. Jantan seperti ini pandai membuat sarang dan pandai memungut telur dan memindahkannya ke dalam sarang.
Tidak luka
Sehat
Respon pada pakan

Dalam pembenihan, induk menjadi sarana produksi utama. Karena itu sarana produksi ini harus tersedia setiap saat. Bagi pemula, tentu saja untuk mendapatkan induk harus dengan cara membeli dari pihak lain. Namun untuk membeli induk harus hati-hati, tidak boleh sembarangan. Misalnya dengan membeli induk yang tidak jelas asal-usulnya.

Tentu saja harapannya agar mendapatkan induk yang berkualitas baik, karena dari induk yang berkualitas baik akan menurunkan benih yang berkualitas baik pula, dan itu akan menjadi cikal bakal, dan juga penerus pada generasi berikutnya yang baik pula. Jika sembarangan membeli induk, tentu apa yang akan didapat sebaliknya.

Salah satu sumber induk ikan gurame yang bisa dipercaya adalah balai-balai penelitian perikanan. Sumber lainnya adalah balai-balai benih ikan (BBI), dan instansi-instansi terkait lainnya. Karena pada instansi-istansi itu, asal-usul induk lebih jelas, dan cara penyediaannya sudah terprogram dengan jelas pula. Jadi induk dari tempat-tempat itu lebih terjamin kualitasnya.

1.5. Jenis Ikan Gurame

Jenis ikan gurami yang biasa dibudidayakan selama ini tidak terlalu banyak jenisnya. Pembudidaya biasanya memilih jenis yang dibudidaya berdasarkan beberapa sifat unggul yang dimiliki dan tingkat adaptasinya dengan lingkungan setempat, serta ada beberapa jenis yang menjadi jenis local yang sudah berkembang sejak lama. Beberapa jenis gurami yang umum dibudidayakan sebagai sebagai ikan konsumsi adalah:

1) Ikan gurami angsa, memiliki panjang tubuh sampai dengan 65 cm dan berat tubuh bisa mencapai 6 – 12 kg per ekor. Warna tubuh abu – abu dengan sisik relatif lebar. Di daerah sunda biasa dikenal sebagai gurami soang atau gurami galunggung.

2) Gurami Jepang atau nama lainnya adalah gurami jepun, panjang tubuh lebih pendek dibandingkan gurami angsa. Memiliki warna tubuh abu – abu kemerahan terutama ada ujung sirip – siripnya. Memiliki bentuk sisik kecil dan berat mencapai 3.5 kg dan panjang maksimal 45 cm.

3) Gurami Bluesafir, memiliki ciri fisik hampir sama dengan gurami yang lain namun memilii warna merah muda cerah. Berat maksimum mencapai 2 kg per ekor. Produktivitas telur mencapai 5000 – 7000 butir.

4) Gurami Paris, warnanya merah muda cerah tetapi kepalanya berwarna putih dan terdapat bintik – bintik hitam diseluruh tubuh. Berat maksimum mencapai 1,5 kg, dengan produktivitas telur 5000 – 6000 butir

5) Gurami perselen, memiliki warna merahmuda cerah dengan ukuran kepala relatif kecil. Kelebihannya adalah dalam menghasilkan telur jumlahnya bisa mencapai 10.000 butir setiap kali pemijahan. Gurami jenis ini adalah yang paling sering dicari sebagai benih unggul. Berat induknya mencapai 1, – 2 kg.

6) Gurami Bastar, tubuh jenis gurami ini agak kehitaman tetapi warna kepalanya putih. Bentuk sisik nya agak lebar, laju pertumbuhannya termasuk cepat namun jumlah telur yang dihasilkan tidak terlalu banyak hanya 2000 – 3000 butir setiap kali pemijahan.

7) Gurmi kapas, memiliki warna putih keperakan mirip kapas dengan bentuk sisik yang cukup besar. Benih gurai jenis ini dapat tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai 1 kg dalam waktu sekitar 13 bulan semenjak menetas. Priduktifitas telurnya bisa mencapai 3000 butir setiap kali pemijahan.

8) Gurami batu, memiliki warna hitam dengan sisik yang kasar. Pertumbuhannya cenderung lambat dibandingkan jenis yang lain. Beratnya hanya mencapai 0,5 kg dalam waktu 13 bulan semenjak menetas.

Bersambung ke bagian 2 Budidaya Gurame

Sumber : https://suksesmina.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar