Kamis, 28 April 2016

Hama dan Penyakit Ikan (Bagian 3: Pencegahan Hama & Penyakit Ikan)

Image result for penyakit ikan

Secara umum hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit pada kegiatan budidaya ikan antara lain adalah :
  •  Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen
  •  Pemeliharaan ikan yang benarbenar bebas penyakit.
  •  Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas atau daya dukung kolam pemeliharaan.
  •  Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
  •  Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
  •  Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
  •  Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (Lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

Pencegahan Hama
Pada pemeliharaan ikan di kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama lain berupa hewan pemangsa lainnya seperti; udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam kolam akan menjadi pesaing ikan yangdipelihara dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. Untuk menghindar serangan hama pada kolam sebaiknya semak belukar yang
tumbuh di pinggir dan disekitar kolam dibersihkan. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Leptotilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas kolam dengan lembararan jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, juga ikan tidak akan melompat keluar.
Pencegahan Parasit dengan Penyaringan Air Sistem
Filter Mekanik
Filter mekanik merupakan sebuah alat untuk memisahkan material padatan dari air secara fisika (berdasarkan ukurannya), dengan cara menangkap/menyaring material-material tersebut sehingga tidak terbawa pada air pemasukan. Material-material  tersebut dapat berupa suspensi partikel kecil atau parasit ikan. Oleh karena itu fungsi filter mekanik selain menyaring partikel juga parasit yang berukuran besar tidak dapat masuk dalam kolam. Partikel padatan dalam hal ini bukan merupakan bahan terlarut tetapi merupakan suatu suspensi. Ukurannya dapat bervariasi dari sangat kecil, hingga tidak bisa dilihat oleh mata (sebagai contoh: partikel, plankton, organisme parasit, bakteri yang menyebabkan air keruh). Partikelpartikel ini dapat terperangkap dalam berbagai jenis media, dengan syarat diameter lubangnya atau porinya lebih kecil dari diameter partikel. Media tersebut dapat berupa kapas sintetis atau bahan berserabut lain, spong, kaca atau keramik berpori, kerikil, pasir, dll. Bahan yang diperlukan untuk sebuah filter mekanik adalah berupa bahan yang tahan lapuk, memiliki lubanglubang (pori-pori) dengan diameter tertentu sehingga dapat menahan atau menangkap partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari diameter media filter tersebut (Gambar 8.17).

Gambar 8.17 menunjukkan gambaran kasar tentang mekanisme kerja sebuah filter mekanik. Dalam gambar itu tampak bahwa partikel yang berukuran lebih besar dari diameter (pori) media filter akan terperangkap dalam filter sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil dan juga air akan lolos. Sebuah wadah atau bak kosong dapat pula berfungsi sebagai filter mekanik. Akan tetapi proses yang terjadi bukan melalui penyaringan partikel melainkan melalui proses pengendapan. Hal ini dimungkinkan dengan membuat aliran air serendah mungkin sehingga kecepatan partikel mengendap menjadi lebih besar daripada laju aliran air. Bak pengendapan umum digunakan dalam manajeman kolam ikan (seperti kolam ikan koi). Media filter mekanik (bahan yang digunakan untuk menyaring atau menangkap partikel) memiliki ukuran diamater lubang atau ukuran pori beragam, dari satuan mikron (sepersejuta meter) hingga satuan sentimeter (seperseratus meter), tergantung dari bahan yang digunakan. Diatom atau membran berpori-mikro, misalnya, memiliki pori-pori dengan satuan ukuran mikron sehingga selain dapat menahan suspensi juga dapat menangkap infusoria, bakteri dan algae bersel tunggal. Sedangkan jenis yang lain bisa mempunyai ukuran pori lebih besar. Hal yang menarik dari ukuran pori ini adalah diameter efektifnya. Seperti terlihat pada gambar 8.17, secara alamiah akan terjadi bahwa efektifitas filter mekanik akan meningkat dengan berjalannya waktu. Diameter pori filter yang semula hanya dapat menangkap partikel yang berkukuran lebih besar dari diameter porinya, dengan berjalannya waktu akan dapat pula menangkap partikel yang berukuran lebih kecil. Hal demikian dapat terjadi, karena dengan adanya halangan yang diakibatkan oleh partikel yang terjebak dan menutup ubang pori semula maka ukuran pori efektif yang berfungsi   akan semakin mengecil, sehingga
partikel lebih kecilpun lamakelamaan akan bisa tertangkap. Keadaan ini dapat membawa kesimpulan yang salah,bahwa filter mekanik semakin lama akan semakin efektif. Pada kenyataannya tidak demikian, dengan semakin “efektifnya” filter mekanik akan membawa ke keadaan dimana tidak akan ada lagi sebuah partikelpun, termasuk air, yang bisa dilewatkan. Dengan kata lain filter akan tersumbat total sehingga gagal berfungsi (Gambar8.18)


Gambar 8.18. Penumpukan partikelpartikel pada media filter mekanik. Meskipun pada awalnya akan dapat meningkatkan efektifitas filter, tapi dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan terjadinya penyumbatan sehingga filter gagal berfungsi. Hal yang umum terjadi adalah semakin halus pori-pori media filter mekanik yang digunakan akan semakin cepat pula penyumbatan terjadi. Apabila penggunakan mediasangat halus ini perlu dilakukan maka dengan menggunakan sistem filter mekanik bertingkat akan dapat menolong mengurangi resiko terjadinya penyumbatan dengan cepat. Filter mekanik perlu dirawat dan dibersihkan secara periodik agar dapat tetap berfungsi dengan baik. Kontrol terhadap kondisi filter ini sebaiknya dilakukan secara rutin. Apabila media sudah tidak dapat lagi berfungsi dengan baik karena rusak atau terdekomposisi, maka perlu dilakukan penggantian dengan media baru. Selain itu agar dapat melakukan pembuatan filter secara mekanik yang akan digunakan dalam kolam pemeliharaan ikan dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan pembuatan filter
2. Bersihkan wadah.dan peralatan dengan menyikat secara seksama agar semua kotoran hilang.
3. Bersihkan bahan dengan membilaskan air bersih
4. Susunlah bahan filter seperti gambar dibawah ini
5. Pasang frame besi dengan kawat kasanya
6. Pasang pompa diatas kotak plastik.
7. Jalankan pompa, catat kondisi air yang keluar.



Pencegahan terhadap beberapa penyakit
Pencegahan terhadap white spot  Tindakan karantina terhadap ikan  yang akan dipelihara merupakan tindakan pencegahan yang sangat dianjurkan dalam menghindari berjangkitnya white spot. Pada dasarnya white spot termasuk mudah dihilangkan apabila diketahui secara dini. Berbagai produk anti white spot banyak dijumpai di tokotoko perikanan. Produk ini biasanya terdiri dari senyawa-senyawa kimia seperti metil biru, malachite green, dan atau formalin. Meskipun demikian, ketiga senyawa itu tidak akan mampu menghancurkan fase infektif yang hidup di dalam tubuh kulit ikan. Oleh karena itu, pemberian bahan ini harus dilakukan berulang-ulang untuk menghilangkan white spot secara menyeluruh dari wadah pemeliharaan. Perlu diperhatikan bahwa spesies ikan tertentu, khususnya yang tidak bersisik, seperti lele, diketahui sangat tidak toleran terhadap
produk-produk anti white spot, oleh karena itu, perhatikan cara pemberian obat-obatan tersebut pada kemasannya dengan baik Perlakuan perendaman dengan garam dalam jangka panjang (selama 7 hari pada dosis 2ppt (part per thousand)) diketahui dapat menghilangkan white spot. Perlakuan ini hanya dapat dilakukan pada ikan-ikan yang tahan
terhadap garam. Wadah dapat dibersihkan dari white spot dengan cara memindahkan seluruh ikan dari wadah tersebut. Pada lingkungan tanpa ikan sebagai inang, fase berenang dari whte spot akan mati dengan sendirinya. Pada wadah pemeliharaan ikan dengan suhu diatas 21°C, akan terbebas dari white spot setelah dibiarkan selama 4 hari. Akan lebih aman lagi apabila wadah tersebut dibiarkan selama 7 hari. Semua peralatan budidaya juga akan terbebas dari white spot setelah dibiarkan selama 7 hari. Radiasi dengan sinar ultra violet dapat pula membantu mengurangi populasi white spot. Ikan yang lolos dari serangan white spot diketahui akan memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut. Kekebalan ini dapat bertahan selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Meskipun demikian ketahanan ini dapat menurun apabila ikan yang bersangkutan mengalami stres atau terjangkit penyakit lain. Untuk mencegah agar tidak berjangkit penyakit bintik putih, air kolam harus sering diganti atau dialiri air baru yang segar dan jernih. Harus dijaga agar air buangan ini tidak menularkan kepada ikan di kolamkolam lain.

Pencegahan terhadap jamur
Pencegahan jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya tetap baik. Agar ikan tidak terluka, perlakuan hati-hati pada saat pemeliharaan ikan sangat perlu diperhatikan. Pencegahan terhadap bakteri Pada umumnya bibit penyakit, apalagi berupa bakteri yang sangat kecil dan sudah tersebar di semua perairan, sukar sekali diberantas sampai tuntas. Karena air merupakan media penular yang membawa bibit-bibit penyakit secara luas. Maka cara pencegahanlah yang harus dipahami benar-benar oleh petani ikan. Ikan akan terhindar dari wabah penyakit apabila ikan selalu dalam kondisi yang baik. Kondisi baik artinya, makanan cukup, keadaan lingkungan baik, bersih dari segala pencemaran, agar ikan-ikan berdaya tahan tinggi untuk membentuk kekebalan alamiah terhadap berbagai penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar