Sabtu, 10 Juni 2017

Penyakit & Manajemen Kesehatan pada Budidaya Ikan di Laut

Image result for manajemen Kesehatan ikan

Masalah utama pada budidaya ikan di laut adalah serangan penyakit dan parasit, seperti : bakteri, jamur, dan virus. Serangan penyakit biasanya dipicu oleh ketidakseimbangan lingkungan, kekurangan nutrisi dan penggunaan benih yang rendah kualitasnya. Untuk mengurangi serangan penyakit kita harus memperhatikan secara seksama penyebab timbulnya penyakit.

Penggunaan vaksin sangat disarankan baik sebelum benih direbar maupun pengulangannya setelah beberapa bulan pemeliharan. Pengulangan penggunaan vaksin pada saat ikan berukuran 100 gr dengan dosis satu liter untuk 10.000 ikan. Peranan ahli penyakit dan monitoring secara rutin sangat diperlukan guna mengetahui kondisi kesehatan ikan.

Kematian tertinggi banyak terjadi pada tahap penggelondongan. Kematian yang lain disebabkan karena penanganan seperti, pengambilan sampel, penggantian jaring, kanibalisme, kebisingan dan kesalahan dosis obat atau anestesi.

Mekanisme Terjadinya Penyakit serta Hubungannya dengan Penerapan Sistim Manajemen Kesehatan Ikan
Penyakit didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan ketidaknormalan struktur dan fungsi atau terjadinya perubahan anatomi kimia ataupun fisiologis yang ditunjukkan oleh organisme melalui tanda tanda yang spesifik maupun tidak spesifik. Penyakit terjadi akibat adanya interaksi antara inang, patogen dan lingkungan yang tidak seimbang. Ikan dan patogen mikrobialnya berinteraksi satu sama lain dalam suatu hubungan yang berubah secara konstan yang dikendalikan oleh kondisi biologi, kimia dan fisika di lingkungan aquatik. Kondisi lingkungan yang tidak optimum dapat menimbulkan stress dan menyebabkan penurunan daya tahan ikan terhadap penyakit.

Ikan dan patogen mikrobialnya berinteraksi satu sama lain dalam suatu hubungan yang berubah secara konstan yang dikendalikan oleh kondisi biologi, kimia dan fisik lingkungan akuatik.

Stress akibat perubahan lingkungan merupakan pemicu utama timbulnya penyakit bakterial, parasiter, mikal dan viral karena stress akan menimbulkan perubahan perubahan dalam tubuh ikan yaitu:
  • Bertambahnya hormon
  • Bertambahnya respirasi
  • Bertambahnya kadar glukosa darah
  • Turunnya antibodi dan kurangnya daya tahan terhadap agen penyakit
Jenis jenis Stress pada ikan :
Stress kimia : disebabkan oleh : Kandungan / komposisi kimia air (nitrat, ammonia), Bahan toksik , komposisi pakan atau penggunaan obat tidak sesuai.
Stres Biologi : Padat tebar yang tinggi, adanya agen penyakit
Stress Fisika : Suhu, Cahaya, Suara, Kandungan Oksigen

Jenis Penyakit pada Ikan Laut Ekonomis
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Parasit

a. Cacing kulit (Skin Monogenean)
Berbentuk pipih gepeng dan tidak terlalu berbahaya, tetapi jika parasit ini menyerang mata dapat menimbulkan kebutaan.

Tanda Klinis : kehilangan Nafsu makan, menggesekkan benda ke jarring, berenang tidak normal/ flasing, permukaan tubuh pendarahan dan mata putih/buram. Jika masih di inang berwarna transparan tetapi menjadi putih setelah direndam di air tawar.

Diagnosa: Pengamatan lendir dengan mikroskop perbesaran 4x atau dengan perendaman air tawar parasit akan tampek berwarna putih

Dampak ke insang : menyebabkan kebutaan apabila menginfeksi mata, luka akibat infestasi parasit akan menyebabkan infeksi sekunder bakteri.

Penularan : secara horozontal melalui ikan dan dipicu oleh kepadatan tinggi. Telur monogenea berbentuk tetrahedral dengan filamen spiral panjang dan sering ditemukan pada dinding bak dan jaring.telur menetas menjadi oncomiracidium selama 4 hari. Larva dapat menyerang inang dan akan menjadi dewasa 7 hari setelah menetas.

Pencegahan : Perendaman dengan air tawar selama 5 – 10 menit tergantung tingkat ketahanan ikan atau dengan H2O2 dengan aerasi kuat. Dilakukan sebanyak 2- 3 kali dengan interval waktu 7 hari.

b. Cacing Insang
Parasit ini menyerang insang terutama pada ikan yang dibudidayakan pada kondisi air yang kotor. Ada 3 jenis yang sering menyerang ikan laut yaitu : Haliotrema, Pseudorhabdosynocus dan Diplectanum. Pada infeksi berat terjadi pendarahan di permukaan tubuh.

Stadia penyerangan : Pembenihan, pembesarn dan induk

Tanda klinis : Ikan berenang tidak normal mendekati permukaan air dan kehilangan nafsu makan. Produksi lendir berlebihan, tubuh kehitaman, insang pucat.

Dampak ke inang: Ika mengalamihiperplasia sel ephitel dari lamela insang. Infeksi berat dapat menyebabkan kematian karena rendahnya asupan oksigen. Biasanya diikuti dengan seranngan vibriosis.

Penularan : Secara horizontal melalui ikan, Kepadatan tinggi kan memperparah infeksi. Telur akan menetas setelah 5 hari dan akan menghasilkan oncomiracidium yang menyerang permukaan tubuh dan berenang menuju ke insang ikan. Siklus hidup secara keseluruhan 24 – 21 hari,.

Diagnosa: Dengan pengamatan mikroskopis permukaan tubuh dan insang ikan

Pengobatan : Dengan perendaman formalin 100-200 ppm selama 30 sampai 60 menit atau dengan H2O2 200 ppm selama 1 jam,

c. Cryptocaryon
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit bintik putih atau white spot karena ikan yang terserang umumnya terdapat bintik putih pada pemukaan tubuh dan insang. Cryptocaryon irritans adalah ciliata bergerak dengan rambut getar di permukaannya berukuran 0,3 – 0,5 um.

Stadia serangan: Hatchery, Penggelondongan dan pembesaran terutama dengan kepadatan tinggi,

Tanda klinis : Permukaan tubuh berbintik putih atau pucat. Sisik rontok, perndarahan pada permukaan tubuh, mata menonjol. Ikan terlihat sulit bernafasdan produksi lender meningkat sampai tubuh kehabisan lender/ kesat.

Penularan : Secara horizontal terjadi antar ikan yang sakit dan air. Throphont yang matang meninggalkan ikan dan berenang bebas membesar kemudian menghasilkan kista yang dapat menghasilkan 200 atau lebih calon tomont, Thomont berubah menjadi theront dan memcari inang baru,

Faktor pemicu : Kepadatan tinggi, suhu air turun, bahan organic dan stress karena penanganan,

Pencegahan : Ikan yang terserang direndam dalam air tawar selama 30 menit dan dilakukan setiap hari selama 2-3 hari atau dengan Cuprisulfat 0,5 ppm selama 5 – 7 hari dengan aerasi kuat, Ikan yang terserang harus dipindahkan ke bak yang bebas parasit selama 2 – 3 kali dengan interval waktu3 hari,

d. Infeksi Trichodina
Disebabkan oleh ektoparasit protozoa motil bersilia, parasit ini juga sering dijumpai pada budidaya intensif. Trichodina berbentuk seperti piring, ukuram sampai 100 um dan dipenuhi ciliate,

Stadia penyerangan: Benih, pendederan, dewasa

Dampak : mengganggu pernafasan, menyebabkan kematian pada ikan kecil. Penempelan parasit ini menyebabkan kerusakan langsung pada sel ephitel insang,

Penularan: Secara horizontal lewat ikan yang tersrang, air, peralatan kerja dan pakan hidup. Faktor pemicunya adalah bahan organik di air, kurangnya sirkulasi air dan stress penanganan.

Pencegahan dan Pengendalian: dengan perendaman air tawar 15 – 30 menit tergantung ketahanan ikan arau perendaman formalin 25 – 30 ppm selama 1 – 2 hari

e. Infeksi Broklynella spp.
Disebabkan oleh protozoa motil bersilia berbentuk bulat berukuran 60 um.

Stadia penyerangan : Biasnya pada tahap pendederan/penggelondongan

Tanda klinis : Ikan menggesekkan tubuh ke benda, keusakan insang dan pendarahan jika menyerang insang dan kulit

Dampak ke inang: mempengaruhi pernafasan dan memicu infeksi sekunder bakteri sehingga menyebabkan kematian massal

Penularan : secara horizontal lewat ikan yang terinfeksi dan air. Faktor pemicunya adalah kepadatan tinggi, kualitasair menurun da stress penanganan.

Diagnosis ; pengamatan mikroskopis kulit/ lendeir ikan terserang

f. InfeksiIsopoda
Isopoda berukuran 10 – 15 mm dan tubuhnya terbagi menjadi beberapa segmen dengan sepasang mata.

Stadia penyerangan : Pembenihan, pembesaran dan induk

Faktor pemicu: Kepadatan tinggi

Tanda klinis : Parasit menyerang permukaan tubuh, mulut, hidung, insang dan lipatan rahang, Ikan kehilangan nafsu makan, gerakan lambat dan pertumbuhan lambat,

Dampak inang; Jaringan tubuh inang rusak akibat tekanan tubuh parasit. Nekosis pada kulit dan filament insang. Kematian dapat terjadi setelah 1 – 2 hari terutama pada ikan kecil yang terinfeksi parah.

Penularan: Secara horizontal lewat ikan

Pencegahan dan pengendalian: parasit harus dicabut satu persatu kemudian ikan direndam dengan acriflavin untuk mencegah infeksi sekunder bakteri

g.Infeksi cacing lintah
Cacing lintah adalah eksternal parasit dengan ruas tubuh semu, ukuran panjang antara 8 – 12 mm dengan anterior dan posterior sucker digunakan untuk makan dan bergerak serta menempel pada inang.

Stadia penyerangan : pembenihan, perbesaran dan induk

Tanda klinis : Biasanya akan terlihat lintah berwarna kehitaman menempel pada sirip, tutup insang dan rongga mulut menyebabkan haemorhage. Patogenitasnya rendah namun infksi berat dapat menyebabkan infeksi sekunder bakteri.

Pengobatan : Perendaman dengan formalin 100 – 200 ppm disertai aerasi kuat diikuti dengan pemindahan ke bak baru yang bebasparasit. Jika lintah masih ada dapat dilakukan pengulangan setelah 2 – 3 hari.

Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya 0,5 – 10 mikron dan terdapatdari semua lingkungan. Pada lingkungan udidaya dimana terdapat bahan organik melimpah, terdapat bakteri dalam jumlah besar. Dalam kondisi normal bakteri adalah mikrofaunal normal, hidup padapermukaan tubuh ikan, dalam saluran percernaan dan mereka biasanya dianggap sebagai patogen sekunder dalam saluran penceraaan dan mereka biasanya dianggap sebagai patogen sekunder oportunstik. Perubahan atau penurunan mutu lingkungan perairan menyebabkan terjadinya penyakit bakterial. Masalah utama dalam pengendalian penyakit bakterial adalah masih terbatasnya persediaan obat.

Wabah penyakit bakterial dalam budidaya ikan dapat dikurangi jika perhatian yang serius dibrikan dalam praktek budidaya menjaga kondisi lingkungan yang optomum terutama kualitasair. Sebagian penyakit bakterial menunjukkan gejala yang sama pada ikan. Infeksi bias terjadi pada kulit atau sirip ikan, dalam otot dan organ dalam. Tanda awal biasanya bercak merah atau rusaknya jaringan. Jenis jenis penyakit bacterial :

a. Vibriosis
Vibriosis adalah penyakit bakterial yang umum pada ikan laut. Beberapa species vibrio adalah pathogen primer pada ikan laut. Tetapi species lainya sering beraksi sebagai patogen oportunistik yang akan menyerang pada ikan dalam kondisi stress.

Gejala klinis: Apabila menginfeksi juvenile maka penyakit ini bersifat akut tanpa adanya tanda klinis kecuali tubuh ikan berubah kehitaman dan hilangnya nafsu makan. Akan tetapi pada ikan yang lebih besar biasaya terlihat pendarahan atau borok pada kulit. Tanda tanda lainya adalah : kerusakan sirip, mata putih dan mata menonjol. Ikan yang terifeksi secara kronis umumnya menunjukkan insang sangat pucat dan luka borok yang dalam pada otot. Adanya bercak merah di dasar bak merupkan tanda adanya bakteri vibrio.

Penyebab: Ada beberapa spesies vibrio yang sudah teridentifikasi yaitu : V. algynoliticus, V anguilarum, V ordalli, V. harveyi vunvinicus. Bakteri ini bersifat gram negative, berbentyk panjang agak melengkung dengan ukuran panjang berkisar antara 1,4 – 2,6 mikron.

Stadia penyerangan: Larva, pendederan, penggelondongan , pembesaran dan induk.

Diagnosis: Dari preparat usap terhadap organ dalam seperti hati, ginjal, limpa dan dapat juga diisolasi secara murni dari organ yang terinfeksi menggunakan media standar antara lain : BHIA, NA dan TSA ditambah Na Cl konsentrasi 1 – 2 %. TCBS adalh media selective untuk bakteri vibrio.

Pencegahan : dengan penanganan yang bebar selama penggantian jring, pemindahan ikan, grading dan menerapkan standar padat pebar serta menjaga kualitas air

Pengobatan: Jika penyakit sudah terjadi maka terpaksa harus menggunakan antibiotic misalnya oxolinic acid 20 mg/ kg ikan selama 5 hari berturut turut. Perendaman dengan prefuran 2 ppm selama 2 jam bisa dilakukan untk menghindari infeksi sekundr ikan akibat transportasi.

a. Infeksi Streptococcus

Infeksi bakteri ini biasanya bersamaan dengan vibriosis. Bakteri Streptococcus bersifat gram positif, bentuk coccus dalam untaian rantai, dengan diameter kurang dari 2 um. Bakteri ini dapat diisolasi menggunakan media agar seperti TSA. MA dan Todd Hewit Agar. Media selektifuntuk bakteri ini adalah KF Strepto.

Stadia penyerangan: Semua stadia ikan terutama pembeihan dan pendederan

Tanda klinis : Berenang tidak normal, tubuh menjadi gelap, satu atau kedua mata menonjol, kornea mata menjadi putih, pendarahan pada tutup insang., Adanya ulcerasi dan necrotic padatubuh ikan merupakan pintu masuk yang sangat baik untuk infeksi bakteri lain. Ibfeksi Streptococcus sp juga bisa bersifat sistemik dengan disertai gejala klinis. Jika menginfeksi ikan kecil dapat menyebabkan kematian sekitar 10%.

Penularan : bakteri ini melimpah di lingkungan, air dan ikan. Penyebaranya berhubungan dengan keberadaan parasit, stress penanganan dan menurunnya kualitas air.

Pencegahan dan Pengobatan : Infeksi Streptococcus sp dapat dicegah dengan meghindari pemberian pakan yang berlebihan, kepadatan tinggi serta sterss penanganan. Angakat dan musnahkan ikan yang terinfeksi bila gejala awal mulai terlihatuntuk menghindari wabah atau mengurangi keparahan serangan ini. Erytromycin dosis 25-50 mg/kg berat ikan dapat diberikan secara oral selama 5 – 7 hari atao oxolinic acid dicampur pakan dengan dosis 20 mg/kg ikan. Bisa juga dilakukan perendaman dengan prefuran 2 ppm selama 1 jam.

b. Infeksi Flexibacter sp.

Penyakit ini disebabkan oleh Flexibacter maritimus. Termasuk golongan bakteri gram negative berbentuk batang dan bergerak secara gliding, bersifat oksidase positif dan katalase positif Jika tidak dilakukan penanganan secara cepat maka dapat diikuti infeksi sekunder bakteri .

Diagnosis : Bakteri ini tumbuh baikpada media Chitophaga agar dengan bentuk koloni berwarna kuning.

Stadia penyerangan : biasanya menyerang ikan dalam stadia pendederan.

Gejala klinis : Awal penyakit terlihat pada ujung sirip berwarna abu abu sirip erosi dan disertai haemorhagi. Infeksi yng parah akan menyebabkan sirip menjadi hilang, kemungkinan akan berlanjut sampai ke otot badan

Efek ke inang: Jika tidak cepat dilakukan penangananakan menyebabkan kematian inang sampai 80% dalam beberapa hari. Bakteri ini merusak ekor dalam waku 2 hari.

Penularan: Kejadian penyakit ini berhubungan dengan salinitas air dan biasanya terjadi pada salinitas air antara 30 sampai 35 ppt.

Pencegahan dan pengobatan : Dengan menjaga kualitas air tetap baik dan padat tebar yang rendah. Pengobatan harus dilakukan sebelum infeksi sekunder bakteri vibrio terjadi. Peendaman dengan airtawarselama 10 – 15 menit dan perendaman dengan prefuran 1 – 2 ppm selama 24 jam cukup efektif untuk membunuh bakteri ini.

Penyakit VirusPenyakit virus yang sering menyerang ikan laut ekonomis adalah Viral Nervous Necrosis (VNN). VNN menyerang stadia larva, juvenile, pembesaran dan induk dan merupakan penyakit berbahaya di pembenihan ikan laut. Virus ini mempunyai inang yang sangat luas dan menginfeksi lebih dari 20 spesies ikan laut. Kematian yang disebabkan virus ini dapat mencapai 100%padastadia larva, tetapi tidak demikian padastadia juvenil dan fingerling serta induk.

VNN disebabkan oleh piscine Nodavirus yang masukke genus betanodavirus (25-30 nm)dan termasuk ke dalam famili Nodaviridae. Virus ini susah diberantaskarena partikelnya tersembunyi dan berkembangbiak di dlam inti sel tubuh inang.Ikan yang mati merupakan sumber penularan yang potensial bagi ikan lain. Virus ini bersifat sangat ganas dan menular dengan cepatsehingga sangat sulit dikontrol.

Untuk mempertahankan hidupnya virus ini masuk ke dalam sel hidup dan memanfaatkan piranti sel untuk menggandakan dirinya. Satu partikel virus disebut virion yang terdiri dari DNA atau RNA. Setelah sampai di sel inang virus akan mengklaim sel tersebut sebagai miliknya sndiri danakan menggandakan dirimembentuk virion –virion baru. Virion akan masuk ke sel lain dan akan menyebar dan memperbanyak diri kembali.

Tidak ada pengobatan untuk virus. Yang dapat dilakukan adalah melakukan pencegahan misalnya dengan vaksinasi. Di lapangan kadang-kadang orang mengobati dengan mneggunakan antibiotika, maksud pemberian antibiotika disini bukann untuk membnuh virus tetapi untuk mencegah terjadiinya sekunderinfeksi oleh bakteri.

Gejala klinis : Ikan terserang VNN akan berenang dengn posisi tubuh terbalik, gerakan tidak beraturan bahkan kadang kadang menbentur dinding bak. Akan tetapi tanda ikan yang terinfeksi berbeda pada setiap stadia/umur ikan . Di bawah umur 20 hari ikan yang terinfeksi tidak ditemukan tandayang khas hanya terlihat adanya penurunan nafsu makan, yang ditandai dengan adanya sisa rotifer di air pemeliharaan. Dari umur 20-45 hari ikan yang terinfeksi ditandai dengan berenang di dekat permukaan air, selain itu ditemukan ikan yang mati di dasar bak. Dariumur 45 hari sampai 4 bulan ikan yang terinfeksi tampak terdiam di dasar selama beberapa hari, nafsu makan menurun drastis., berenang terbalik dan akhirnya mati. Diatas umur 4bulan ikan yang terinfeksi mengambang di permukaan air disertai adanya perbesaran gelembung renang, berenang terbalik dengan gerakan tidak beraturan.

Gejala internal yang terlihat antara lain : hati pucat, saluran pencernaan kosong, usus berisi cairan berwarna hijau kecoklatan. Virus ini bereplilkasi di mata, otak dan corda spinalis. Ikan yang terinfeksi akan terlihat adanya vakuolasi pada otak dan retina. Hal ini menyebabkan ikan berenang berputardan terlihat inkoordinasi

Penularan : Virus dapat menular melalui air (waterborne transmitted) dari ikan sakit ke ikan sehat dalam waktu 4 hari setelah kontak. Penularan penyakit ini bisa terjadi secara vertikal dari induk ke anaknya maupun horisontal melalui alat, teknisi ataupun ikan yang sakit.

Diagnosa : Keberadaab virus ini dapat dideteksi dengan menggunakan uji PCR. Sampel yang diambil untuk pemeriksaan PCR untuk larva adalah seluruh badan, untuk juvenil diambil kepalanya dan untuk ikan pendedran organ yang diambil adalah mata dan otak.

Pencegahan:

a) Seleksi induk bebas VNN dengan PCR

Semua induk yang terinfeksi dan yang bebas VNN ditempatkan pada bak yang terpisah. Contoh gonad diambil dengan kanulasi kemudian dimasukkan dalam tube 1,5 ml . selajutnya digunakan untuk pemeriksaan PCR.

b) Mensucihamakan (desinfeksi) alat alat serta bak dalam pembenihan

Dapat dilakukan dengan perendaman dengan chlorin 100 ppm selama 1 – 4 minggu.

c) Pemariksaan larva yang baru menetas dengan PCR

Sekitar 300 telur yang telah dibuahi ditempatkan dalam wadah 1 liter yang berisi air laut kemudian dipindahkan ke dalam botol plastik 2L dan diberi sedikit Streptomycine. Kemudian botol ditempatkan dalam inkubator dengan suhu 26-27 0C selama 2-3hari. Selanjutnya diambil 200 larva yang sudah menetas dan ditempatkan di dalam mikrotube 1,5 ml untuk uji PCR.

d) Membuang atau mengangkat ikan yang lemah dan mati kemudian dibakar karena ikan yang lemah dan mati merupakan sumber virus.

e) Meningkatkan laju air masuk. Cara ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi patogen dalam air

Sumber : https://studyaquaculture.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar