Kamis, 19 September 2019

Cara Pemijahan Ikan Guppy

Hasil gambar untuk ikan guppy

Anda tentu pernah mendengar tentang ikan guppy,  ikan kecil dengan sirip ekor bagai gaun seorang putri kerajaan yang diseret saat ia berjalan. Tapi jangan salah sangka dulu, walaupun bentuknya bagai putri cantik kerajaan, ikan molek ini adalah ikan jantan. Ikan kecil dengan banyak variasi warna menarik ini dikenal dengan nama latin Poecilia reticulata, ikan asli amerika tengah dan selatan ini telah tersebar hampir ke seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia sendiri ikan ini masuk pada tahun 1920an dan diketahui telah tersebar luas hampir ke seluruh penjuru Indonesia.
Ukuran ikan Guppy sangat kecil, bahkan ukurannya tidak lebih besar daripada jari kelingking. betina dewasa sekitar 4–6 cm, sedangkan jantannya lebih kecil sekitar 2 – 3 cm. Sama halnya dengan ikan lainnya, ikan guppy betina lebih besar daripada ikan jantan dan ikan jantan lebih menarik daripada ikan betina. Hal ini berguna bagi ikan jantan untuk menarik perhatian ikan betina pada musim kawin.

Musim Kawin dan Pemijahan Ikan Guppy
Musim kawin ikan secara alami berlangsung pada saat awal musim hujan atau pada akhir musim hujan. Pada kasus ikan guppy, induk ikan siap kawin pada umur 4 bulan dan hal ini tergantung pada kondisi lingkungan dari tempat guppy itu berada, jika ikan hidup di alam liar.

Dalam proses pemijahan (baca:pembibitan), ikan ini terbilang unik dikarenakan ikan ini dianggap melahirkan anak namun sebenarnya sifat pemijahan ikan ini sama halnya dengan yang dialami ikan hiu yaitu pembuahan terjadi di dalam tubuh induk betina dan telur yang dibuahi menetas dalam tubuh induk, sehingga pada saat menetas benih akan keluar dan terlihat ikan ini melahirkan.

Lama pemijahan ikan guppy berlangsung selama 4-7 hari, setelah itu induk dipisahkan. Masa “kehamilan” induk betina berlangsung dari 21 hinnga 30 hari, tergantung pada kondisi lingkungan. Ciri-ciri ikan guppy dikatakan “hamil” ialah dengannya munculnya bercak gelap (gravid spot) pada bagaian perut dekat anus dan warna dari bercak ini akan semakin gelap seiring dengan bertambahnya masa “kehamilan” dan waktu “kelahiran” benih ikan.

Dalam sekali melahirkan ikan guppy mampu menghasilkan benih hingga 100 ekor. Dikarena fertilisasi ikan ini berlansung di dalam tubuh betina atau fertilisasi internal maka pejantan memerlukan alat untuk menyalurkan spermanya ke dalam tubuh betina. Menurut Kottelat et al., (1993) sirip dubur pada ikan jantan mengalami perubahan menjadi gonopodium, yang berfungsi untuk mengeluarkan dan menyalurkan sperma yang akan masuk pada tubuh ikan betina.

Ikan betina mampu “hamil” kembali setelah 1 – 5 minggu setelah prosese “persalinan”, dan uniknya lagi untuk “hamil” kembali ikan guppy tidak perlu dikawinkan lagi dikarenakan betina ikan ini mampu menyimpan sperma didalam tubuhnya dan mampu “hamil” tanpa kawin hingga 3 kali setelah pemijahan dengan jantan. Setelah benih ikan lahir, benih ini mengkonsumsi sisa kuning telur yang berada diperutnya hingga 3-5 hari, setelah itu benih ikan guppy dapat langsung mencari makan sendiri, dan makanan bagi benih ikan guppy ini ialah Artemia, kutu air (Daphnia) dan Moina.

Pakan Benih Ikan Guppy
Pakan artemia dapat dibeli ditoko pakan, dan biasanya dalam bentuk telur dan harus di proses terlebih dahulu ialah dengan menipiskan cangkang telur artemia dengan larutan hipopklorit (dekapsulasi) dan dilanjutkan dengan penetasan telur, kemudian baru dapat diberikan ke benih ikan gupppi. Daphnia dapat dihasilkan dengan merendam kotoran ayam yang telah dikeringkan, setelah 2 hari daphnia akan tumbuh. Sedangkan untuk pakan moina dapat dihasilkan dengan merendam kubis yang telah dimasak dan dalam waktu 2 hari moina akan tumbuh. Pakan alami ini hanya digunakan hingga umur benih umur benih mencapai 20 hari, setelah itu benih ikan dapat diberikan dengan cacing sutera, jentik nyamuk atau dengan kuning telur.

Umumnya, hanya ikan guppy jantan yang dapat dijual sebagai ikan hias karena si jantan lah yang memiliki bentuk tubuh dan sirip yang menarik. Sedangkan ikan betina hanya untuk pengembangbiakkan kembali, keperluan budidaya.

Ikan guppy yang telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1920an ini telah menyebar ke perairan bebas, sehingga banyak ditemukan guppy dengan bentuk dan warna yang berbeda di perairan Indonesia. Penemuan guppy jenis baru ini mengindikasikan bahwa ikan guppy yang terlepas ke alam telah mengalami evolusi. Dampak dari hal ini memang tidak selamanya baik, dampak buruk misalnya terjadi persaingan antara ikan asli perairan tersebut dengan ikan guppy yang menyebabkan terjadinya kepunahan bagi ikan yang tidak mampu bersaing, namun dampak baiknya, Indonesia menjadi kaya akan spesies ikan, hasil domestifikasi evolusi.


sumber: http://pecintasatwa.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar