Rabu, 23 Desember 2015

Alat Tangkap Payang

Payang


Menurut Sudirman dan Mallawa (2004) alat tangkap payang terbuat dari bahan serat sintetis jenis nylon multifilament. Panjang jaring keseluruhan bervariasi dari puluhan meter smpai ratusan meter.
Ayodhya (1981) menyatakan bahwa alat tangkap jaring payang terdiri dari tali, kaki, badan dan kantong. Prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap ikan disekitar rumpon dengan menggunakan jaring yang memiliki kantong. Untuk mengoperasikan jaring payang, digunakan sebuah perahu dengan ukuran 12,0 m x 2,4 m x 1,0 m. Sebagai tenaga penggerak digunakan mesin Panther dengan kekuatan 4 slinder (1 PK).
Berdasarkan klasifikasi dari FAO, alat tangkap ini digolongkan sebagai jaring lingkar. Struktur alat tangkap ini adalah sebagai berikut :
1. Sayap: payang mempunyai dua bagian sayap yaitu bagian sayap kiri dan bagian sayap kanan. Konstruksi bagian atas dan bawah dari sayap berbeda ukuran dan bahan dari sayap ini terbuat dari bahan PA.
2. Badan, terdiri atas 6 bagian
3. Kantong (cod end) adalah merupakan tempat berkumpulnya ikan yang terjaring.
4. Tali ris atas (Head Rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, badan jaring (bagian bibir atas) dan pelampung.
5. Tali ris bawah (Ground Rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, bagian badan jaring (bagian bibir bawah) jaring dan pemberat.
6. Tari penarik (selambar) Berfungsi untuk menarik jaring selama di operasikan.
7. Pelampung (float): tujuan umum penggunan pelampung adalah untuk memberikan daya apung pada alat tangkap cantrang yang dipasang pada bagian tali ris atas (bibir atas jaring) sehingga mulut jaring dapat terbuka.
8. Pemberat (Sinker): dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruh dari arus.
Secara umum payang yang paling banyak digunakan adalah payang Tegal yang terdiri dari sebuah kantong panjang dan dua buah sayap kiri dan kanan. 

Nama bagian dan ukuran pada tiap daerah sangat berbeda, bahkan nelayan yang berasal dari satu daerahpun kadang-kadang menggunakan ukuran tidak sama, misalnya payang di Palabuhanratu menggunakan bambu sebagai pelampungnya. Kelengkapan alat tangkap payang tidak dapat dipisahkan dengan tali temali, pelampung dan pemberat.


Metode Penangkapan payang
Menurut Hakim (2008), prinsip pengoperasian payang dengan melingkarkan sayap-sayap jaring pada gerombolan ikan (misalnya disekitar rumpon) yang sudah dipasang sebelumnya, kemudian jaring ditarik ke arah perahu. Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari. Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks (kerosene pressure lamp). Penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish aggregating device) atau tanpa menggunakan alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.
Penggunaan rumpon untuk alat bantu penangkapan dengan payang meliputi 95% lebih. Penangkapan dengan payang dan sejenisnya ini dapat dilakukan baik dengan perahu layar maupun dengan kapal motor. Penggunaan tenaga berkisar antara 6 orang untuk payang berukuran kecil dan 16 orang untuk payang besar.
Menurut Subani dan Barus (1989) menangkap ikan dengan pukat kantong dilakukan pada malam hari dan siang hari. Siang hari dilakukan pada saat matahari akan terbenam dan malam hari dilakukan pada matahari mulai terbit terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan bulan terang). Penangkapan ikan pada siang hari biasanya menggunakan alat bantu rumpon atau payaos
(fish aggregating devices) atau kadang-kadang tanpa alat bantu penangkapan rumpon.
Prinsip penangkapan ikan dengan payang adalah menangkap ikan permukaan dengan melingkarkan jaringnya pada gerombolan ikan, setelah itu dilakukan penarikan alat tangkap dengan cepat untuk menghindari gerombolan ikan meloloskan diri kearah horizontal maupun kearah vertikal karena jaring sudah menarik dengan kantongnya (Sadhori 1985).
Menurut Suryadie (2004) di Palabuhanratu payang dioperasikan dengan menggunakan perahu motor tempel (PMT) 5 GT dengan anak buah kapal sebanyak 13-25 orang. Lamanya trip penangkapan payang adalah dari pagi hari hingga sore hari atau malam hari berkisar antara 10-13 jam. Payang dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan dan kemudian mengarahkannya kedalam kantong yang berada pada belakang jaring.

Teknik Dan Operasi Penangkapan
Setelah melakukan kegiatan survey dan mengikuti dalam operasi pengkapan di kapal payang, pada umumnya nelayan jaring payang di Palabuhanratu Sukabumi mulai berangkat melaut pada pukul 06.00 WIB.
Dalam operasi pengkapannya bayak dilakukan pada siang hari alat tangkap ini bayak digunakan di perairan indonesia termasuk di Teluk Pelabuhanratu, alat tangkap ini terdiri dari dua sayap. Biasannya jaring terbuat dari bahan sintetis jenis PE (Polyethylene). Sebagai alat tangkap payang yang dioprasikan biasannya ukuran mata jaring (mesh size) sayapnya masin-masing berukuran 80, 50, 30, dan 20 mm sedangkan ukuran mesh size kearah kantong semakin kecil berkisar 1,5 – 5 mm. Untuk memberikan daya apung maka pada bagian sayap di berikan pelampung. Supaya sayap tersebut terentang dalam air maka diberikan pemberat. Fungsi sayap adalah untuk menakut-nakuti dan mengiring atau menghadang pergerakan ikan agar masuk ke dalam kantong. Ujung kedua sayap di hubungkan dengan tali penarik, pada bagian sebelah kanan diberi pelampung tanda, sedangkan pada tali penarik lainnya diikatkan di kapal.
Setelah alat tangkap ini telah tersusun dengan baik di atas kapal maka tiba difishing ground ada perbedan dari proses melingkari gerombolan ikan dengan tanpa rumpon disini tali sayap yang menghubungkan dengan badan jaring diturunkan ke laut dengan di bawa oleh seorang abk.

a. Penurunan jaring (setting)
kemudian kapal mengelilingi gerombolan ikan sambil penurunan jaring setelah melingkari gerombolan ikan selesai, proses selanjutnya menarik jaring ke kapal yang dilakukan oleh awak kapal (ABK). Operasi pengkapan dianggap selesai apabila kantong jaring sudah selesai di angkat di atas kapal, tingkat keberhasilan dalam peroses ini adalah kecepatan melingkari gerombolan ikan.

b. Penarikan dan pengangkatan jaring (hauling)
Penarikan dan pengangkatan jaring dilakukan dari sisi lambung kapal atau buritan kapal tanpa menggunakan mesin bantu penangkapan (fishing machinery) dan kedudukan kapal berlabuh jangkar atau kedudukan kapal terapung (drifting), agar supaya tidak terjadi gerakan mundur kapal yang berlebihan, diupayakan kapal bergerak maju dengan kecepatan kapal lambat, sesuai beban/kecepatan penarikan payang. Cara Penarikan dan pengangkatan jaring dapat dilihat pada gambar berikut.

Daerah penangkapan ikan
Departemen Kelutan dan Perikanan (2006) menyatakan bahwa daerah pengkapan atau fishing ground adalah suatu perairan laut dimana diharapkan
ikan-ikan atau hasil laut lainnya yang menjadi sasaran penangkapan dapat tertangkap dalam jumlah maksimal.
Daerah penangkapan ikan (fishing ground) yang baik mempunnyai prasyarat sebagai berikut :
a) Daerahnya cukup luas, sehingga diharapkan suatu kelompok ikan tinggal secara utuh dalam kelompok.
b) Daerah tersebut banyak terdapat ikan serta hasil laut lainnya, dan dapat dilakukan penangkapan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
c) Alat tangkap dapat dioperasikan secara baik dan aman.
d) Daerah tersebut dapat dicapai dengan kapal tangkap yang secara ekonomis menguntungkan.
e) Cukup tersedia makanan bagi anggota kelompok ikan, baik ikan-ikan kecil maupun ikan-ikan dewasa.
Daerah penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan yang cocok untuk penangkapan ikan dimana alat tangkap dapat kita operasikan secara maksimum.
Syarat-syarat suatu daerah dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan bila:
a) Terdapat ikan yang berlimpah jumlahnya.
b) Alat tangkap dapat dioperasikan dengan mudah.
c) Secara ekonomis daerah sangat berharga atau kondisi dan posisi daerah perlu diperhitungkan.
Pada umumnya alat tangkap payang atau pukat pantai banyak dikenal dan dipergunakan di daerah pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran, Labuhan, Palabuhanratu, Marigge (Sumatra Selatan), dan banyak pula digunakan di daerah Jawa serta hasil tangkapan didistribusikan ke wilayah setempat.
Biasanya daerah penangkapan untuk alat tangkap payang ditentukan berdasarkan tanda-tanda alamiah seperti terlihatnya buih-buih di permukaan perairan atau adanya burung yang menyambar-nyambar, namun kebanyakan nelayan menggunakan cara dengan mencoba menurunkan jaring pada daerah yang sudah biasa dijadikan daerah penangkapan oleh nelayan payang di masing-masing daaerah.
Daerah tersebut harus memiliki kondisi dimana ikan dengan mudahnya datang bersama-sama dalam kelompoknya, dan merupakan tempat yang baik untuk dijadikan habitat ikan tersebut. Kepadatan atau distribusi ikan tersebut berubah menurut musim, khususnya pada ikan pelagis. Daerah yang sesuai untuk habitat ikan, oleh karena itu, secara alamiah diketahui sebagai daerah penangkapan ikan. Kondisi yang diperlukan sebagai daerah penangkapan ikan harus dimungkinkan dengan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan dan habitat ikan, dan juga melimpahnya makanan untuk ikan. Tetapi ikan dapat dengan bebas memilih tempat tinggal dengan kehendak mereka sendiri menurut keadaan dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Oleh karena itu, jika mereka tinggal untuk waktu yang agak lebih panjang pada suatu tempat tertentu, tempat tersebut akan menjadi daerah penangkapan ikan.
Klasifikasi daerah penangkapan ikan sering dibuat berdasarkan materi sebagai jenis ikan yang akan ditangkap, jenis dari alat tangkap yang digunakan, daerah perairan di mana usaha perikanan dioperasikan dan area lautan di mana usaha perikanan beroperasi :
a) Spesies dari ikan: tuna, salmon dan sebagainya.
b) Jenis alat tangkap ikan: trawl fishing ground, long line fishing ground, pole and line fishing ground, surrounding-net (jaring lingkar) fishing ground, dan sebagainya.
c) Kawasan perairan: daerah penangkapan dalam laut atau permukaan, daerah penangkapan yang dekat dengan pantai, daerah penangkapan pantai dan daerah penangkapan pada perairan darat. Kawasan laut: daerah penangkapan di Pasifik Utara, daerah penangkapan di Laut China Selatan, daerah penangkapan di China Bagian Tenggara, dan lain sebagainya.

Hasil Tangkapan Payang
Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap payang adalah
ikan-ikan pelagis yang berenang di dekat permukaan air dengan cara berkelompok (schooling) seperti tuna, cakalang, tongkol, petek (Leiognathus spp), sebelah (Psettodidae), dan jenis jenis udang (Shrimp). (Ayodhyoa, 1981).
Hasil tangkapan dari payang terdiri dari berbagai jenis ikan yang biasa digunakan sebagai umpan, seperti : ikan layang (Decapterus sp), ikan kawalinya (Rastrelliger sp), ikan sardin (Sardinella sp), ikan teri (Stelophorus sp), dan ikan lolosi (Caesio sp) (Subani Barus, 1989).

Sumber : http://yogibachtiarpenangkapanpayang-ganteng.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar