Ikan tawes merupakan salah satu jenis ikan sungai yang biasa dikonsumsi di daerah Asia Tenggara. Ikan ini termasuk satu dari lima jenis ikan air tawar terpenting dari pemeliharaan di Thailand. Sebagaimana ikan mas, tawes mudah dipelihara tanpa memerlukan teknik yang rumit dan mahal.
Namun, berbeda dengan ikan mas, pemijahan ikan tawes tidak memerlukan kakaban. Hal ini disebabkan oleh sifat telur ikan tawes yang menyebar di dasar kolam. Hal yang harus diperhatikan adalah jangan sampai dasar kolam retak sewaktu pengeringan. Sebab, hal itu bisa menutupi telur ikan tawes yang jatuh di dalamnya. Dikutip dari Buku Aneka Kolam Ikan, ada dua cara yang biasa digunakan untuk memijahkan ikan tawes, yaitu sebagai berikut.
1. Cara Tradisional atau Awipari
Cara ini menggunakan kolam dengan luas yang bervariasi antara 200-2.000 m2. Kolam pemijahan juga digunakan untuk penetasan dan pemeliharaan benih. Saluran tengah (kemalir) memiliki lebar 40 cm dengan kedalaman 20 cm yang menghubungkan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Kemalir harus disediakan untuk mempermudah ketika melakukan penangkapan benih. Dasar kolam yang baik adalah sedikit berpasir dengan air yang jernih dan mengandung sedikit zat organik
2. Cara Purbaratu
Dinamakan demikian karena menggunakan asal daerahnya, yaitu Purbaratu (bagian timur Jawa Barat). Kolam pemijahan terdiri atas dua buah kolam yang saling berhubungan. Petak sebelah atas berfungsi sebagai penampungan (reservoar) dan pengendapan air. Jika petak sebelah atas telah penuh, air yang sudah jernih akan mengalir ke petak yang berada di bawahnya. Induk dipijahkan di kolam sebelah bawah. Pematang dibuka jika benih telah berumur 7-10 hari. Dengan demikian, benih dapat berpindah ke petak pertama yang biasanya telah tersedia pakan alami. Benih ditangkap kembali pada umur 21 hari. Cara ini lebih baik dengan persentase lebih baik hingga 25-50% dari cara pertama.
Sumber : https://www.jitunews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar