Jika tingkat produksi masih belum optimum, padat penebaran ikan mujair dapat tingkatkan. Penebaran benih ikan mujair lebih baik dilakukan pada sore hari sehingga ikan mujair dapat beradaptasi dan pada malam hari, suhu air tidak terlalu panas. Penebaran benih ikan mujair tidak memiliki sesuatu yang khas, tetapi yang penting adalah jumlah yang akan diproduksi, jumlah benih yang ditebarkan, harus mencapai tujuan yang diharapkan.
Selama pemeliharaan, kesehatan ikan mujair, gangguan hama dan penyakit ikan mujair harus selalu diamati, sehingga jika diperlukan, penanggulangan dapat dilakukan secepat mungkin. Pengamatan kesehatan ikan mujair dapat dilakukan dengan memperhatikan perilaku ikan sehari-hari, warna tubuh dan nafsu makan, meskipun nafsu makan dipengaruhi pula oleh kualitas air dan jenis pakan.
Beberapa jenis hama ikan mujair yang biasanya ada pada budidaya ikan mujair dalam kolam jaring apung di antaranya adalah burung pemangsa ikan, kura-kura, biawak dan buaya. Untuk menghindari serangan burung, kolam jaring apung diberi tutup, dapat pula dengan menggunakan bibit yang tidak berwarna merah. Adapun untuk hewan pemangsa seperti kura-kura, biawak dan buaya dapat digunakan jaring rangkap. Lapisan jaring luar digunakan sebagai penangkal serangan hama tersebut.
Apabila diketemukan ada gejala serangan penyakit, petani ikan harus segera melakukan tindakan penanggulangan dan pengobatan. Tindakan tersebut harus tepat dan cepat sesuai dengan anjuran dari instansi yang berwenang, di antaranya dengan pemberian vaksin yang sudah ada, pemberian pakan yang mengandung obat atau pengusiran hama. Untuk mencegah serangan penyakit, perhatikan sanitasi lingkungan, kondisi karyawan dan peralatan yang digunakan.
Selama pemeliharaan, kesehatan ikan mujair, gangguan hama dan penyakit ikan mujair harus selalu diamati, sehingga jika diperlukan, penanggulangan dapat dilakukan secepat mungkin. Pengamatan kesehatan ikan mujair dapat dilakukan dengan memperhatikan perilaku ikan sehari-hari, warna tubuh dan nafsu makan, meskipun nafsu makan dipengaruhi pula oleh kualitas air dan jenis pakan.
Beberapa jenis hama ikan mujair yang biasanya ada pada budidaya ikan mujair dalam kolam jaring apung di antaranya adalah burung pemangsa ikan, kura-kura, biawak dan buaya. Untuk menghindari serangan burung, kolam jaring apung diberi tutup, dapat pula dengan menggunakan bibit yang tidak berwarna merah. Adapun untuk hewan pemangsa seperti kura-kura, biawak dan buaya dapat digunakan jaring rangkap. Lapisan jaring luar digunakan sebagai penangkal serangan hama tersebut.
Apabila diketemukan ada gejala serangan penyakit, petani ikan harus segera melakukan tindakan penanggulangan dan pengobatan. Tindakan tersebut harus tepat dan cepat sesuai dengan anjuran dari instansi yang berwenang, di antaranya dengan pemberian vaksin yang sudah ada, pemberian pakan yang mengandung obat atau pengusiran hama. Untuk mencegah serangan penyakit, perhatikan sanitasi lingkungan, kondisi karyawan dan peralatan yang digunakan.
Dengan dilakukannya panen ikan mujair dari kolam jaring apung, periode pemeliharaan ikan mujair berakhir. Dari hasil panen yang diperoleh dapat diadakan penilaian tentang keberhasilan kegiatan usaha yang telah dilakukan, terutama penilaian dari segi teknis. Kegiatan panen harus memperhitungkan waktu yang digunakan, metode yang diterapkan, peralatan yang dipakai, tempat penampungan dan distribusi hasil panen, serta bagaimana permintaan pasar terhadap ikan mujair yang dihasilkan.
Waktu dan jumlah ikan mujair yang dipanen sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan atau kondisi pasar. Jika permintaan pasar tinggi dengan harga yang tinggi dan ukuran minimal memungkinkan dipanen, lakukan pemanenan. Pelaksanaan pemanenan ikan mujair sebaiknya dilakukan pada suhu udara rendah. Suhu rendah dapat menurunkan aktivitas metabolisme dan gerak ikan sehingga mengurangi risiko kematian. Pemanenan ikan harus dilaksanakan dengan cepat dan hati-hati agar ikan hasil panen tetap dalam keadaan sehat dan segar. Peralatan yang digunakan haus praktis dan aman bagi ikan. Penampungan hasil panen harus dilakukan di penampungan khusus dengan sirlulasi air yang baik.
Sebelum pengangkutan, ikan mujair harus dikemas dengan rapi dan memenuhi persyaratan sistem pengangkutan ikan hidup. Ssitem pengangkutan ikan mujair dilakukan secara terbuka atau tertutup. Wadah yang digunakan untuk kemasan harus terbuat dari bahan yang ringan, kuat, tidak menruskan panas, tidak mencemari air didalamnya. Bahan-bahan tersebut misalnya plastik, styroform, dan fiberglass. Pemberokan yang dilakukan sebelum ikan didistribusikan akan mengurangi kematian ikan saat pengangkutan.
Kepadatan ikan mujair dalam kemasan bergantung pada jenis alat ikan yang didistribusikan, sistem dan lama pengangkutan. Proses pengangkutan ikan mujair harus dilakukan dalam keadaan cuaca sejuk dan memperhitungkan lama waktu perjalanan yang akan ditempuh.
Pencatatan distribusi ikan, kegiatan pengelolaan, mulai persiapan hingga distribusi hasil panen, harus selalu dilakukan dengan tertib, karena informasi ini sangat berguna sebagai pedoman perbaikan usaha pemeliharaan ikan mujair selanjutnya. Catatan dapat digunakan untuk patokan pemeliharaan selanjutnya. Jika hasinya kurang, dapat diperbaiki.
Pemeliharaan ikan mujair pada kolam jaring apung harus mempertimbangkan aspek ekonomi, seperti keadaan pasar, sarana dan prasarana pemasaran, sehingga produk akhir akan sampai ke konsumen sesuai dengan harapan konsumen dan bagi petani ikan secara ekonomis menguntungkan.
Pengusahaan ikan mujair membuka kesempatan usaha di bidang pengusahaan benih ikan, yaitu pembenihan di kolam, minapadi atau pendederan, penyediaan pakan ikan, penyediaan saran dan prasarana perikanan, penjualan hasil ikan, baik itu penjualan ikan dalam bentuk ikan hidup, ikan segar maupun ikan yang sudah diolah menjado masakan.
Sumber : https://www.banyudadi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar