Rabu, 08 Juni 2016

Alat Penangkapan Ikan Rawai Tuna



Rawai tuna adalah alat tangkap dari golongan line fishing, terutama ditujukan untuk menangkap tuna dalam ukuran dan jumlahyang besar. Tuna tujuan penangkapan berada di lapisan yang dalam dan mempunyai daerahpenyebaran yang luas. Pada prinsipnya, konstruksi rawai tuna terdiri dari gabunganbeberapa main line (tali utama), serta branch line yang diberi pelampung pada ujungnya.

Rawai tuna (long line) mini adalah rawai tuna yang dibuat dengan menggunakan PAmonofilament, dalam setiap basketnya terdiri dari 5 mata pancing atau lebih dan satu kapalmengoperasikan alat tidak lebih dari 1.000 buah mata pancing yang dioperasikan denganmenggunakan kapal di bawah 30 GT.
Alat tangkap rawai tuna merupakan alat yang paling efektif untuk menangkap ikan jenis tuna. Karena alat ini dapat menjangkau penyebaran tuna secara vertical maupunhorizontal. Selain itu dalam pengoperasian rawai tuna tidak memerlukan umpan yang masihhidup, sehingga dapat mencapai daerah yang luas. Pada perikanan rawan tuna, pengetahuantentang batas penyebaran tuna secara vertical memegang peranan penting.

KAPAL RAWAI TUNA
Menurut Ayodhyoa (1981), menyatakan bahwa kapal rawai tuna adalah jenis kapal yangmempunyai tujuan menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap rawai tuna, denganpersyaratan mempunyai kemampuan mengarungi samudera, mempunyai palkah ikan yang dilengkapi dengan pendingin, memiliki tangki air tawar dan tangki bahan bakar yangcukup besar, mempunyai tempat kerja yang luas untuk memberikan kebebasan gerak bagianak buah kapal serta olah gerak kapal yang cukup lincah dan mempunyai kecepatan yangcukup untuk menuju ke daerah penangkapan ikan. Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung,menyimpan, mendinginkan, dan/atau mengawetkan (UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan).
Kapal rawai tuna biasanya setiap kapal memiliki ruangan-ruangan sebagai berikut:
1. Tempat pembuangan pancing (setting) biasanya di buritan;
2. Tempat penarikan pancing (hauling) biasanya di bagian tengah bagian depan;
3. Tempat penyimpanan tali utama, biasanya di bagian tengah sebelah belakang;
4. Tempat penyimpanan tali cabang, tali pelampung dan pelampung, berdekatan di bagian buritan kapal;
5. Tempat radio buoy, di buritan sebelah kanan.

Nomura dan Yamazaki (1977) mengatakan bahwa: ada beberapa persyaratan minimaluntuk kapal ikan yang dapat digunakan untuk operasi penangkapan, yakni memiliki kekuatan struktur badan kapal, menunjang keberhasilan operasi penangkapan, memiliki fasilitaspenyimpanan hasil tangkapan ikan/udang dan memiliki stabilitas yang tinggi. Stabilitas kapalmutlak diperlukan sebagai kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula (tegak) setelahmengalami momen temporal, dimana posisi miring akibat bekerjanya gaya baik dari luarmaupun dari dalam kapal tersebut. Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi desainsuatu kapal penangkap ikan adalah tujuan penangkapan ikan, alat dan metodepenangkapan, kelaik lautan dan keselamatan awak kapal, peraturan- peraturan yangberhubungan dengan desain kapal, pemilihan material yang tepat untuk konstruksi,penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan, serta faktor-faktor ekonomis
Menurut Soemarto (1979), kapal penangkapan harus memenuhi persyaratan antara lain :
1. Memiliki kesanggupan berlayar di laut dengan baik dalam segala keadaan yang mungkinterjadi.
2. Sanggup berlayar dengan tenaga sendiri ke dan dari daerah penangkapan serta dapat melakukan penangkapan continue.
3. Mempunyai stabilitas yang tinggi untuk menjamin keselamatan.
4. Kekuatan dan struktur yang kokoh.
5. Memiliki fasilitas penyimpanan hasil tangkapan.
6. Tempat persediaan cukup untuk bahan bakar, makanan dan air, untuk keperluan operasi dalam waktu serta jarak yang telah ditentukan untuk keperluan yang tak terduga.
7. Kapal harus mempunyai kekuatan yang baik agar dapat menahan gaya-gaya yang bekerja padanya, baik gaya-gaya dari luar maupun dari dalam.

RAWAI TUNA MINI (MINI LONG LINE)
Rawai tuna adalah rawai yang digunakan dikhususkan untuk menangkap ikan tuna, walaupun jenis ikan pelagis besar tertangkap juga . Rawai tuna adalah alat tangkap yang terdiri dari gabungan antara beberapa tali dan pancing serta dilengkapi dengan pelampung dan pancing.
Alat tangkap ini dioperasikan dekat dengan permukaan air dan dihayutkan dalam jangka waktu tertentu. Alat tangkap rawai tuna termasuk ke dalam kelas pancing atau hook and line (Sjarif dan Mulyadi, 2004).
Rawai tuna dibuat dari rangkaian tali temali yang diberi pancing dan pelampung, alat tangkap ini terdiri dari tali utama (main line), tali cabang (branch line), tali pelampung (buoy line) dan pelampung .
Rawai tuna mini (mini long line) adalah rawai tuna yang dibuat dengan menggunakan PA monofilament, dalam setiap basketnya terdiri dari 5 mata pancing atau lebih dan satu kapal mengoperasikan alat tidak lebih dari 1.000 buah mata pancing yang dioperasikan dengan menggunakan kapal di bawah 30 GT.
Adapun rawai tuna terdiri dari : Pelampung (buoy), tali pelampung (buoy line), tali utama (Main line), tali cabang (branch line) dan pancing (hook), susunan satu unit rawai tuna disebut satu basket. Sedangkan tali cabang terdiri dari : Tali cabang utama, kili-kili (swivel), skiyama, kanayama.

TALI UTAMA
Tali utama adalah tali tempat bergantungnya tali cabang, bahan yang digunakan adalah PA monofilamen dengan nomor 600 yang berdiameter 6mm Tiap satu bagian tali utama panjangnya berkisar antara 50 – 60mn tiap-tiap jarak satu tali cabang.

TALI CABANG
Panjang tali cabang tidak boleh lebih dari setengah kali (1/2 x) jarak antara tali cabang yang menggantung pada tali utama. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi saling mengait (kekusutan) antar tali cabang. Panjang tali cabang seharusnya sekitar 20-25 meter, tali cabang biasanya terdiri atas dua atau tiga jenis tali yaitu tali cabang utama (10 - 15m) dibuat dari PA monofilament nomor 400 dengan diameter 4mm, Skiyama ( 5 – 10m) dibuat dari PA monofilament nomor 400 dengan diameter 4mm, dan tali pancing (2 – 5m) dibuat dari PA monofilament 300 dengan diameter 300mm.

SUMBER:
https://www.google.com/search/images
Yusrizal, 2011. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 012/TPI/BPSDMKP/2011 “Penangkapan Ikan dengan Rawai Tuna (Tuna Long Line) Mini”. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Arif Rahman Hakim; http://www.medialuhkan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar