Minggu, 20 November 2016

Budidaya Lele Teknologi Biofloc



Budidaya Lele teknologi Biofloc dikembangkan, guna mengatasi berbagai kendala berkaitan dengan lingkungan. Jadi berbagai kendala, seperti keterbatasan lahan dan kesulitan memperoleh air, bisa ditanggulangi dengan sistem budidaya lele tersebut. Metode ini sangat efektif sebagai solusi atas air dan lahan yang terbatas, serta pakan yang mahal. Apa saja tahapan yang harus diterapkan?



Persiapan bahan dan alat budidaya lele
Metode budidaya ini efektif dalam pencegahan masuknya penyakit ke dalam kolam. Baik penyakit yang dibawa oleh air atau bibit ikan. Secara umum, pemeliharaan ikan membutuhkan sistem pengelolaan limbah organik dari sisa-sisa pakan. Supaya tidak berubah menjadi racun bagi ikan yang sedang dibudidayakan.

Bakteri hetetotrofik akan membantu dalam mengelola limbah organik tersebut. Tempat budidaya lele ini bisa menggunakan kolam terpal atau tong. Apa saja bahan dan alat yang diperlukan?

Probiotik. Fungsinya untuk bibit bakteri, yang bertugas sebagai pengurai limbah organik dari sisa pakan. Kemudian mengubah bangkai plankton yang telah mati menjadi protein.

Molase/Gula Aren/Gula Pasir. Berfungsi untuk sumber carbon, sebab metode biofloc bisa terbentuk kalau rasio carbon melebihi 12.

Bibit ikan lele. Pastikan bibitnya sangat unggul. Sangat disarankan melakukan pembibitan sendiri, karena relatif lebih aman.

Pakan ikan. Kandungan proteinnya harus melebihi 30 persen. Tidak disarankan memberikan pakan ikan runcah, ayam tiren, bekicot, keong dan sejenisnya. Kalau sistem budidaya ini sudah berjalan dengan baik, bisa memberikan pakan rendah protein atau yang harganya lebih murah. Pada kondisi itu, protein organik alami di dalam kolam sudah banyak.



Air. Pastikan air yang digunakan terjaga kebersihannya atau tidak tercemar racun tertentu. Jangan sampai memakai air dengan kandungan zat kimia berbahaya. Karena bisa mendatangkan dampak negatif, bagi yang mengonsumsi ikan lele tersebut.

Untuk kebutuhan alat dalam sistem Budidaya Lele teknologi Biofloc ini adalah sebagai berikut.

Aerator.
Fungsinya sebagai penyuplai oksigen dan mengaduk flok supaya tetap mengambang. Limbah organik bisa diolah dengan baik, kalau flok protein diaduk terus selama 24 jam. Konsentrasi oksigen di atas permukaan air, minimal 1,8 mg per liter. Sedangkan di bawah permukaan kolam, oksigennya 2,1 mg per liter. Sebab, bakteri yang membentuk flok protein, tidak bisa berkembang pada oksigen minim.

Pompa air. Sistem biofloc tidak harus mengganti air secara berkala. Tetapi ada baiknya tetap dilengkapi dengan pompa air. Tujuannya, untuk menambah air, kalau warnanya terlihat sangat pekat. Pergantian air akan memberikan dampak positif bagi ikan.

Bak sortir, serok besar, serok kecil dan berbagai peralatan lainnya, yang diperlukan dalam budidaya ikan lele bisa disiapkan.

Tahapan budidaya
Setelah menyiapkan berbagai bahan dan alatnya, saatnya memulai tahapan budidayanya.

Pengisian air. Ketinggian air adalah 30 hingga 40 cm, supaya lele tidak gampang stres dan mati. Hal itu karena, tidak bisa menahan tekanan air dan terlalu jauh dalam menggapai makanan. Seiring dengan usia ikan, air bisa ditambah lagi menjadi 100 hingga 120 cm.

Penebaran bibit. Lakukan hal ini kalau air kolam telah matang dan flok juga sudah terbentuk. Pastikan pH atau derajat keasaman air pada level netral. Penebaran benih bagusnya pada malam hari atau jam 5 pagi. Sebaiknya bibit lele ukurannya minimal 7 cm. Karena lebih tahan pada suhu lingkungan.

Pemberian pakan.
Lele lebih aktif pada malam hari, karenanya berikan jumlah pakan yang lebih banyak. Pakan dan probiotik bisa dicampurkan dengan konsentrasi 4 ml per kg. Berikan pakan dengan teratur, supaya hasilnya lebih maksimal. Manajemen pemberian pakan yang baik, akan menekan kebutuhan pakan.

Pengelolaan air.
Memang metode ini tidak mengharuskan penggantian air. Tapi ada baiknya lakukan penambahan kalau airnya sudah pekat. Probiotik juga harus diberikan setiap minggu. Supaya populasi bakteri pengurai tetap terjaga.

Pemeliharaan. Tahapan ini paling menguras waktu dan tenaga. Beberapa yang harus diperhatikan adalah jadwal pemberian pakan, penambahan air, pengambilan sampel ikan 10 hari sekali, menambahkan molase, menjaga suhu tetap 28 derajat celcius dan pengontrolan rutin. Dengan begitu, kesuksesan tercapai dengan menerapkan metode Budidaya Lele teknologi Biofloc.

Sumber : http://www.patillele.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar