Senin, 21 November 2016

Cara Pemijahan Ikan Lele

Image result for pakan ikan lele

Bagaimana Lele Berkembang Biak
Pada habitat aslinya, ikan lele merupakan ikan yang berkembang biak di musim penghujan. Sungai yang merupakan tempat yang digemari oleh ikan lele karena air yang mengalir membawa segala macam jasad renik dan mikroorganisme dari tanah yang notabene adalah makanan alami lele. Selain itu disaat musim kemarau, tanah yang kering membuat banyak makhluk kecil beraktivitas disana. 

Nah, saat musim hujan datang, air mengalir membawa segala macam bekas aktivitas banyak organisme kecil tadi dan akan timbul bau tanah yang sangat menyengat setelah tersiram air hujan. Bau tanah atau bau ampo inilah yang memancing ikan lele menjadi matang dan siap memijah. Lele berkembang biak secara ovipar, jadi pembuahan telur terjadi di luar tubuhnya. Di alam bebas, ikan lele jantan / induk jantan memilih sendiri pasangannya. Dan setelah mendapatkan induk lele betina yang cocok, kedua indukan lele tersebut akan memijah, dan selanjutnya cenderung setia. Setelah memijah biasanya akan ada telur yang bakal menjadi burayak, dan kedua indukan akan terus menjaga telur tersebut sampai menetas.

Mengenal Berbagai Teknik Pemijahan Lele

Pada dasarnya pembiakan lele / pemijahan lele dibagi menjadi dua. Yang pertama, pemijahan lele secara alami / tradisional, dan yang kedua adalah pemijahan lele buatan, biasanya disebut semi-intensif. Dahulu memang cara alami yang banyak digunakan, namun lama - kelamaan seiring dengan perkembangan zaman, para ahli mulai menemukan dan mencoba pembiakan lele buatan dan berhasil. Berikut ini beberapa teknik pemijahan lele yang umum digunakan.
Pemijahan Lele Secara Alami
Asas yang digunakan dalam pemijahan lele alami adalah bahwa semua makhluk hidup akan berkembang biak dan tugas kita hanya memberikan sarana dan prasarana sehingga terjadilah proses perkembang biakan tersebut. Artinya, teknik yang digunakan sama seperti yang ada di alam, ikan lele yang sudah matang gonad dan siap induk kita pasangkan dengan lele betina yang sudah matang gonad pula. Nantinya kedua indukan akan kawin dan proses pemijahan akan terjadi secara alami.
Para peternak lele masih banyak yang menggunakan cara ini dalam memijahkan lele mereka. Mereka sangat yakin bahwa proses perkawinan lele secara alami tanpa bantuan zat - zat kimia tertentu akan menghasilkan bibit yang lebih bagus dan unggul daripada bibit hasil pemijahan buatan. Jika kita nalar memang begitu, karena telur yang keluar bukan merupakan hasil paksaan zat kimia dan perangsang. Tetapi murni karena ikan lele tersebut sudah benar - benar matang sebagai induk.
Pemijahan Lele Buatan
Kemajuan ilmu pengetahuan mengenai makhluk hidup telah membawa kita pada banyak cara yang lebih praktis dan mudah dalam berbagai hal. Termasuk tentang cara pemijahan ikan lele. Pemijahan lele buatan / intensif adalah pemijahan lele yang dilakukan melalui penyuntikan zat dan hormon tertentu pada induk lele sehingga indukan tersebut dapat mencapai puncak kematangan gonad. Tujuan utama nya adalah produksi telur dan prosentase hidupnya lebih besar daripada proses pemijahan alami.

Pemijahan lele buatan yang paling sering digunakan adalah dengan menyuntikkan hormon yang merangsang indukan matang gonad. Jenis yang umum dipakai adalah ovaprim, karena terbukti tidak ada mengandung resiko. Penyuntikan dilakukan pada indukan jantan dan betina pada bagian punggung kanan dan kiri. Setelah disuntik nanti, pembuahan tetap dilakukan secara ovipar atau di luar tubuh sang induk sama seperti cara alami.


Pemijahan Lele Buatan dengan Suntik Hormon

Ada pula pemijahan buatan dengan cara pemberian suntikan hipofisa. Cara ini sedikit rumit karena membutuhkan ikan lain sebagai obyek untuk diambil kelenjar hipofisanya. Prinsipnya sama seperti suntikan perangsang, agar sel telur lebih cepat matang dan tumbuh lebih cepat. Ikan yang diambil kelenjar hipofisanya biasa disebut sebagai ikan donor. Bobotnya pun harus sama dengan ikan yang akan kita suntik hipofisa. Proses pengambilannya juga membutuhkan ketelitian dan takarannya harus sesuai dengan ikan yang akan disuntik.

Selain dua cara diatas ada cara lain dengan cara in vitro. Yaitu pembuahan telur dilakukan oleh manusia sebelum terjadinya pemijahan. Syaratnya kedua indukan harus matang gonad. Pemijahan in vitro dilakukan dengan memaksa keluar sel telur dari induk betina dan induk jantan dibunuh untuk diambil kantung sperma-nya untuk kemudia dicampurkan dalam sebuah wadah. Tujuannya adalah jumlah telur yang dibuahi lebih maksimal.

Ketiga cara pemijahan lele buatan tadi sudah dibuktikan dan membuahkan hasil yang maksimal. Walaupun resiko tetap ada dan butuh ketelitian dan pengetahuan lebih mengenai ikan lele.
Memilih Indukan Lele Yang Bagus Untuk Pemijahan
Penting sekali bagi kita untuk dapat mengerti grade / nilai dari suatu indukan. Jika kita bertujuan untuk menciptakan bibit dan benih lele yang unggul, maka dalam pemasangan indukan tidak boleh asal - asalan. Kedua indukan harus sama - sama berkualitas unggul dan telah matang gonad. Untuk sobat yang masih belum mengerti cara membedakan kelamin ikan lele. Silahkan sobat lihat pada gambar di bawah ini. Pada lele jantan ada tonjolan kecil memanjang, yaitu lubang kelamin di dekat sirip bawah. Sedangkan pada lele betina tidak ada tonjolan.



Perbedaan Lele Jantan dan Betina

Ingat sobat, kesalahan dalam setting indukan akan berakibat pada pertumbuhan anakannya yang tidak maksimal dan jumlah produksi yang rendah. Karena biasanya dalam sekali pemijahan lele dumbo betina dapat menghasilkan sekitar 50.000 sampai 100.000 telur. Sayang sekali jika jumlah sebanyak itu bukan berasal dari indukan yang bagus. berikut ini ciri - ciri indukan lele yang unggul :
  • Umur sudah mencapai 1 sampai 2 tahun
  • Bobot hampir mencapai 1kg atau bahkan lebih.
  • Lincah dan tidak banyak diam.
  • Badannya merah mengkilap dan gemuk tanda ikan sehat.
  • Tidak ada cacat pada mata, sirip dan kulitnya.
  • Pertumbuhan tidak terlambat dari saudara - saudaranya.
Untuk ciri indukan lele yang sudah siap dan matang kelamin / matang gonad adalah sbb :
  • Lele jantan alat kelamin akan membesar/bengkak dan berwarna kemerahan ada bintik berwarna putih.
  • Lele betina lubang kelaminnya akan memerah dan membesar.
  • Lele betina akan keluar telur jika diurut dari perut ke anus.
  • Lele betina perutnya membesar dan cenderung lembek.
Indukan ikan lele yang bagus juga berasal dari nenek moyangnya yang bagus. Jadi pastikan bahwa peternak lele tempat kita membeli ikan lele sudah jelas genetik dan asal - usulnya. Untuk info peternak, bisa coba kita cari di Balai Benih Ikan setempat. Sekarang kita masuk pembahasan utama, tentang cara pemijahan / mengawinkan indukan lele.
Cara Pemijahan Indukan Lele
Cara pemijahan yang akan kita gunakan sekarang adalah cara pemijahan alami atau biasa diebut tradisional. Selain mudah dan aman, bahan - bahan yang akan kita gunakan juga tidaklah mahal. Dikarenakan biayanya yang dapat ditekan, cara pemijahan ini banyak sekali digunakan oleh para kaum pedesaan untuk merintis usaha ternak lele. Hanya berbekal lahan sempit kita sudah dapat membuat kolam untuk pemijahan. Untuk mengawinkan ikan lele, step-by-step yang harus kita lakukan adalah :
Mengkondisikan dan Merawat Indukan Lele
Sebelum kita mulai memijahkan kedua indukan, patut diketahui bahwa indukan lele jantan maupun betina harus kita kondisikan terlebih dahulu. Jangan sampai kita mengalami kegagalan dalam pemijahan karena indukan tidak terawat atau bahkan sakit. Caranya simpel sekali, Indukan jantan dan betina wajib kita pisahkan terlebih dahulu. Jadi kita membutuhkan dua buah kolam untuk indukan. Yang mana padat tebarnya adalah maksimal 2kg /m², lebih kurang lebih bagus.

Indukan Lele Betina Yang Matang Telur

Pastikan indukan selalu fit dengan membuat sirkulasi air yang baik di kolam induk. Ada air yang masuk, dan ada air yang keluar. Untuk air yang masuk kita bisa menggunakan air sisa limbah rumah tangga maupun air dari sungai. Karena induk lele biasanya sudah sangat tahan dengan berbagai kondisi air. Ada baiknya juga kolam tidak ditutup total, agar air hujan dapat masuk langsung ke kolam indukan.

Berikan pakan yang bergizi pada indukan sehari sekali atau dua kali. Memang untuk indukan lele, pemberian pelet dirasa terlalu berat jika jumlah indukan sangat banyak. Caranya bisa kita akali dengan pemberian sisa makanan di rumah yang tidak habis, bisa kita masukkan ke dalam kolam. Ada juga beberapa petani yang memasukkan ayam tiren / ayam mati sebagai makanan utama lele. Untuk indukan lele kita tidak perlu terlalu selektif dalam pemberian pakan, makhluk kecil apapun yang ada di sekitar kita dapat dijadikan makanan alami.
Setting Pembuatan Kolam Pemijahan dan Penetasan Lele
Oke, sekarang kita mulai dengan pembuatan kolam pemijahan terlebih dahulu. Berbeda dengan kolam penampungan indukan, kolam pemijahan tidak harus sebesar kolam indukan. Hanya dengan ukuran 2 m² sudah cukup untuk dibuat kolam pemijahan lele. Jenis kolam yang paling mudah dan hemat biaya adalah dengan sistem lele kolam terpal. Dimana kita tinggal menyusun batubata maupun bambu/kayu sebagai tanggul kolam yang berbentuk persegi dan kita tutupi dengan terpal. Untuk kolam pemijahan, tinggi air yang diperlukan hanya sekitar 60cm. Namun jangan lupa sebelum kita isi air, kolam kita keringkan selama beberapa hari sehingga bersih dan dapat birahi indukan bisa maksimal.

Kolam Pemijahan Lele

Setelah kolam siap, tepatnya sebelum diisi air, kita perlu memasangkan kakaban di kolam pemijahan. Kakaban ini adalah tempat menempelnya telur yang akan menetas nantinya. Biasanya para petani menggunakan ijuk yang diapit dengan bambu. Panjangnya bisa disesuaikan dengan ukuran kolam pemijahan yangkita buat. Untuk satu kolam kita perlu menggunakan tiga atau empat kakaban agar telur yang nantinya keluar tidak berserakan. Untuk membuat kakaban itu tenggelam, kita bisa menindihnya dengan batu bata. Ingat, kakaban harus bersih dan tenggelam terus, karena telur lele nanti akan menempel disitu. Jika tidak, dikhawatirkan telur tidak menetas / mati.


Kakaban dari ijuk harus tenggelam di dasar kolam

Selain menggunakan ijuk, ada pula petani yang menggunakan paranet sebagai kakaban di kolam pemijahan lele. Ada yang bilang kakaban dari ijuk gampang rusak dan susah dibersihkan. Oleh karena itu penggunaan paranet sebagai kakaban banyak diuji coba dan hasilnya juga maksimal. Selain itu penataan pada kolam juga menjadi lebih rapi, semua jengkal dasar kolam bisa tertutupi oleh paranet. Untuk pembuatannya tidak jauh beda dengan ijuk, paranet dipotong persegi panjang menyesuaikan lebar kolam. Biasanya ukuran 1 meter x 1/2 meter lalu digapit dengan kayu / bambu.


Kakaban dari paranet

Setelah kolam pemijahan sudah bersih dan kering, kita bisa mulai membuat kolam penetasan telur. Kenapa perlu kita buatkan juga kolam untuk penetasan telur? Karena nantinya indukan dan telur kita pisahkan dan telur yang sangat banyak nanti juga butuh tempat yang luas. Telur lele yang menetas akan menjadi larva/burayak lele. Pada fase inilah kita dituntut untuk teliti agar larva bisa hidup sampai dewasa.

Ukuran yang baik untuk kolam penetasan adalah 3 x 2 meter dengan tinggi sekitar 30cm. Jika tidak ada kolam semen, struktur dan bentuk kolam bisa kita buat dari batubata maupun kayu yang kita lapis dengan terpal. Prinsipnya sama seperti kolam pemijahan. Penempatan yang paling bagus untuk kolam penetasan adalah di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari langsung) dan tidak banyak terjadi perubahan suhu secara signifikan. Benih lele masih sangat lemah dan rentan dengan perubahan suhu, ada baiknya jika kolam berada di dekat rumah atau di dalam kandang. Usahakan kolam bersih dan steril dari kotoran sebelum kita isi air.
Melepas & Mengawinkan Indukan Lele di Kolam Pemijahan
Setelah kolam pemijahan bersih dan kakaban terpasang rapi, kita isi kolam pemijahan dengan air bersih. Air yang baik biasanya adalah air sumur karena tidak mengandung bahan kimia dan sesuai dengan habitat ikan lele. Untuk proses pemindahan indukan lele dari kolam indukan ke kolam pemijahan juga harus dilakukan dengan hati - hati. Jika biasanya kita menggunakan saringan yang besar dan kasar untuk memindahkan ikan lele, maka untuk pemindahan indukan sebisa mungkin menggunakan saringan halus atau digiring menggunakan wadah yang besar. Tujuannya adalah mengatasi tingkat stress indukan sebelum proses perkawinan dimulai.

Untuk jumlah indukan dalam satu kolam, sebaiknya kita gunakan cara alami saja, satu kolam untuk satu pasang indukan. Karena jika kita memasukkan lebih dari satu pasang, resiko indukan akan saling bertarung dan hasil akhirnya indukan menjadi lemah dan rusak. Jangan lupa indukan harus benar - benar matang dan siap untuk dikawinkan. Jangan sampai usianya terlalu muda ataupun telah afkir.

Waktu pelepasan indukan lele sebaiknya berada diantar pagi dan siang. Agar suhu air tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, berikan waktu pada indukan untuk beradaptasi dengan suhu air yang normal. Kita bisa memasukkan lele ke kolam pemijahan pada pukul 9 - 10 pagi. Sehingga suhu air tidak terlalu ekstrim. Untuk mencegah indukan meloncat keluar, kolam bisa kita tutup dengan triplek maupun jaring kawat. Asalkan tidak mengganggu proses perkawinan lele.

Indukan lele biasanya akan kawin / memijah pada malam hari, lebih tepatnya dini hari sampai waktu shubuh. Proses yang terjadi ketika pemijahan adalah indukan lele betina nantinya melepaskan telur yang jatuh menempel pada kakaban yang telah kita buat. Sedangkan si induk jantan bertugas membuahi telur yang keluar dengan mengeluarkan sperma secara bersamaan. Seluruh pembuahan atau fertilisasi terjadi diluar. Namun tidak semuanya telur yang keluar berhasil dibuahi. Telur yang gagal dibuahi tersebut dapat dipastikan tidak akan menetas.

Proses Pemijahan Ikan Lele

Biasanya pemijahan terjadi selama satu malam saja. Kita bisa mencoba mengecek apakah terjadi pemijahan atau tidak di pagi hari. Jika ada telur yang menempel di kakaban. Sebisa mungkin kita angkat kedua indukan dan kita karantina ke dalam bak. Tujuan pemisahan indukan dan telur adalah mencegah jika sewaktu - waktu indukan memakan telurnya sendiri. Hal ini rawan terjadi jika indukan sedang stress atau sudah keturunan genetik yang suka memakan telurnya sendiri.

Beberapa kelemahan dari pemijahan lele alami yang kita bahas ini adalah kadang kala masih ada ketidakcocokan dalam pasangan. Ini bisa kita minimalisir apabila kita jeli dalam mendeteksi kematangan suatu indukan dan cepat tanggap saat indukan tersebut sudah minta dikawinkan. Selain faktor tersebut, faktor lingkungan pemijahan juga sangat berpengaruh. Jika terjadi kegagalan dalam pemijahan biasanya sampai beberapa hari tidak ada telur yang keluar. Sebaiknya indukan segera kita angkat dan kita kondisikan kembali. Sekarang kita masuk segmen terakhir yaitu penetasan telur yang sudah dibuahi.

Penetasan Telur & Perawatan Larva Lele
Pada fase penetasan ini, telur yang sudah dibuahi dan menempel pada kakaban harus kita angkat dari kolam pemijahan. Kita pindahkan ke dalam kolam penetasan. Dalam mengangkat kakaban kita harus sangat berhati - hati jangan sampai telur berserakan dan rusak. Air pada kolam penetasan juga sebisa mungkin memiliki parameter yang relatif sama dengan air pada proses pemijahan. Setelah air pada kolam penetasan siap, kakaban beserta telur kita masukkan ke dalam. Pastikan seluruh telur dan kakaban tenggelam.

Telur lele biasanya akan menetas antara 22 - 36 jam. Oleh karenanya secepat mungkin kita pindahkan pada pagi hari setelah pemijahan selesai. Untuk supply oksigen bagi telur dan larva nantinya, kolam penetasan bisa kita beri sirkulasi air yang halus dan aerator. Setelah telur menetas, akan banyak sekali larva lele yang berkumpul di dasar kolam. Ini menandakan bahwa telur tersebut berhasil menetas dan kita berhasil memijahkan lele.

Proses Perkembangan Telur Lele Menjadi Bibit

Setelah kita pastikan bahwa semua telur yang dibuahi telah menetas. Kita angkat kakaban perlahan agar telur yang tidak menetas/dibuahi tidak membusuk dan mengotori kolam penetasan. Burayak lele yang telah menetas kita biarkan sampai 3 hari. Mereka masih mendapatkan asupan makanan dari sisa telur yang ada di tubuh mereka. Barulah selepas 3 hari kita beri mereka pakan alami seperti kutu air maupun cacing sutra. Berikan pakan secara teratur dan tidak terlalu banyak. Karena sisa pakan yang tidak dimakan akan menjadi kotoran dan meracuni burayak.

Telur Lele Menempel pada Kakaban


Larva / Burayak Lele

Penggantian air juga perlu untuk menunjang kebersihan kolam, lakukan sifon kotoran dan seperempat air kolam kita gantikan dengan air yang baru. Pemeliharaan larva lele pada kolam penetasan akan berlangsung selama dua hingga tiga minggu. Baru setelah itu larva tersebut sudah bisa kita sebut bibit lele dan siap kita pindahkan ke kolam pendederan.

Demikian cara pemijahan / mengawinkan ikan lele mulai dari persiapan sampai perawatan bibit yang telah menetas. Cara ini bisa kita buat dalam skala kecil maupun skala besar. Kita sesuaikan dengan skala produksi dan lahan yang kita miliki. Praktek pemijahan ini dapat kita gunakan pada pemijahan lele sangkuriang maupun lele dumbo.

Sumber : Bambang Siswanto : http://www.usahaternak.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar