Kamis, 23 November 2017

Pakan Alami Ikan Air Tawar

Hasil gambar untuk pakan alami ikan

Plankton adalah jenis makanan ikan, berupa organisme yg hidup melayang-layang didalam air tanpa mempunyai kemampuan untuk melawan gerakan air. utamanya yang masih berbentuk larva dan ketersediaannya dapat diusahakan atau dibudidayakan. Pakan alami (Plankton) sendiri dibagi menjadi 2 Jenis, yaitu : Phytoplankton (kelompok tumbuhan) dan Zooplankton (Kelompok hewan).
1. Phytoplankton

Phytoplankton adalah organisme air yang berukuran kecil yang melayang – layang mengikuti pergerakan air dan berupa jasad nabati. Ukurannya sangat kecil, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 – 200 µm (1 µm = 0,001 mm). Umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai. Meskipun ukurannya sangat halus namun bila mereka tumbuh sangat lebat dan padat bisa menyebabkan perubahan pada warna air laut yang bisa terlihat. Phytoplankton merupakan jenis plankton yang umumnya beraktifitas pada pagi hingga siang hari. Hal ini dikarenakan phytoplankton merupakan jenis tumbuhan mikroskopis yang dapat berfotosintesis.
2. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam perairan. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Di kalangan pembudidaya ikan, ada beberapa jenis pakan alami yang berprotein tinggi yang lazim diberikan kepada ikan hias air tawar. Diantaranya :

a. Infusoria



Merupakan protozoa yang sangat cocok diberikan pada burayak setelah makanan cadangannya habis. Protozoa ini kebanyakan hidup di air tawar seperti kolam, sawah, rawa, dan perairan tawar tergenang lainnya

b. Rotifera



Merupakan sekumpulan jasad renik yang tubuhnya mempunyai korona bulat yang berambut getar. Rotifer sendiri termasuk salah satu kelas udang renik ukurannya antara 50-300 mikron. Jenis Rotifera yang sering ditemukan ialah Brachionus.
c. Moina 



Di kalangan petani Moina dikenal dengan nama "kutu air". Jenis kutu ini mempunyai bentuk tubuh agak bulat, bergaris tengah antara 0,9 - 1,8 mm dan berwarna kemerahan. Perkembangbiakan Moina dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara asexual atau parthenogenesis (melakukan penetasan telur tanpa dibuahi) dan secara sexual (melakukan penetasan telur dengan melakukan perkawinan/pembuahan terlebih dahulu). Pada kondisi perairan yang tidak menguntungkan, individu betina menghasilkan telur istirahat atau ephipium yang akan segera menetas pada saat kondisi perairan sudah baik kembali.
Moina mulai menghasilkan anak setelah berumur empat hari dengan jumlah anak selama hidup sekitar 211 ekor. Setiap kali beranak rata-rata berselang 1,25 hari, dengan rata-rata jumlah anak sekali keluar 32 ekor/hari, sedangkan umur hidup Moina adalah sekitar 13 hari. Moina biasa hidup pada perairan yang tercemar bahan organik, seperti pada kolam dan rawa. Pada perairan yang banyak terdapat kayu busuk dan kotoran hewan, Moina akan tumbuh dengan baik pada perairan yang mempunyai kisaran suhu antara 14-30 ° C dan pH antara 6,5 - 9.
d. Daphnia


Daphnia mempunyai bentuk tubuh lonjong, pipih dan beruas-ruas yang tidak terlihat. Pada kepala bagian bawah terdapat moncong yang bulat dan tumbuh lima pasang alat tambahan. Alat tambahan pertama disebut \Antennula, sedangkan yang ke dua disebut antenna yang mempunyai fungsi pokok sebagai alat gerak. Tiga lainnya merupakan alat tambahan pada bagian mulut.

Perkembangbiakan Daphnia yaitu secara asexual atau parthenogenesis dan secara sexual atau kawin. Perkembangbiakan secara parthenogenesis sering terjadi, dengan menghasilkan individu muda betina. Telur dierami di dalam kantong pengeraman hingga menetas. Anak Daphnia dikeluarkan pada saat pergantian kulit. Pada kondisi perairan yang baik, disamping individu betina dihasilkan pula individu jantan. Pada saat kondisi perairan yang tidak menguntungkan, individu betina menghasilkan 1 -2 telur istirahat atau epiphium yang akan menetas saat kondisi perairan baik kembali.
e. Cacing Sutra



Cacing sutera (Tubifex), sering juga disebut cacing rambut merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik.
Cacing rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada saat fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.
Di dalam tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias.

f. Jentik Nyamuk


Satu lagi pakan alami yang terkenal memiliki protein yang tinggi. Makanan yang disukai hamper oleh setiap jenis ikan hias tanpa resiko sampingan. Jentik nyamuk ini biasanya mudah dan dapat ditemukan di air selokan, comberan, parit, rawa dan sebagainya

Sumber : https://budidaya-ikan-mudah.blogspot.co.id

1 komentar:

  1. terimakasih atas informasinya. dan jangan lupa kunjungi kami di http://tokoumpan.com

    BalasHapus