Kamis, 23 November 2017

Eceng Gondok Sebagai Pakan Ikan Alternatif

Hasil gambar untuk eceng gondok

Dalam upaya mendukung kegiatan budidaya ikan yang berkelanjutan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menyerukan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI). GERPARI merupakan bentuk kemandirian pakan dengan cara membuat pakan ikan dan formulasi pakan ikan secara mandiri berbasis bahan baku lokal. GERPARI dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan pembudidaya dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku atau pakan ikan impor yang harganya terus melonjak. Salah satu bahan baku lokal yang dapat digunakan untuk pakan ikan dan banyak dijumpai di Indonesia adalah eceng gondok.

Eceng gondok merupakan tanaman air yang hidup mengapung, dicirikan dengan tangkai daun menggelembung sebagai kantong udara. Daun eceng gondok berbentuk oval membulat dengan ujung meruncing, berwarna hijau dan licin. Perakaran yang dimiliki tanaman air ini berupa perakaran serabut. Eceng gondok memiliki bunga majemuk berbentuk bulir dan berwarna ungu.

Selama ini eceng gondok (Eichornia crassipes) dalam masyarakat dikenal sebagai gulma yang perkembangbiakannya sangat cepat dan mengganggu perairan. Di waduk atau danau adanya blooming eceng gondok mengakibatkan terjadinya pendangkalan dan mengganggu transportasi dan kegiatan perikanan yang ada. Namun di sisi lain ternyata eceng gondok ini dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ikan.

Berikut ini tahapan pembuatan pakan (pelet) ikan menggunakan bahan baku eceng gondok:

Pengeringan

Eceng gondok dari perairan dikumpulkan dan tiriskan agar eceng gondok tidak terlalu basah, kemudian eceng gondok dicacah menjadi bagian berukuran kecil-kecil. Selanjutnya eceng gondok yang telah dicacah dikeringkan. Secara tradisional bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari, sedangkan cara yang lebih modern dapat dikeringkan menggunakan mesin.
Penepungan

Eceng gondok yang telah kering selanjutnya di buat tepung eceng gondok. Pembuatan tepung dilakukan dengan mesin penggiling. Eceng gondok dimasukkan dalam mesin penggiling dan digiling sampai menjadi butiran tepung halus.
Pencampuran formulasi pelet

Tahapan berikutnya adalah pencampuran formulasi pelet. Berikut ini formulasi pakan / pelet ikan berbahan baku eceng gondok (untuk 100 kg pelet) yang dilansir dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
KomponenJumlah
Tepung eceng gondok30 kg
Tepung ikan rucah/ampas tahu40 kg
Dedak halus15 kg
Tepung tapioka/singkong13 kg
Vitamin mix1 kg
Molase/probiotik/minyak ikan1 kg
Total100 kg

Pencetakan dan pengeringan
Setelah pencampuran formulasi pelet, adonan pelet dicetak menggunakan mesin dan dikeringkan. Pengeringan selain dilakukan dengan mesin juga dapat dilakukan dengan cara penjemuran sampai kadar air berkurang. Pelet ikan dari eceng gondok yang telah jadi dan kering dapat disimpan untuk persediaan pakan. Dikutip dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, pakan ikan berbahan dasar eceng gondok memiliki kadar protein 32% dan konversi pakan ke daging yang dihasilkan mencapai 1,6 – 1,7. Konversi pakan menjadi daging yang dihasilkan merupakan hasil murni, tanpa adanya penggunaan aplikasi teknologi lain seperti bioflok atau sejenisnya.

Selama ini biaya produksi terbesar dalam kegiatan budidaya ikan adalah untuk pakan. Adanya GERPARI menggunakan bahan baku eceng gondok sebagai pakan ikan alternatif dapat menurunkan biaya untuk pakan. Hal tersebut karena jika dibandingkan dengan pakan ikan konvensional pada umumnya pakan alternatif dari eceng gondok ini lebih murah dan ramah lingkungan. Selain itu penggunaan eceng gondok sebagai bahan baku pakan ikan dapat menjadi solusi dari permasalahan eceng gondok di badan perairan seperti danau, waduk, rawa dan perairan lainnya.

Sumber : Izanatur Rohmah; https://farming.id/1076-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar