Analisis usaha adalah perhitungan yang dibuat untuk menentukan apakah usaha budidaya ikan ini layak atau tidak secara ekonomis. Variabel yang digunakan untuk menentukan kelayakan tersebut adalah biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak mengalami perubahan dalam suatu periode produksi tertentu, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang dapat mengalami perubahan pada suatu periode usaha produksi dan berakibat pada perubahan nilai usaha.
Parameter yang digunakan dalam analisis usaha ini meliputi titik impas (Break-Even Point), ratio keuntungan terhadap biaya (R/C ratio), dan periode pulang modal (Pay Back Periode). Biaya atau harga bahan dan peralatan yang dicantumkan dalam analisis ini menggunakan harga saat ini untuk wilayah Bandarlampung.
Dengan mengetahui hasil analisis usaha ini dapat diprediksi apakah usaha pembudidayaan Manfish menguntungkan atau tidak secara ekonomi.
Biaya Tetap :
Periode usaha 5 bulan.
Nilai susut 5/24 x total hargaBiaya Tetap
Biaya Tidak Tetap:
Biaya Total/periode
Biaya penyusutan + biaya tidak tetap
= Rp 449.370 + Rp 3.556.000
= Rp 4.005.370
Biaya penyusutan + biaya tidak tetap
= Rp 449.370 + Rp 3.556.000
= Rp 4.005.370
Jumlah benih yang dihasilkan
Jumlah produksi telur = jumlah induk x HR
= 5 induk x 50 %
= 2000 x 50 100
= 1000 ekor
Jumlah produksi telur 4 x pemijahan/periode
= 1000 ekor x 4 = 4000 ekor
Total Benih 1 periode/pemijahan = 1000 ekor x 60%
= 1000 ekor x 60 x 100
= 600 ekor
Total produksi benih/siklus = 600 x 4 = 2400 ekor
Hasil penjualan 1 siklus
= 2400 ekor x Rp 3.000
= Rp 7.200.000
Jumlah produksi telur = jumlah induk x HR
= 5 induk x 50 %
= 2000 x 50 100
= 1000 ekor
Jumlah produksi telur 4 x pemijahan/periode
= 1000 ekor x 4 = 4000 ekor
Total Benih 1 periode/pemijahan = 1000 ekor x 60%
= 1000 ekor x 60 x 100
= 600 ekor
Total produksi benih/siklus = 600 x 4 = 2400 ekor
Hasil penjualan 1 siklus
= 2400 ekor x Rp 3.000
= Rp 7.200.000
Pendapatan
= penerimaan – biaya produksi
= Rp 7.200.000 – Rp 4.005.370 = Rp 3.194.630
= penerimaan – biaya produksi
= Rp 7.200.000 – Rp 4.005.370 = Rp 3.194.630
R/C
Penerimaan : Biaya Produksi
= Rp 7.200.000 : Rp 4.005.370 = Rp 1,79
Artinya: setiap investasi sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan Rp 1,97
BEP (ekor) = total biaya tetap
harga jual/ekor – biaya tidak tetap/ekor
= Rp 2.157.000
Rp 3000 – 3.556.000
2400
= Rp 2.157.000
3000 – 1481
= Rp 2.157.000 = 1420 ekor
Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan 1420 ekor
BEP (Rp) = total biaya tetap
1- (biaya tidak tetap : hasil penjualan)
= Rp 2.157.000
1- (3.556.000 : 7.200.000)
= Rp 2.157.000
1- 0,49
= Rp 2.157.000
Penerimaan : Biaya Produksi
= Rp 7.200.000 : Rp 4.005.370 = Rp 1,79
Artinya: setiap investasi sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan Rp 1,97
BEP (ekor) = total biaya tetap
harga jual/ekor – biaya tidak tetap/ekor
= Rp 2.157.000
Rp 3000 – 3.556.000
2400
= Rp 2.157.000
3000 – 1481
= Rp 2.157.000 = 1420 ekor
Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan 1420 ekor
BEP (Rp) = total biaya tetap
1- (biaya tidak tetap : hasil penjualan)
= Rp 2.157.000
1- (3.556.000 : 7.200.000)
= Rp 2.157.000
1- 0,49
= Rp 2.157.000
0,51
= Rp 4.229.411
Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4.229.411
= Rp 4.229.411
Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4.229.411
Sumber : http://www.semuaikan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar