Senin, 28 Januari 2019

Budidaya Sederhana Belut Sawah Dengan Menggunakan Drum

Hasil gambar untuk belut drum

Belut sawah adalah jenis ikan yang memiliki bentuk yang bulat memanjang, memiliki sirip pada punggunya, dan sifat kulitnya sangat licin jika dipegang. Habitatnya adalah di sawah, rawa ataupun sungai kecil. Selain memiliki nilai gizi yang tinggi, seperti protein dan vitamin, belut sawah juga memiliki cita rasa sangat enak. Kebutuhan terhadap produksi ikan belut sangat tinggi, baik lokal dan luar negeri. Dengan keunggulan ini, belut sawah memiliki prospek bisnis yang cerah. 

Berikut adalah 6 langkah ternak belut sawah dalam drum untuk hasil optimal.
1. Menyiapkan tong atau drum
Budidaya belut sawah dapat dilakukan dalam kolam, atau pun dalam drum. Kali ini kita akan pilih budidaya dengan menggunakan tong atau drum plastik.
Siapkan lokasi. Pasang area atap dengan jaring ataupun bahan lain untuk untuk mengurangi sinar matahari langsung di permukaan lahan budidaya.
Letakkan tong pada posisi mendatar.
Potong bagian tengah tong plastik dengan desain seperti gambar di bawah.
Buat lubang untuk saluran pembuangan air.


Saluran pembuangan air untuk drum atau tong.
2. Bibit belut sawah

Bibit belut diperoleh dari kolam pembibitan atau pun diambil dari habitat aslinya seperti sawah dan rawa. Untuk bibit yang diambil dari kolam pembibitan, adalah bibit yang sudah melewati proses pemijahan.


Bibit belut.

Syarat bibit yang sudah siap dibudidaya :
  • Sehat
  • Tidak cacat
  • Ukuran bibit seragam, dengan ukuran panjang sekitar 10 – 12 cm.
Untuk bibit yang diambil dari habitatnya di alam, terlebih dahulu dikarantina selama 2 hari sebelum siap pindahkan ke tong budidaya.

3. Media tumbuh budidaya belut

Media tumbuh buatan merupakan campuran dari media lumpur dan media bokashi.

a. Media lumpur
Lumpur bisa didapati dari sawah, namun sebagai alternatif, media tumbuh belut bisa memakai lumpur buatan yang diramu dari material tanah sekitar rumah.


Isi tong dengan tanah.

Berikut adalah langkah-langkah membuat lumpur buatan sebagai media tumbuh ternak belut sawah :
  • Isi tong dengan tanah dengan ketinggian 30 – 40 cm. Tanah bisa di ambil dari sekitar rumah.
  • Masukkan air sampai tanah terlihat becek, namun jangan sampai air menggenangi tanah.
  • Masukkan 4 botol cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer EM4.
  • Aduk tanah setiap hari sekali sampai tanah menjadi lembur dan halus layaknya lumpur.
b. Media bokashi

Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses fermentasi bahan organik dengan cairan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms 4) yang bisa didapatkan di toko-toko pertanian. Media bokashi berfungsi untuk memaksimalkan kesuburan media tumbuh belut.

Dalam 1 kolam tong budidaya belut membutuhkan 40 % media bokashi. Material yang disiapkan untuk meramu media tumbuh ini adalah bekatul (sekitar 20 %), potongan batang pisang (10 %), pupuk kandang (30 %), jerami padi yang sudah dirajang (40 %), cairan EM4, 250 gram gula yang dilarutkan (untuk mendapatkan 1 liter molases), dan air bersih.

Berikut adalah langkah-langkah membuat media bokashi.
  • Keringkan jerami dan potongan batang pisang yang telah dirajang.
  • Campur material jerami dan potongan batang pisang yang sudah kering sampai merata.
  • Masukkan ke dalam drum, ditutup rapat.
  • Aduk sehari sekali sampai proses fermentasi sempurna.


Media bokashi dalam tong.
c. Campur media lumpur dan bokashi
  • Masukkan media bokashi ke dalam tong.
  • Isi dengan air sampai ketinggian 5 cm, diamkan sampai 1 minggu. Cukup diamkan, tidak perlu diaduk dan ditutup. Hal ini untuk menunggu tumbuhnya mikroorganisme berguna bagi belut.
  • Keluarkan air tersebut, lalu ganti dengan air bersih.
  • Masukkan tanaman air atau eceng gondok, ukur banyaknya jangan melebihi 50 % dari permukaan air.
  • Isilah tong ini dengan ikan-ikan kecil.
  • Diamkan selama 2 hari.
4. Penebaran bibit
  • Masukkan bibit yang telah disiapkan ke dalam tong, dengan kepadataan tebar 50 – 100 ekor/m2 untuk ukuran bibit 10 – 12 cm.
  • Proses penebaran bibit sebaiknya dilakukan pada malam hari, dimana malam hari adalah waktu belut sawah aktif bergerak.
  • Atur sirkulasi air menyerupai kondisi genanan air di sawah, tidak terlalu deras yang penting terjadi sirkulasi air.
  • Atur kedalaman air tidak terlalu dalam, untuk membatasi ruang gerak belut yang berlebihan, agar tidak menguras energi yang berdampak pada bobot belut sawah ini.
5. Pakan belut sawah

Pakan belut sawah berupa pakan hidup atau pakan mati.

Untuk pakan hidup belut dewasa yang sudah siap dibudidaya bisa diberi pakan berupa ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, katak, serangga, kepiting yuyu, bekicot, belatung dan keong.

Frekuensi pemberian pakan hidup dilakukan 3 hari sekali.

Untuk pakan mati dapat berupa bangkai ayam, cincangan bekicot, ikan rucah, atau cincangan kepiting yuyu. Pakan ini diberikan setelah direbus terlebih dahulu.

Frekuensi pemberian pakan mati bisa 1-2 kali setiap hari.

Sebagai selingan untuk pakan belut, bisa juga diberikan pelet dengan dosis 5 % dari bibit yang ditebar. Frekuensi pemberian pakan pelet, maksimal 3 minggu sekali.

6. Panen Panen belut.

Umur panen belut adalah minimal 3 bulan setelah penebaran bibit, pada umur panen ini biasanya ukuran belut lebih kecil. Permintaan pasar domestik menghendaki belut dengan ukuran ini, dibanding dengan pasar ekspor yang menghendaki ukuran yang lebih besar. Untuk mencapai ukuran belut yang lebih besar, umur panen bisa mencapai 6 bulan sejak penebaran bibit.

Cara panen belut dilakukan dengan menyortir belut, memilih belut sesuai dengan permintaan pasar. Belut yang masih kecil bisa dipisahkan dan dipelihara kembali di dalam tong atau drum tersebut.

Sumber : https://agritani.id

1 komentar:

  1. permisi min numpang share ya :)
    Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di DEWAPK agen judi terpercaya di add ya pin bb kami D87604A1 di tunggu lo ^_^

    BalasHapus