Selasa, 05 Februari 2019

Penetasan dan Pemeliharaan Larva Ikan Bawal

Hasil gambar untuk pembenihan ikan bawal

Setelah induk memijah kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah menetaskan telur ikan bawal dan memelihara larva bawal. Rangkaian kegiatannya adalah menyiapkan wadah untuk menetaskan telur dan memelihara larvanya. Wadah yang dipersyaratkan adalah wadah yang higienis serta memenuhi kriteria kualitas air yang baik.
Suhu air wadah diusahakan berkisar antara 27 – 30 oC, konsentrasi O2 terlarut sebaiknya tidak kurang dari 5 ppm,; pH 6,5 – 8,5; amonia < 0,02; H2S < 0,006 ppm; dan alkalinitas 30 mg/l setara CaCO3. Untuk penetasan telur ikan bawal hembusan blower (udara) harus selalu besar agar telur ikan bawal selalu teraduk (melayang-layang) dalam air, sebab apabila ada telur ikan bawal yang mengendap (tidak teraduk) akan menyebabkan tidak mau menetas

Penetasan bisa dilakukan langsung di wadah seperti bak fiberglass, bak semen, akuarium, atau pada corong tetas asal dengan syarat kualitas airnya baik serta kondisi airnya selalu mengeluarkan gelembung udara agar telur ikan bawal terus teraduk .

Ketika saat penetasan telur ikan bawal, agar kandungan amoniak tidak terlalu tinggi sebaiknya setiap 2 -3 jam sekali selalu dilakukan penggantian air. Karena apabila kandungan amoniak tinggi akan menyebabkan telur ikan bawal gagal menetas atau larva ikan bawal yang baru menetas akan mati.

Setelah ± 14 jam sejak telur ikan bawal dipindahkan dari bak pemijahan telur ikan bawal sudah mulai menetas. Maka kegiatan pemanenan larva ikan bawal sudah bisa dilakukan. Caranya cukup mudah dan sederhana yaitu dengan mengangkat/ mematikan aerasi beberapa saat sehingga larva ikan bawal yang baru menetas timbul dipermukaan sedangkan cangkang telurnya akan mengendap di dasar wadah. Maka ketika itulah dilakukan pemindahan larva ikan bawal dengan cara menyeser larva ikan bawal pada wadah. Hal ini dilakukan terus menerus beberapa kali sampai diperkirakan larva ikan bawal sudah terpanen semuanya atau sebagian besar sudah terpanen.

Pada saat pemeliharaan larva hal yang harus dilakukan adalah menjaga kondisi kualitas air agar tetap baik. Diantaranya yang penting dilakukan ialah menyifon kotoran organik yang terdapat pada air, serta melakukan penggatian air secara parsial (0,5 – 0,7 bagian air).
Larva bawal mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (Yolk) yang besar.

Biasanya cadangan makanan tersebut akan habis setelah berumur 3 – 4 hari setelah menetas. Oleh sebab itu penyiapan makanan alami berupa artemia baru diberikan pada hari ke 4 atau ke 5. Itu berarti penetasan artemia baru dilakukan ketika larva ikan bawal berumur 3 hari, sebab cyst (telur) artemia akan menetas sekitar ± 16 jam (tergantung merk dagang/kualitas cyst).

Cara untuk menetaskan artemia adalah dengan membuat larutan garam dengan konsentrasi 15 – 20 ppt. Untuk satu galon aqua cukup ditetaskan sekitar 4 sendok telur artemia, selanjutnya wadah penetasan yang berisi air garam dan telur artemia tadi diberi aerasi yang cukup sedang secara terus menerus.

Padat penebaran larva ikan bawal dalam wadah akuarium berukuran 80 x 40 x 40 cm kira-kira 5.000 ekor, sedangkan apabila di dalam bak yang berukuran 100 x 200 cm dapat mencapai 50.000 – 75.000 ekor. Adapun pemberian pakan berupa artemia dilakukan 3 – 4 jam sekali tergantung kondisi perut larva apakah masih berisi pakan atau sudah habis dicerna.

Selanjutnaya larva bisa didederkan di kolam untuk di jadikan benih bawal atau di jual bila ada pesanan.

Pem benih an ikan bawal termasuk mudah untuk dipelajari. Jika sudah bisa membedakan mana indukan yang dipijahkan secara alami atau indukan yang hanya bisa dipijahkan secara buatan maka memilih usaha pem benih an merupakan pilihan yang tepat. Banyaknya pelatihan-pelatihan, buku-buku dan dan para ahli membuat kita bisa cepat belajar.

Namun, bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara budidaya benih bawal ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan sama. Contohnya ketersediaan air alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari kolam. Oleh karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir. Banyak - banyaklah belajar dan bertanya pada pakar maupun peternak benih lele yang sudah berpengalaman sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti seminar yang biasanya diadakan oleh dinas setempat. Karena bisnis benih bawal ini tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan memenuhi permintaan pasar ikan benih bawal yang membludak .

Semoga bermanfaat

Sumber : http://benihbawal.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar