Ikan sepat memiliki ciri-ciri antara lain bertubuh sangat pipih, mulutnya sangat kecil, dan bermoncong runcing sempit. Untuk jenis ikan sepat rawa, mempunyai panjang total hingga 120 mm, sirip ekor berbelah dangkal, berbintik-bintik, dan memiliki warna perak buram kebiruan dan kehijauan. Selain itu, pada tubuhnya terdapat bercak hitam di bagian tengah sisi tubuh dan pangkal ekor. Untuk ikan sepat siam memiliki warna-warna seperti putih, kuning, atau merah.
Di Indonesia terlebih di kota-kota besar, budi daya ikan sepat belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, mengembangkan usaha budi daya ikan sepat dirasa cukup menjanjikan. Pasalnya, ikan sepat dapat dibudidayakan sebagai ikan konsumsi ataupun sebagai ikan hias.
Jenis ikan sepat yang mudah dijumpai di Indonesia adalah ikan sepat rawa dan sepat siam. Ikan sepat rawa, biasanya untuk ikan konsumsi. Namun, sepat rawa juga memiliki variasi lain yang memiliki warna-warna cerah sehingga bisa dijadikan sebagai ikan hias. Sementara itu, ikan sepat siam kebanyakan disukai masyarakat untuk dikonsumsi karena memiliki protein yang cukup tinggi.
Budidaya ikan sepat
Untuk memulai budi daya ikan sepat hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah kolam. Kolam harus menyerupai habitat asli untuk memudahkan ikan bertelur. Namun, sebaiknya kolam dibuat tanpa aliran air karena ikan ini menyukai kolam yang tenang.
Selanjutnya, letakkan sepat jantan dan betina ke dalam satu kolam untuk mempermudah proses perkawinan. Pilihlah bibit betina yang sudah matang telurnya. Perbandingannya sekitar 1:1 antara sepat betina dan sepat jantan. Sebelum melakukan pemijahan, sepat jantan akan membuat sarang busa yang nantinya akan dipakai sebagai tempat penyimpanan telur ikan.
Letakkan jerami di atas permukaan kolam yang berfungsi untuk melindungi telur yang berada di sarang busa dari terik matahari langsung ataupun air hujan. Ini karena biasanya telur akan mengambang tepat berada di bawah sarang busa tepat di bawah jerami yang mengapung. Setelah bertelur, pisahkan sang betina, dan ikan jantan akan memelihara telur-telurnya hingga menetas 2—3 hari sejak pembuahan. Larva telur yang baru menetas belum memerlukan pakan dari luar selama 7 hari karena larva tersebut akan memakan kuning telurnya. Pakan yang baik untuk ikan ini biasanya plankton atau larva-larva serangga.
Proses pembesaran
Pembesaran ikan sepat dapat dilakukan setelah ikan mencapai umur 2 bulan. Pada usia ini, ikan sepat mampu melindungi dirinya dari hewan buas. Untuk mendapatkan hasil maksimal, ikan diberikan pakan tambahan seperti tepung daun, dedak, daun singkong, kangkung, dan lainnya. Ini karena pakan yang tumbuh di dalam kolam (alami) terbatas jumlahnya. Cara budi daya dan pembesaran yang baik akan memengaruhi hasil ikan berkualitas baik dan berlimpah.
Sumber : https://www.pertanianku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar