Sabtu, 11 Mei 2019

Pembenihan Ikan Hias Sepat Mutiara (Trichogaster leeri)


Ikan hias sepat mutiara atau sepat daun buluh (Sumatera Selatan) merupakan salah satu jenis ikan hias di sungai Musi termasuk dalam kelompok Anabantidae yang bentuknya hampir mirip ikan gurami yang masih kecil dengan spot di dekat sirip ekor, tubuhnya dipenuhi oleh bintik-bintik putih mengkilap seperti mutiata dan panjangnya dapat mencapai 10 cm. Penyebarannya adalah sungai, rawa, dan daerah air pasang surut bervegetasi tanaman mengapung di kawasan Asia Tenggara. Ikan ini berkemampuan mengambil oksigen dari udara melalui alat pernafasan tambahan yang disebut labirin sehingga ikan ini tidak memerlukan aerasi pada pembudidayaannya.

PEMELIHARAAN INDUK

Calon induk sepat mutiara yang dipelihara memiliki bobot berkisar 10 gr/individu ditempatkan pada akuarium berukuran 70x60x50 cm. Pakan diberikan berupa cacing darah (Blood worm) dan pellet apung pada pagi dan sore hari secara ad libittum.





REPRODUKSI

Reproduksi ikan sepat mutiara dilakukan dengan pemijahan. Proses pemijahan terjadi secara alamiah pada induk yang sudah matang gonad secara berpasangan. Penampakan morfologi pada induk betina yang sudah matang terlihat dari bentuk perut yang gendut sampai kearah genital sedangkan induk jantan dengan bentuk tubuh ramping dan biasanya lebih besar dari betina yang ditandai warna orange di sekitar dagunya. Induk diletakkan di fiberglass berukuran 60x40x50 cm dengan ketinggian air ± 30 cm. Substrat yang diberikan yaitu genting nok yang terbuat dari tanah berfungsi tempat berlindung induk ikan sepat mutiara dan enceng gondok berfungsi tempat menempelkan busa sebagai sarang yang digunakan untuk meletakkan telur-telurnya.

Pemijahan yang dilakukan oleh ikan sepat mutiara terjadi parsial. Dalam 1 periode, sepasang ikan sepat mutiara dapat melakukan dua kali proses pemijahan dengan selang waktu memijah berkisar 12-15 hari. Jumlah telur (fekunditas) yang dihasilkan sekitar 500-700 butir. Diameter telur ikan sepat mutiara ± 1 mm.



PENETASAN TELUR DAN PEMELIHARAAN LARVA

Telur yang dihasilkan dari proses pemijahan dipelihara dalam fiberglass tersebut sedangkan induk jantan dan betina dipijahkan kembali pada tempat lain yang telah disediakan seperti pemijahan pertama. Telur menetas sekitar 24 jam, busa menyebar dan larva masih bearada dipermukaan air, panjang larva setelah menetas rata-rata 2,1 mm. Setelah 3-4 hari larva ikan sepat mutiara mulai dapat makan berupa infusoria dan rotifer.



PEMELIHARAAN BENIH

Benih yang dihasilkan setelah 15 hari ditempatkan pada wadah akuarium atau bak beton. Menurut Lesmana,D.S. (2005) dalam bukunya yang berjudul “Kualitas air untuk ikan hias air tawar”, kualitas air yang cocok bagi kehidupan sepat mutiara adalah : suhu 25 – 28 ⁰C; pH 6,8 – 7,0 dan kekerasan 2 – 5 ⁰dH. Pakan yang diberikan biasanya berupa pakan alami (Moina sp., Tubifex sp., Chironomus sp.) dan pellet apung. Kurang lebih 3 – 4 % dari bobot tubuh.

Tabel Hubungan umur, panjang, dan bobot ikan sepat mutiara
Umur setelah menetas
Panjang total (cm)
Panjang baku (cm)
Bobot (gram)
2 minggu
1,2
0,8
0,0
4 minggu
1,8
1,4
0,064
8 minggu
4,5
3,7
1,2



Sumber : https://kkp.go.id
Penulis: Slamet Sugito - Balai Riset Budidaya Ikan Hias

Tidak ada komentar:

Posting Komentar