Rabu, 26 Februari 2020

Kualitas Air - Limbah BOD dan COD

Hasil gambar untuk kualitas air kolam ikan
Air merupakan sumber yang penting bagi kehidupan manusia, Namun banyak dijumpai perairan alami seperti sungai dan danau dijadikan tempat pembuangan sampah sehingga mengakibatkan air menjadi keruh oleh limbah, tinja, logam berat, pestisida dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan uji kadar air untuk mengetahui kualitas pada air itu sendiri. Parameter pada kualitas air itu sendiri banyak diantaranya adalah parameter air limbah BOD dan COD.
Air limbah adalah air yang bercampur zat padat (dissolved dan suspended) yang berasal dari kegiatan rumah tangga, pertanian, perdagangan dan industri. Oleh karena itu, dipastikan bahwa air buangan atau air limbah industri bisa menjadi salah satu penyebab air tercemar jika tidak diolah sebelum dibuang ke badan air.

Komposisi air limbah sebagian besar terdiri dari air (99,9 %) dan sisanya terdiri dari partikel-partikel padat terlarut (dissolved solid) dan tersuspensi (suspended solid) sebesar 0,1 %. Partikel-partikel padat terdir dari zat organik (± 70 %) dan zat anorganik (± 30 %), zat-zat organik terdiri dari protein (± 65 %), karbohidrat (± 25 %) dan lemak (± 10 %).

Zat-zat organik tersebut sebagian besar mudah terurai (biodegradable) yang merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi bakteri dan mikroorganisme lain. Adapun zat-zat anorganik terdiri dari grit, salts dan metals (logam berat) yang merupakan bahan pencemar yang penting. Solids (dissolved dan suspended) sangat cocok untuk menempel dan bersembunyinya mikroorganisme baik yang bersifat saprophit mau pun pathogen

Parameter Air Limbah BOD dan COD
Air Limbah

Ada 3 sifat fisik limbah cair meliputi bau, warna, kekeruhan dan jumlah padatan terlarut. Adapun Karakter kimia air limbah meliputi : 

Biochemical Oksigen Demand (BOD)
Biochemical Oksigen Demand (BOD) atau dalam alat pengukur indonesia yang banyak disebut Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan didalam air. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, berarti kandungan polutannya organiknya tinggi. ( Kutip Wikipedia ) – BOD Atau KOB adalah analisis empiris untuk mengukur proses-proses biologis (khususnya aktivitas mikroorganisme yang berlangsung di dalam air. 

Nilai KOB merupakan suatu pendekatan umum yang menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organik terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi di dalam air. Di dalam pemantauan kualitas air, KOB merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air. 

BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu 20 °C dalam mg/liter atau ppm. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah biologis bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, jika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk.

Jika kadar BOD pada limbah masih tinggi, namun tetap dilakukan pengaliran ke sungai, maka hal ini akan membuat biota air mati karena asupan oksigen pada sungai akan diserap sepenuhnya oleh bakteri-bakteri yang ada untuk melarutkan bahan-bahan organik.

Chemical Oksigen Demand (COD)
Chemical Oksigen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air, secara kimia. Atau kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air.

Melalui kedua cara tersebut diatas dapat ditentukan tingkat pencemaran air lingkungan. Perbedaan dari kedua cara uji oksigen yang terlarut di dalam air tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut ini. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah kapasitas air untuk menggunakan oksigen selama peruraian senyawa organik terlarut dan mengoksidasi senyawa anorganik seperti amonia dan nitrit.

COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.

Biological (Biochemical) Oxygen Demand (BOD)
Biological (biochemical) oxygen demand adalah kuantitas oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerob dalam menguraikan senyawa organik terlarut. jika BOD tinggi maka dissolved oxygen (DO) menurun karena oksigen yang terlarut tersebut digunakan oleh bakteri. akibatnya ikan dan organisme air hubungan keduanya adalah sama-sama untuk menentukan kualitas air, tapi BOD lebih cenderung ke arah cemaran organik. 

Dalam proses penanganan air limbah biologis dengan sistem aerobik, oksigen menjadi penting untuk penurunan kadar BOD dan COD yang efektif.
Senyawa Organik dan Anorganik Senyawa organik terdiri dari karbon dengan unsur O, N, P, S, H. Sedangkan senyawa anoranik terdiri atas unsur lain yang bukan tersusun dari karbon organik. Unsur-unsur yang terdapat dalam jumlah banyak akan bersifat toksik dan menghalangi proses-proses biologis. 

Efek DO rendah
Penipisan oksigen terjadi ketika permintaan oksigen lebih besar dari yang diproduksi. Penipisan oksigen dapat terjadi karena berbagai alasan. Situasi yang biasanya terkait dengan penipisan oksigen adalah:
Cuaca panas, berawan, dan tidak berangini;
Stratifikasi kolam diikuti oleh pergantian (pencampuran lapisan bertingkat, yang berkembang selama musim panas di kolam 8 kaki atau lebih besar);

Kematian ganggang secara mendadak (dari penyebab alami atau setelah aplikasi kimia); dan

Penguraian limbah organik (penipisan oksigen akan terjadi saat terdapat bahan organik yang berlebihan dari produk limbah, misalnya pakan yang tidak dimakan).

Setiap kali tingkat DO berada di bawah 3 hingga 4 ppm, tekanan oksigen akan terjadi. Kurangnya oksigen terlarut yang memadai adalah penyebab utama dari kematian ikan. Kadar oksigen normal di kolam yang sehat berkisar antara 5 hingga 10 ppm.

Ikan air hangat (misalnya ikan lele) membutuhkan sekitar 5 ppm dan ikan air dingin (misalnya salmon) membutuhkan sekitar 6,5 ppm untuk menjaga kesehatan nya. Kadar oksigen terlarut kurang dari 3 ppm akan membunuh ikan air hangat dan kadar kurang dari 5 ppm akan membunuh ikan air dingin.

Ikan yang terpapar pada tingkat DO yang rendah dan tidak mematikan dalam waktu lama akan mengalami stres kronis, berhenti makan, dan lebih rentan terhadap penyakit.

Konsentrasi oksigen yang rendah juga meningkatkan aktivitas bakteri anaerob, yang menghasilkan gas metana dan hidrogen sulfida selama dekomposisi anaerob.

Kolam dengan dasar yang miskin oksigen dan akumulasi bahan organik dapat melepaskan gas-gas ini ketika sedimen dasar terganggu. Hidrogen sulfida memiliki bau telur busuk dan sangat beracun bagi ikan.

Mencegah kondisi DO rendah
Untuk membantu menjaga tingkat DO yang aman di kolam, khususnya di kolam yang lebih dalam di mana ikan dibudidayakan secara intensif, aerasi mekanis sering diperlukan. Aerator membantu menjaga air kolam tercampur sehingga lapisan diminimalkan dan air permukaan teroksigenasi dengan baik.

Namun, aerasi seharusnya hanya dianggap sebagai salah satu dari banyak alat manajemen untuk membantu menjaga kadar oksigen yang sehat.

Pembebanan nutrisi eksternal masih merupakan masalah kritis yang harus diatasi karena nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan melimpahnya gulma air dan ganggang, yang dapat menyebabkan penipisan oksigen ketika mereka mati dan membusuk.

Keasaman Air (pH)
Keasaman Air (pH). Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Limbah cair yang mempunyai pH tinggi atau rendah dapat mempengaruhi organisme dalam air. Air yang mempunyai pH rendah (pH<7) membuat air menjadi korosif terhadap bahan konstruksi besi yang kontak dengan air. Limbah cair dengan keasaman tinggi bersumber dari buangan yang mengandung asam seperti air pembilas pada pabrik kawat atau seng. 

Alkalinitas (basa) nilai pH tinggi, ph>7 Tinggi rendahnya alkalinitas ditentukan senyawa karbonat, garam-garam hidroksida, kalsium, magnesium, natrium dalam air. Kesadahan dalam air disebabkan oleh tingginya kandungan zat-zat tersebut. Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air berbuih.
Dissolved Oksigen (DO)
Oksigen Terlarut atau yang dimaksud Dissolved Oksigen (DO) berlawanan dengan BOD, semakin tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut. Kemampuan air untuk mengadakan pemulihan secara alami benyak tergantung pada tersedianya oksigen terlarut.


Sumber : 

............, 2015, http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-bod-cod-tss-pada-air-limbah/

............, 2019; https://www.isw.co.id/post/pengertian-bod-dan-cod-pada-limbah-pabrik 





1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus