Kamis, 11 Maret 2021

Ikan Patin - Morfologi & Jenisnya

Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang cukup dikenal di Indonesia, serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ikan patin banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pempek, nugget, dan produk olahan perikanan lainnya. Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi. Ikan Patin adalah sekelompok ikan berkumis (Siluriformes) yang termasuk dalam genus Pangasius, familia Pangasiidae. Nama "patin" juga disematkan pada salah satu anggotanya, P. nasutus. Beberapa anggotanya yang hidup di Sungai Mekong dikenal berukuran sangat besar, mencapai panjang dua meter lebih.

Ikan patin dulunya adalah nama lokal untuk ikan asli Indonesia yang memiliki nama ilmiah Pangasius pangasius. Namun, saat ini nama patin secara umum dipakai untuk memberi nama sebagian besar ikan keluarga Pangasidae. Untuk (Pangasius sutchi) diberi nama patin siam dan untuk (Pangasius djambal) diberi nama patin djambal.


Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom : Animalia
Filum : chordata
Class : Actiopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius pangasius
Morfologi Ikan Patin

Menurut Hadinata (2009) Tubuh ikan patin secara morfologi dapat dibedakan yaitu bagian kepala dan badan. Bagian kepala terdiri dari : Rasio panjang standar/panjang kepala 4,12 cm, Kepala relatif panjang, melebar kearah punggung, Mata berukuran sedang pada sisi kepala, Lubang hidung relatif membesar, Mulut subterminal relatif kecil dan melebar ke samping, Gigi tajam dan sungut mencapai belakang mata, dan Jarak antara ujung moncong dengan tepi mata lebih panjang. Sedangkan bagian badan terdiri dari : Rasio panjang standar/tinggi badan 3.0 cm, Tubuh relatif memanjang, Warna punggung kebiru-biruan, pucat pada bagian perut dan sirip transparan, Perut lebih lebar dibandingkan panjang kepala, dan Jarak sirip perut ke ujung moncong relatif panjang.

Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya bisa mencapai 120 cm, suatu ukuran yang cukup besar untuk ukuran ikan air tawar domestik. Kepala patin relatif kecil dengan mulut terletak diujung kepala agak disebelah bawah. Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish. Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba (Amri, 2007).

Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sementara itu, jari-jari lunak sirip punggung terdapat enam atau tujuh buah. Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali. Adapun sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya simetris. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak. Sirip dada memiliki 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil (Amri, 2007).

Tubuh ikan patin secara morfologi dapat dibedakan yaitu bagian kepala dan badan. Bagian kepala terdiri dari : Rasio panjang standar/panjang kepala 4,12 cm, Kepala relatif panjang, melebar kearah punggung, Mata berukuran sedang pada sisi kepala, Lubang hidung relatif membesar, Mulut subterminal relatif kecil dan melebar ke samping, Gigi tajam dan sungut mencapai belakang mata, dan Jarak antara ujung moncong dengan tepi mata lebih panjang. Sedangkan bagian badan terdiri dari : Rasio panjang standar/tinggi badan 3.0 cm, Tubuh relatif memanjang, Warna punggung kebiru-biruan, pucat pada bagian perut dan sirip transparan, Perut lebih lebar dibandingkan panjang kepala, dan Jarak sirip perut ke ujung moncong relatif panjang.

Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sementara itu, jari-jari lunak sirip punggung terdapat enam atau tujuh buah. Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali. Adapun sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya simetris. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak. Sirip dada memiliki 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil.


Ikan patin bersifat nokturnal (aktivitasnya dilakukan dimalam hari) sebagaimana umumnya ikan catfish lainnya. Selain itu, patin suka bersembunyi di dalam liang-liang ditepi sungai habitat hidupnya. Yang membedakan ikan patin dengan ikan catfish pada umunya : sifat patin yang termasuk omnivora atau golongan ikan pemakan segalanya. Di alam, makanan ikan ini antara lain ikan-ikan kecil lainnya, cacing, detritus, serangga, biji-bijian, udang-udang kecil, dan moluska. Ikan patin termasuk ikan dasar. Hal ini bisa dilihat dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah itu. Habitatnya hidup disungai-sungai dan muar-muara sungai tersebar di Indonesia, India, dan Myanmar.

Daging ikan patin ini sangat gurih dan lezat sehingga terkenal dan sangat digemari oleh mesyarakat. Kalau di alam ikan perkumpul di tepi-tepi sungai besar pada akhir musim penghujan atau sekitar bulan April sampai Mei. Anak-anak patin umumnya berenang bergerombol dan sesekali muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen dari udara langsung.


Kerabat dekat ikan patin dengan memiliki ciri-ciri keluarga Pangasidae pada umumnya, yaitu bentuk badannya sedikit memipih, tidak bersisik atau sisiknya halus sekali. Mulutnya kecil dengan 2-4 pasang sungut peraba. Terdapat patil pada sirip punggung dan sirip dadanya. Sirip duburnya panjang dimulai dari belakangdubur hingga sampai pangkal sirip ekor. Konon kerabat ikan Patin di Indonesia terdapat cukup banyak, di antaranya Pangasius polyuranodo (ikan juaro), Pangasius macronema (ikan rios, ikan riu,ikan lancang), Pangasius micronemus (wakal, riuscaring), Pangasius nasutus (pedado), Pangasius nieuwenhuisii (lawang).

Berikut penjelasan singkat bebrapa kerabat ikan patin.

1. Pangasius polyuranodo
Ikan ini dikenal juga dengan sebutan ikan juaro. Tubuhnya berwarna putih seperti mutiara dengan punggung kehitam-hitaman. Bentuk tubuhnya tinggi dengan sirip punggung memiliki tujuh jari-jari lunak dan dua buah jari-jari keras yang salah satu di antara menjadi senjata yang sangat ampuh berupa patil yang sangat kuat. Sirip lemak pada punggungnyakecil sekali, sementara sirip ekornya bercagak simetris.

Sirip duburnya panjang dan memiliki 35-40 jari-jar lunak. Sirip perut memiliki enam buah jari-jari lunak, sedangkan sirip dada memiliki 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jari-jari keras yang sangat kuat yang juga berfungsi sebagai patil. Di dekat lubang hidungnya terdaat sungut peraba dari rahang atas yang berpangkaldi sudut mulut dan ujungnya sampai di pangkal sirip dada. Sungut peraba pada rahang bawah pendek. Panjang tubuh dapat mencapai 50cm, hidungnya di sungai-sungai. Penuebarannya di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Thailand.

2. Pangasius macronema
Ikan ini memiliki sungut yang lebih panjang daripada kepala. Gigi veromine terpisah-pisah, terdapat 37-45 sisir saring tipis pada lengkung insang pertama. Garis di tangah badandan pada perut jelas terpisah di awal sirip dada. Penyebaran ikan ini meliputi daerah Jawa, Kalimantan, dan Indocina.

3. Pangasius micronemus
Ikan ini memilikigigi veromine terpisah atau bertemudi satu titik, matanya sangat besar (kira-kira seperempat panjang kepala), moncong berbentuk segi, cuping rahang bawah memanjang daripada membulat, tonjolan tulang lengan pada pangkal sirip dada sangat pendek. Sungut rahang atas memanjang sampai pinggiran belakangmata atau melampauinya.terdapat 13-16 sisir saring pada lengkung insang pertama. Ikan ini terdapat di Kepulauan Sunda dan Thailand.

4. Pangasius nasutus
Moncong ikan ini bentuknya runcing tajam dan sangat mencolok. Kumpulan gigi veromine lebarnya tiga kali panjangnya. Matanya sangat kecil (enam kali lebih pendek daripada panjang kepala) dan terletak di atas gari sudut mulut. Jumlah jari-jari siripdubur relatif sedikit. Ketika mulutnya tertutup,gigi-gigi rahang atas terlihat semua. Penyebaran ikan ini di Sumatra, Kalimantan, dan Malaysia.

5. Pangasius nieuwenhuisii
Gigi veromine dan palatine atau dalam bidang lebar. Tonjolan tulang lengan pada pangkal sirip dada memanjang sampai dua pertiga atau tiga perempat jaraknya dari ujung sirip dada. Moncongnya meruncing. Penyebaran ikan ini di Kalimantan Timur.


Referensi:
  1. Amri, K. 2007. Budidaya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.
  2. Hadinata, F. 2009. Pembenihan Ikan Patin Djambal. Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Ds. Sungai Gelam Kecamatan Kumpeh UluKabupaten Muaro Jambi.
  3. Whitten, T. 1996. Freshwater Biodiversity in Asia with Special Reference to Fish. World Bank Technical Paper No.343, Washington, 59 pp.
  4. Gambar dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Patin

1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus