Minggu, 08 Januari 2017
Budidaya Rumput Laut Gracillaria verrucosa di Tambak
Sebagian orang mungkin sudah mengetahui apa itu rumput laut, akan tetapi mungkin tidak semua orang mengetahui bagaimana berbudidaya rumput laut, karena budidaya rumput laut hanya menjadi mata pencaharian bagi sebagian masyarakat yang tinggal di daerah pesisir yang notabene wilayahnya didominasi pantai dan tambak.
Gracilaria verucosa merupakan salah satu jenis rumput laut yang memiliki potensi cukup besar secara ekonomis dan biasa dibudidayakan di perairan tambak. Rumput laut jenis ini memiliki banyak manfaat, baik untuk kebutuhan pangan maupun non-pangan. Dalam industri pangan rumput laut ini biasa dimanfaatkan sebagai sumber protein, vitamin dan mineral, serta menjadi sumber bahan baku industri agar-agar dalam negeri.
Budidaya rumput laut Gracilaria verucosa cukup mudah, murah dan relatif singkat. Selain itu, budidaya rumput laut jenis ini juga dapat membantu menambah nilai produktivitas tambak. Karena bisa dilakukanan secara polikultur dengan ikan bandeng dan udang. Dan secara ekologis, rumput laut ini membantu menjaga kualitas air tambak sekaligus tempat bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan dan bandeng.
Bagaimana dengan modal? Lahan seluas satu hektar dapat ditanami bibit rumput laut sebanyak 3000 kg (3 ton) yang harganya sekitar Rp. 1000/kg. Kebutuhan bibit pun cukup hanya sekali di masa awal tanam. Tidak membutuhkan pupuk ataupun obat selama masa pemeliharaan sehingga biaya yang dikeluarkan relatif kecil.
Metode penanaman yang dilakukan pun sangat sederhana, rumput laut disebar di areal tambak secara merata. Pemeliharaannya pun tidak terlalu sulit, hanya dibutuhkan pengaturan sirkulasi air dengan cara mengganti air setiap beberapa hari sekali dengan cara membuka dan menutup pintu air untuk menjaga kestabilan salinitas tambak. Pergantian air inipun bisa dilakukan dengan memanfaatkan kondisi pasang-surut air laut.
Masa tanam rumput laut Gracilaria verucosa tidak terlalu membutuhkan waktu yang relatif lama. Panen perdana dibutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan karena masih dalam proses pengembangan biomassa. Akan tetapi untuk panen berikutnya hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 45 hari. Metode panennya pun sangat sederhana, dengan menggunakan rakit rumput diambil dengan menggunakan tangan dan dicuci bersih. Kemudian dilakukan penjemuran diatas waring selama kurang lebih satu hari hingga mencapai kekeringan yang cukup.
Bagaimana dengan hasilnya? Salah seorang petani binaan penulis, petani rumput laut di Desa Langensari Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, H. Suminta Adi menuturkan bahwa dengan bibit 3 ton dan masa tanam kurang lebih 3 bulan dia memperoleh hasil kering kurang lebih sekitar 1,9 ton pada panen perdananya dengan perbandingan rumput laut basah dan rumput laut kering sekitar 10:1, artinya dari 10 kg basah diperoleh 1 kg kering. Panen berikutnya dia mengatakan dilakukan sekitar 2 bulan sekali. Dengan harga rumput laut kering Rp. 3500,-/kg, hasil yang dapat diperoleh petani cukup menguntungkan sebagai nilai tambah dari produktivitas tambak.
Sumber : http://rumputlautindonesia.blogspot.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar