Budidaya Gracilaria spp. dapat dilakukan secara monokultur dan polikultur (bersama Udang dan bandeng) di tambak. Sistem budidaya polikultur meningkatkan efisiensi penggunaan lahan tambak dan pendapatan pembudidaya secara berkesinambungan (Djajadiredja dan Yunus, 1983 dalam Ditjend Perikanan Budidaya DKP). Budidaya ini didasari atas prinsip keseimbangan alam. Rumput laut berfungsi sebagai penghasil oksigen dan tempat berlindung bagi ikan-ikan dan udang dari predator dan sebagai biological filter. Ikan dan udang membuang kotoran yang dapat dipakai sebagai nutrien oleh rumput laut. Rumput laut menyerap CO2 terlarut hasil pernafasan ikan dan udang. Secara umum, kehadiran rumput laut dalam tambak udang/bandeng menimbulkan dampak positif.
Pengelolaan air tambak diutamakan dengan menggunakan sistem gravitasi atau pasang surut air laut, dengan syarat :
Pengelolaan air tambak diutamakan dengan menggunakan sistem gravitasi atau pasang surut air laut, dengan syarat :
- Suhu Air 20 – 28 oC
- Salinitas Opt. 15 – 32 ppt
- pH 6,8 – 8,2
- Oksigen terlarut 3 – 8 ppm
- Kejernihan tidak terlalu keruh dan menerima sinar matahari
- Polusi jauh dari limbah industri dan limbah air atau tanah
- Dasar tambak dijemur sampai kering yang ditandai dengan kondisi tanah yang pecah-pecah.
- Saluran air yang ditumbuhi lumut atau ditutupi tanah dasar tambak dibersihkan agar sirkulasi air lancar.
- Tambak yang telah kering, kemudian di isi air sampai kedalaman 10 cm.
- Di beri saponin 50 Kg/Ha untuk memberantas ikan-ikan liar.
- Tambak dikeringkan, kemudian di isi air kembali sampai kedalaman 50-100 cm,
- Untuk mempercepat pertumbuhan, tambak tersebut di pupuk dengan NPK 50 Kg/Ha.
Hal yang harus diperhatikan dalam perjalanan :
Penanaman bibit rumput laut di tambak dilakukan dengan menggunakan metode broadcast, dimana bibit ditebar diseluruh bagian tambak. Keuntungan metode ini adalah biaya lebih murah, penanaman dan pengelolaannya mudah. Waktu penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari, untuk menghindari rumput laut dari sinar matahari.
Metode Lepas Dasar
Selain metode tebar, Gracilaria dapat ditanam dengan metode lepas dasar atau rakit apung. Metode ini jarang dilakukan karena biaya relatif besar. Metode ini biasanya dilakukan dilaut yang terlindung dari hempasan ombak
Perbandingan ideal :
rumput laut : bandeng : udang windu = 1,5 ton : 1.500 ek. : 5.000 ek.
- Bibit harus tetap dalam keadaan basah/lembab selama dalam perjalanan
- Tidak terkena air tawar atau hujan
- Tidak terkena minyak atau kotoran lain
- Jauh dari sumber panas seperti mesin kendaraan dan lainnya.
- Memasukan bibit ke dalam kantong plastik berukuran 50 cm x 80 cm. Susunan bibit tidak boleh dipadatkan atau dilipat-lipat agar bibit tidak rusak.
- Bibit ditumpuk 3 – 4 lapis dan tiap lapis diselingi dengan kapas atau bahan lain yang sejenis yang dapat menyimpan air sehingga kantong senantiasa lembab.
- Mengikat bagian atas kantong plastik tali.
- Membuat lubang-lubang pada bagian atasnya dengan jarum untuk sirkulasi udara.
- Memasukan kantong plastik ke dalam kotak karton.
- Melakukan kegiatan transportasi.
- fisik yang segar,
- thallus kecil dan agak keras, serta
- warnanya yang agak gelap dan tidak pucat.
- warna kemerahan atau putih,
- thallus berlendir, rusak/patah-patah.
- bau tidak enak/busuk,
Penanaman bibit rumput laut di tambak dilakukan dengan menggunakan metode broadcast, dimana bibit ditebar diseluruh bagian tambak. Keuntungan metode ini adalah biaya lebih murah, penanaman dan pengelolaannya mudah. Waktu penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari, untuk menghindari rumput laut dari sinar matahari.
Metode Lepas Dasar
Selain metode tebar, Gracilaria dapat ditanam dengan metode lepas dasar atau rakit apung. Metode ini jarang dilakukan karena biaya relatif besar. Metode ini biasanya dilakukan dilaut yang terlindung dari hempasan ombak
Perbandingan ideal :
rumput laut : bandeng : udang windu = 1,5 ton : 1.500 ek. : 5.000 ek.
Pengawasan / Perawatan
Pengawasan dilakukan setiap hari dengan melakukan monitoring pada salinitas dan suhu air tambak. Penggantian air tambak dilakukan min. 2 kali seminggu. Pemeliharaan rumput laut dilakukan dengan membersihkan rumput laut yang tertimbun lumpur.
Laju pertumbuhan yang dianggap menguntungkan diatas 3% pertambahan berat/hari, dihitung berdasarkan model eksponensial pertambahan berat/hari :
G = {(Wt/Wo)1/t – 1} x 100%
dimana :
G = laju pertumbuhan harian (%)
Wt = Rata-rata bobot akhir (gram)
Wo = Rata-rata bobot awal (gram)
t = waktu budidaya
Apabila kondisi salinitas dan alam mendukung, rumput laut tadi akan tumbuh optimal dan menghasilkan spora yang akan tumbuh menjadi rumput laut. Selama 4 bulan pertama, bila sudah terlihat adanya rumpun yang sangat padat, maka dilakukan penyebaran ulang dengan cara mengangkat bongkahan rumpun tersebut dan merobek-robek kemudian disebarkan. Rata-rata penebaran bibit rumput laut pada awal penanaman sekitar 1,5-2 ton untuk luas 1 Ha.
Panen dan Pasca Panen
Panen perdana setelah masa pemeliharaan 4 bulan, selanjutnya pemanenan dapat dilakukan tiap 2 bulan. Setelah panen, rumput laut dicuci untuk menghilangkan kotoran. Penyeleksian untuk memisahkan jenis rumput laut lain yang tidak diinginkan, batu karang, lumpur atau benda asing lainnya. Dijemur di atas para/waring selama 2-3 hari sampai kering. Pengepakan dan penyimpanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar