Kamis, 26 April 2018

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Sidat

Hasil gambar untuk ikan sidat

Ikan Sidat memiliki protein yang cukup tinggi sebesar 16,4% dan vitamin A sebesar 4700 IU. Ikan sidat dikenal pula dengan nama moa, lubang, dan uling (Jawa Barat) serta pelus di Jawa Tengah. Permintaan pasar akan ikan sidat mencapai 500.000 ton per tahun terutama dari Jepang dan Korea. Ikan sidat yang dikenal dengan unagi di Jepang saat ini sangat mahal harganya. Di DIY harga ikan sidat mencapai Rp. 170.000,- per kg. Oleh karena itu ikan sidat memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi komoditas perikanan unggulan karena permintaan dunia dan nilai ekonomis yang tinggi.
Salah satu jenis ikan sidat yang dikenal di Indonesia yaitu Anguilla bicolor. Daerah penangkapan benih ikan sidat di Indonesia meliputi pantai barat Sumatera dan pantai Selatan Jawa. Sampai saat ini jumlah pembudidaya ikan sidat masih sangat terbatas, padahal potensi benih ikan sidat di Indonesia cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ikan sidat di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Kebanyakan ikan sidat yang dipasarkan merupakan hasil tangkapan dari alam.

Letak geografis Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di pantai Selatan Jawa sangat potensial untuk mengembangkan budidaya ikan sidat khususnya pada fase pembesaran. Saat ini, benih ikan sidat banyak ditemukan di daerah Baron, Samas, dan Congot. Melihat potensi tersebut maka UPTD Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta mulai merintis pembesaran ikan sidat. Pembesaran ikan sidat dilakukan di Unit Kerja Budidaya Air Tawar Wonocatur di Cangkringan.

Budidaya Ikan Sidat 

Kegiatan budidaya ikan sidat pada penerapannya tidak lepas dari beberapa hal penting yang harus dipenuhi, antara lain:

Persyaratan Hidup Ikan Sidat
Ikan sidat pada ukuran benih hidup di perairan tawar/ salinitas rendah hingga dewasa, pada usia dewasa ikan sidat menuju laut untuk berkembang biak (anadrom). Habitat ikan sidat cenderung pada tempat yang terlindung dari sinar matahari secara langsung, karena sifatnya nokturnal. Berdasarkan sifat tersebut dapat diterapkan pada budidaya dengan kolam yang berpelindung (atap) dan air tidak terlalu jernih, sehingga ikan sidat merasa nyaman.

Air
Faktor penentu dalam keberhasilan pembesaran ikan sidat adalah air yang tersedia mempunyai kuantitas dan kualitas yang memadai. Kualitas air yang penting dan kisaran yang baik untuk menunjang pertumbuhan optimal bagi ikan sidat antara lain oksigen terlarut (DO) minimal 4 ppm, pH berkisar 7-8, dan suhu air berkisar 27-30°C. Pada kualitas air yang kurang baik, perlu dilakukan manipulasi untuk meningkatkan kualitasnya, seperti misalnya penambahan blower/aerator/ kincir untuk meningkatkan oksigen dalam air.

Kolam dan spesifikasinya
Bentuk, konstruksi dan kondisi dasar kolam dalam budidaya ikan sidat menentukan kesehatan dan kecepatan pertumbuhan. Kolam yang baik untuk budidaya ikan sidat adalah dengan menggunakan kolam semi permanen tanpa ada lubang/kebocoran dipematangnya, sehingga ikan sidat tidak dapat melarikan dari kolam.

Teknis Pelaksanaan Budidaya Ikan Sidat 

Proses pembesaran ikan sidat dapat dilakukan sebagai berikut :

Pemilihan Benih Ikan Sidat
Benih ikan sidat yang digunakan adalah benih ikan sidat tangkapan alam dengan ukuran rata-rata 50 gram per ekor. Benih yang dipilih harus sehat dengan ciri-ciri gerakannya lincah, tidak luka dan besarnya seragam. Benih ikan sidat perlu diadaptasikan terhadap lingkungan dan pakan buatan terlebih dahulu, sehingga kelulushidupan ikan sidat tinggi dan pertumbuhannya menjadi lebih cepat.

Proses Adaptasi Benih
Benih ikan sidat yang baru perlu diadaptasikan sampai mau makan pakan alami dan kematian rendah. Kualitas air perlu dijaga dengan baik untuk mempercepat proses adaptasi dan mencegah terjangkitnya penyakit. Ikan sidat yang baru ditangkap sangat rentan terhadap serangan penyakit infeksi sekunder akibat luka setelah penangkapan.

Pakan Selama Adaptasi
Selama adaptasi, pakan alami yang digunakan berupa ikan cacah, cacing sutera, dan cacing lumbricus. Pakan alami memegang peranan penting dalam proses budidaya ikan sidat, karena ikan sidat yang baru ditangkap tidak akan langsung mau makan pakan pelet.

Proses Pengadaptasian ke Pakan Buatan
Ikan sidat yang telah sehat dan sudah mau memakan pakan alami, kemudian diadaptasikan dengan pakan pelet dengan cara bertahap. Pemberian pakan awalnya 100% menggunakan pakan alami, kemudian secara bertahap ditambahkan pakan pelet dengan perbandingan pakan alami : pakan pelet 75% : 25%, 50% : 50%, 25% :75%, 0% :100%. Proses penggantian pakan alami ke pakan pelet dapat dilakukan dalam waktu 1-2 minggu.

Pakan Buatan, Cara Pemberian, dan Dosis
Pakan pelet yang digunakan dalam pembesaran ikan sidat dengan kadar protein lebih dari 40%. Pakan yang diberikan berupa pasta dengan perbandingan pelet dengan air 1:1. Pembuatan pasta dengan cara pelet direndam dengan air kurang lebih 5 jam dan ditambahkan probiotik pakan pada rendaman pakan tersebut. Pemberian pakan 2 kali sehari dengan dosis 5% dari total biomassa yang diketahui dari proses sampling yang dilakukan 2 minggu sekali.

Pemeliharaan
Pemeliharaan ikan sidat hingga mencapai ukuran konsumsi dilakukan selama 6-7 bulan. Penambahan probiotik dalam air dilakukan pada pemeliharaan untuk mengurai limbah dari kotoran dan sisa pakan. Penggantian air dilakukan setiap 4 hari sekali sebanyak 20% untuk menjaga kualitas air. Kualitas air memegang peranan penting pada proses budidaya ikan sidat. Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan ikan, dilakukan sampling. Sampling ikan dilakukan dengan mengukur panjang dan berat ikan. Sampling ikan juga untuk memperkirakan biomassa Ikan yang kita budidayakan. Selanjutnya biomassa digunakan untuk menghitung kebutuhan pakan yang akan digunakan.

Grading
Grading dilakukan tiap bulan selama masa pemeliharaan. Kegiatan grading dilakukan untuk memilah ikan sidat yang mempunyai ukuran lebih besar atau lebih kecil, sehingga ikan sidat dapat tumbuh dengan baik.

Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan secara parsial/ sebagian maupun total. Ukuran panen ikan sidat yang telah mencapai konsumsi adalah 200-400 gram/ekor.

Penyakit 
Beberapa jenis penyakit dan bakteri yang menjangkit ikan sidat antara lain Epistillis sp., Trichodina spp., Chilodonella sp., Myxosporea, Lernea sp. Pencegahan terjangkitnya penyakit lebih baik dilakukan dengan memperhatikan kualitas air yang ada di kolam budidaya, dan jika terdapat tenda-tanda ikan sidat terjangkit penyakit segera dilakukan penggantian air, dan ikan sidat yang telah terjangkit segera dikarantina untuk diobati.

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Sidat 
kapasitas 4.000 ekor

Biaya Investasi
A. Modal Tetap
Sewa kolam 8 × 10 m × 2 buah      : Rp 1.000.000
Peralatan lainnya (kincir, dll)          : Rp 3.000.000
Total : Rp 4.000.000

B. Modal Kerja:
Bibit tokolan (@Rp 150.000 × 200kg) : Rp 30.000.000
Pakan (@Rp 15.000 × 2400kg)            : Rp 32.000.000
Listrik 1.000.000/ bulan × 4 bulan       : Rp 4.000.000
Total : Rp 66.400.000
C. Jumlah Investasi (A + B) : Rp 70.400.000
D. Biaya Penyusutan:
Modal tetap                                          : Rp 4.000.000
Penyusutan 3% per bulan                     : Rp 500.000
Tenaga Kerja (4 × Rp 300.000)           : Rp 1.200.000
E. Total Biaya Produksi
Modal Kerja +Biaya Tetap +Penyusutan : Rp 72.100.000
F. Penjualan
4.000 tokolan × 90% = 3.600 ekor
3.600 : 5 (5 ekor/ kg) = 720kg
Penjualan = 720 kg × Rp 170.000 : Rp 122.400.000
G. Penerimaan Bersih (F-E) : Rp 50.300.000

Analisis Biaya dan Manfaat
a. Keuntungan : Rp 50.300.000
b. Pay back Period (periode balik modal)
jumlah investasi : keuntungan = 72.100.000 : 50.300.000
= 1,4 periode

Sumber : http://www.bptpb-diy.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar