Ikan merupakan sumber protein yang lebih baik dibanding hewan ternak lainnya karena rendahnya kadar kandungan kolestrol. Ikan sidat salah satu jenis hewan yang potensial untuk dikembangkan. Sebagian besar masyarakat di Indonesia menyebut jenis ikan ini dengan nama yang berbeda-beda, misalnya Sumatera menyebutnya sogili, Betawi menyebutnya moa, Sunda menyebutnya lubang, Jawa Tengah menyebutnya pelus, dan ada juga yang menyebut dengan belut bertelinga karena bentuknya mirip dengan belut. Tetapi, hanya saja ikan ini memiliki ukuran yang lebih besar dan memilki semacam telinga atau sirip di bagian telinga.
Ikan ini hidup di air tawar dan air asin (laut). Ikan sidat yang bisa hidup di dua alam yang berbeda yaitu air tawar dan air laut yang menjadikan ikan tersebut istimewa. Karena proses yang hidup di dua tempat tersebut menjadikan ikan sidat memiliki keunggulan gizi. Kandungan gizi yang ada dalam ikan sidat dibanding dengan daging lainnya, termasuk ikan salmon yang sampai saat ini diklaim memiliki kandungan gizi paling baik.
Melihat jenis ikan ini pasti banyak yang jijik, tetapi setelah tahu khasiat yang ada dalam ikan sidat orang tidak bisa membayangkan rasa jijiknya.Ikan sidat ini mempunyai banyak keunggulan, dagingnya yang lembut dapat menyembuhkan berbagai penyakit terutama penyakit kulit. Di Jepang dan Eropa ikan sidat digemari karena banyak mengandung vitamin A. Beberapa manfaat ikan sidat untuk kesehatan yaitu:
1. Menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah,
2. Menghindari penyakit aterosklerosis dan mengurangi keletihan,
3.Mendorong terbentuknya lemak fosfat dan perkembangan otak besar,
4. Meningkatkan daya ingat,
5.Memperbaiki sirkulasi kapiler,
6.Mempertahankan tekanan darah normal,
7.Mengobati pembuluh darah otak, rabun jauh, rabun dekat, glaukoma, dan penyakitmata kering akibat kelelahan,
8.Meningkatkan imunitas tubuh sebagai antioksidan.
Ikan sidat atau dikenal dengan unagi bukanlah makanan biasa tetapi merupakan makanan termahal yang ada di Jepang. Bagi masyarakat Jepang ikan sidat dipandang sebagai masakan kehoramatan karena disajikan untuk tamu istimewa dan terhormat. Lain halnya di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya belum mengenal ikan sidat ini. Padahal kebanyakan spesies ini berada di Indonesia, dapat kita temui wilayah yang menjadi pengembangan benih ikan sidat yaitu Poso, Sorong Barat, dan Pelabuhan Ratu.
Memang benar jika dikatakan bahwa kekayaan kelautan dan perikanan di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia. Buktinya salah satu spesies ikan kegemaran orang Jepang yaitu ikan sidat atau unagi, yang kebanyakan berada di perairan Indonesia. Sehingga benih ikan sidat yang bisa hidup di air tawar dan asin menjadi incaran para pengusaha perikanan di Jepang. Karena harganya yang tergolong “Wah” dan cukup merogoh kantong. Harganya per kilo saja mencapai ratusan ribu rupiah tergantung jenis ikannya. Misalnya, ikan sidat jenis marmorata apabila kita ingin membeli harus menyediakan uang sejumlah Rp 300.000. Tetapi, ada juga yang di jual seharga Rp 150.000 per kilo yaitu jenis bacilor.
Saat ini untuk pembudidayaan ikan sidat, benihnya hanya didatangkan dari alam. Tetapi, tidak semua benihnya bisa dimanfaatkan karena banyak nelayan yang belum mengerti cara menangkapnya. Nelayan yang sudah memiliki kemampuan untuk menangkap benih ikan sidat hanya nelayan yang berada di Pelabuhan Ratu. Karena wilayah ini memiliki paling dan muara sungai yang mengalir ke laut.
Sekarang ini masalah yang dihadapi oleh pembudidaya ikan sidat adalah masalah daya saing yang ketat dengan produsen lainnya. Negara yang sudah mampu membudidayakan ikan sidat adalah Vietnam dan Korea, begitu juga Jepang. Tetapi, negara-negara tersebut membudidaya dan benihnya pun juga dari Indonesia. Padahal, Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah melindungi ekspor benih ikan sidat dengan alasan untuk melindungi spesies dan meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
Apabila penyelundupan tersebut bisa diatasi, maka produksi ikan sidat sangat diandalkan sebagai nilai tambah bagi pembudidaya dalam negeri termasuk menambah devisa negara. Setelah mengetahui berbagai manfaat dari ikan sidat, lalu masikah kita akan melupakan ikan sidat ini ??? Apalagi Jepang yang melirik Indonesia sebagai penyuplai ikan sidat bagi kebutuhan mereka karena ikan ini masih terjaga kondisinya di perairan Indonesia. Jadi, masihkah kita menyia-nyiakan ataupun melupakan anugerah yang hebat ini ???
Sumber : Saroh Ganik Haryati; https://www.kompasiana.com
Melihat jenis ikan ini pasti banyak yang jijik, tetapi setelah tahu khasiat yang ada dalam ikan sidat orang tidak bisa membayangkan rasa jijiknya.Ikan sidat ini mempunyai banyak keunggulan, dagingnya yang lembut dapat menyembuhkan berbagai penyakit terutama penyakit kulit. Di Jepang dan Eropa ikan sidat digemari karena banyak mengandung vitamin A. Beberapa manfaat ikan sidat untuk kesehatan yaitu:
1. Menurunkan kandungan lemak jahat dalam darah,
2. Menghindari penyakit aterosklerosis dan mengurangi keletihan,
3.Mendorong terbentuknya lemak fosfat dan perkembangan otak besar,
4. Meningkatkan daya ingat,
5.Memperbaiki sirkulasi kapiler,
6.Mempertahankan tekanan darah normal,
7.Mengobati pembuluh darah otak, rabun jauh, rabun dekat, glaukoma, dan penyakitmata kering akibat kelelahan,
8.Meningkatkan imunitas tubuh sebagai antioksidan.
Ikan sidat atau dikenal dengan unagi bukanlah makanan biasa tetapi merupakan makanan termahal yang ada di Jepang. Bagi masyarakat Jepang ikan sidat dipandang sebagai masakan kehoramatan karena disajikan untuk tamu istimewa dan terhormat. Lain halnya di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya belum mengenal ikan sidat ini. Padahal kebanyakan spesies ini berada di Indonesia, dapat kita temui wilayah yang menjadi pengembangan benih ikan sidat yaitu Poso, Sorong Barat, dan Pelabuhan Ratu.
Memang benar jika dikatakan bahwa kekayaan kelautan dan perikanan di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia. Buktinya salah satu spesies ikan kegemaran orang Jepang yaitu ikan sidat atau unagi, yang kebanyakan berada di perairan Indonesia. Sehingga benih ikan sidat yang bisa hidup di air tawar dan asin menjadi incaran para pengusaha perikanan di Jepang. Karena harganya yang tergolong “Wah” dan cukup merogoh kantong. Harganya per kilo saja mencapai ratusan ribu rupiah tergantung jenis ikannya. Misalnya, ikan sidat jenis marmorata apabila kita ingin membeli harus menyediakan uang sejumlah Rp 300.000. Tetapi, ada juga yang di jual seharga Rp 150.000 per kilo yaitu jenis bacilor.
Saat ini untuk pembudidayaan ikan sidat, benihnya hanya didatangkan dari alam. Tetapi, tidak semua benihnya bisa dimanfaatkan karena banyak nelayan yang belum mengerti cara menangkapnya. Nelayan yang sudah memiliki kemampuan untuk menangkap benih ikan sidat hanya nelayan yang berada di Pelabuhan Ratu. Karena wilayah ini memiliki paling dan muara sungai yang mengalir ke laut.
Sekarang ini masalah yang dihadapi oleh pembudidaya ikan sidat adalah masalah daya saing yang ketat dengan produsen lainnya. Negara yang sudah mampu membudidayakan ikan sidat adalah Vietnam dan Korea, begitu juga Jepang. Tetapi, negara-negara tersebut membudidaya dan benihnya pun juga dari Indonesia. Padahal, Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah melindungi ekspor benih ikan sidat dengan alasan untuk melindungi spesies dan meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
Apabila penyelundupan tersebut bisa diatasi, maka produksi ikan sidat sangat diandalkan sebagai nilai tambah bagi pembudidaya dalam negeri termasuk menambah devisa negara. Setelah mengetahui berbagai manfaat dari ikan sidat, lalu masikah kita akan melupakan ikan sidat ini ??? Apalagi Jepang yang melirik Indonesia sebagai penyuplai ikan sidat bagi kebutuhan mereka karena ikan ini masih terjaga kondisinya di perairan Indonesia. Jadi, masihkah kita menyia-nyiakan ataupun melupakan anugerah yang hebat ini ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar