Sabtu, 20 Juni 2020

Penanganan Hama dan Penyakit - Ikan Gurame


Dalam usaha budidaya perikanan pengenalan jenis-jenis dan karakteristik hama dan penyakit pada ikan mutlak diperlukan untuk mendukung kelancaran usaha budidaya. Secara umum, hama dan penyakit ikan diartikan sebagai semua hewan atau makhluk hidup yang berada dalam areal budidaya ikan yang mana keberadaannya dapat menimbulkan kerugian. Hama ikan dapat mengakibatkan kerugian secara langsung maupun tidak langsung.

Hama ikan adalah semua makhluk hidup (hewan) baik yang berukuran tubuh lebih kecil, sama ataupun lebih besar dari tubuh ikan yang keberadaannya tidak diinginkan karena mampu menimbulkan gangguan pada ikan. Dengan kata lain hama ikan adalah semua makhluk hidup yang dapat memangsa, mengganggu ataupun menjadi pesaing hidup dalam suatu habitat ikan

penyakit ikan adalah suatu gejala fisiologis ikan yang disebabkan oleh suatu parasit atau faktor lingkungan yang tidak sesuai. Munculnya penyakit pada ikan selain dipengaruhi kondisi ikan yang lemah juga cara penyerangan dari organisme yang menyebabkan penyakit tersebut. Beberapa faktor ynag menyebabkan timbulnya penyakit pada ikan antara lain sebagai berikut :

a. Adanya serangan organisme parasit
b. Lingkungan yang tercemar (ammonia, sulfide atau bahan-bahan kimia beracun)
c. Lingkungan dengan fluktuasi suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar
d. Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan
e. Kondisi tubuh ikan yang lemah karena faktor genetic (kurang kuat menghadapi perubahan lingkungan).

Penyakit ikan terjadi jika ikan (inang), hidup dalam lingkungan perairan yang kurang sesuai untuk kehidupan ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau berkembang biak. Ini akan menyebabkan perubahan secara patofisiologi pada organ-organ tubuh ikan. Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit.

Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit. Jika pertahanan tubuh inang lemah dan patogen yang terdapat dalam tubuh inang banyak, tetapi lingkungan tetap sesuai dan mendukung untuk meningkatkan ketahanan tubuh inang maka penyakit tidak akan muncul karena patogen tidak dapat berkembang biak.

Hubungan antara parasit, ikan (inang) dan faktor lingkungan terhadap terjadinya penyakit (yang disebut Interaksi Tripel) digambarkan dalam diagram Venn pada Gambar 5 di bawah ini.

Penjelasan dari “Interaksi Tripel” diatas adalah sebagai berikut ;

1.    Ikan
Ikan merupakan sasaran atau inang dari penyakit. Ikan sehat memiliki kemampuan mempertahankan diri dari serangan berbagai penyakit dengan adanya mekanisme pertahanan diri. Kemampuan ikan mempertahankan diri dari serangan penyakit tergantung pada kesehatan ikan dan lingkungan. Jika kesehatan ikan menurun atau kondisi lingkungan kurang menunjang, maka ikan akan mengalami stres, sehingga menurunkan kemampuannya mempertahankan diri dari serangan penyakit.

Stres terjadi jika suatu faktor lingkungan (stressor) meluas atau melewati kisaran toleransi untuk ikan dan akan mengganggu fungsi fisiologis pada ikan tersebut. Pengaruh stres terhadap menurunnya ketahanan ikan terjadi secara hormonal. Ikan stres mempunyai respon hormonal, contohnya dapat berupa hormon esteorase (hormon yang banyak tertimbun di otak), atau hormon adrenaline dan respon seluler (phagocytic) relatif rendah, sehingga tidak mempunyai ketahanan yang memadai terhadap serangan penyakit.

2.    Lingkungan
Lingkungan dalam hal ini air, merupakan media paling vital bagi kehidupan ikan. Stressor (faktor lingkungan) dalam sistem budidaya ikan meliputi stressor 1) fisik (suhu, cahaya, suara, tekanan air) 2) kimiawi (pH, NH3, NO2, CO2, buangan metabolik, logam berat), 3) biologis (padat tebar, keberadaan hama) dan 4) prosedural budidaya (penebaran, sampling, pergantian air, pergantian wadah, pemanenan). Ikan yang mengalami stres akan mengalami rangkaian perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang disebut general adaptive syndrome (GAS). Selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan.

Parameter air yang biasanya diamati untuk menentukan kualitas air adalah oksigen, karbondioksida, pH (derajat keasaman), alkalinitas dan sistem buffer, ammonia, dan temperatur.

3.    Parasit
Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit umumnya menimbulkan kerugian cukup besar. Karakteristik khusus yang terdapat pada penyakit ikan yang menyebabkan infeksi adalah kemampuan untuk menularkan penyakit (transmisi) dari satu ikan ke ikan yang lain secara langsung dimana organisme parasit sering menyebabkan infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat terluka karena gesekan dengan benda keras atau berhasil meloloskan diri dari serangan hama. Tetapi jika terlambat mengobatinya, tubuh ikan yang luka akan mengalami infeksi sekunder yang disebabkan oleh serangan organisme parasit.

Serangan parasit pada suatu usaha budidaya ikan menimbulkan dampak negatif yang cukup tinggi. Jika tidak ditangani segera tidak tertutup kemungkinan terjadi infeksi sekunder oleh patogen lain seperti bakteri dan virus misalnya melalui luka yang ditimbulkan olehnya. Dengan demikian, petani tidak akan membuat kesalahan dalam menduga penyebab timbulnya penyakit tersebut.

Infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit telah terbukti menimbulkan banyak kematian pada ikan. Faktor-faktor yang menentukan prevalensi dan tingkat serangan dari parasit dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

a). Faktor Biologis meliputi umur, stres, nutrisi dan tingkat kepadatan yang tinggi
b). Faktor Lingkungan meliputi salinitas, kualitas air dan jenis sistem akuakultur

Inang dapat berupa ikan atau hewan air lainnya dimana daya tahan tubuh inang terhadap serangan penyakit dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : umur dan ukuran, jenis, daya tahan tubuh dan status kesehatan ikan. Pada kondisi normal, ketiga faktor yaitu ikan, lingkungan dan patogen akan mampu menjaga keseimbangan. Ikan yang kita budidayakan akan memanfaatkan makanan yang berasal dari makanan yang bermutu, sehingga ikan dapat tumbuh berkembang dengan baik, bereproduksi dalam rangka melanjutkan keturunan, mampu mempertahankan diri dari perubahan lingkungan sekitarnya dengan baik. Terjadinya serangan penyakit pada ikan merupakan akibat adanya ketidakseimbangan antara ketiga faktor di atas. Jasad patogen biasanya akan menimbulkan gangguan sehingga terjadi perubahan pada kondisi lingkungan yang mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh ikan (ikan menjadi stress).

Pada ikan yang dibudidayakan penyakit dapat menyerang pada semua ukuran mulai dari benih, ikan konsumsi sampai induk. Penyakit yang biasa menyerang benih ikan biasanya karena infeksi parasit, sedangkan pada ukuran yang besar biasanya yang menyerang adalah jamur, luka borok, maupun benjolan.

Hama dan penyakit ikan gurame memiliki beragam jenis dan penyebab. Serangan hama dan penyakit sering kali menyerang ikan gurame tanpa memandang usia dari gurame tersebut. Serangan ini tentu saja sangat merugikan bagi ikan dan juga pembudidaya gurame. Gurame pada kolam tanah cenderung lebih rentan akan serangan hama di banding gurame kolam terpal. Sedangkan serangan penyakit pada gurame cenderung lebih sering terjadi disaat musim kemarau.

Jenis dan Ciri Penyakit Pada Ikan Gurame
Sebelum anda memutuskan untuk memilih obat dan metode penyembuhan untuk penyakit ikan gurame, ada baiknya anda mengetahui apa saja penyebab dan ciri penyakit ikan gurame. Dengan lebih mengetahui gejalanya, di harapkan anda dapat melakukan penanganan yang sesuai dengan jenis penyakit ikan gurame tersebut. Berikut ini adalah penyakit yang umum menyerang ikan gurame :

1. Penyakit pada sisik gurame
Ciri-cirinya adalah terdapat warna kemerahan pada beberapa bagian sisik gurame. Warna merah lembab ini biasanya sering dijumpai pada bagian bawah perut dan juga pada pangkal sirip. SeLain itu, ikan gurame yang terserang penyakit sirip biasanya akan berwarna lebih pucat dan berlendir.

2. Penyakit pada insang gurame
Ciri-cirinya adalah warna pucat pada lembaran insang dan katup insang pun terlihat lebih mengembang. Selain itu terkadang juga terdapat serabut merah ataupun kelabu.

3. Penyakit pada organ dalam gurame
Ciri-ciri umum ditandai dengan perut ikan seperti kembung dan sisiknya mengelupas. Namun pada beberapa kasus, perut ikan yang terkena penyakit pada organ dalamnya justru memiliki perut yang ebih kempis, lesu dan cenderung mudah ditangkap.

4. Penyakit Bercak Putih atau white spot
Ciri-cirinya adalah bercak-bercak putih yang muncul pada beberapa bagian kulit ikan gurame. Gurame yang terkena bercak putih cenderung akan mengesekkan badannya pada lingkungan sekitar. Selain itu mulut ikan pun akan kembang kempis seperti kekurangan oksigen. Penyebab bercak putih adalah parasit Ichthyophtyrius.

5. Penyakit Jamuran pada gurame
Ciri-ciri ikan gurame yang jamuran adalah terdapat benang-benang seperti kapas berwarna krem, terutama pada bagian tubuh yang terluka. Jamur yang biasa meng-infeksi ikan gurame adalah jenis Saprolegnia dan Achyla. Gurame yang jamuran akan kehilangan nafsu makan dan menjadi lemah karena tidak makan.

6. Penyakit akibat Dactylogyrus dan Gryodactylus
Penyebabnya adalah parasit jenis cacing yang muncul akibat kualitas air kolam yang buruk karena jarang di bersihkan. Dactylogyrus adalah serangan pada insang dengan gejala penurunan nafsu makan. Selain itu ikan juga akan terlihat seolah berbaring dengan kondisi katup insang terbuka. Sedangkan Gryodactylus adalah serangan parasit yang terjadi pada area sekitaran sirip gurame.

7. Serangan bakteri
Jenis bakterinya dalah Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Serangan bakteri ini cukup serius, gejalanya berupa munculnya luka berdarah pada bagian tubuh gurame, lendir tipis, perut yang membesar, pengelupasan sisik dan borok pada bagian tubuh gurame. Serangan bakteri ini cukup singkat, gurame yang terserang akan melemah dan mulai mengambang di permukaan dan akhirnya mati.

8. Penyakit mata bengkak
Penyakit yang disebabkan cacing parasit ini gejalanya adalah ikan gurame menjadi kurang aktif, nafsu makan menurun, malas dan sering muncul kepermukaan kolam. Penyakit ini menyerang bagian mata gurame yang menyebabkan mata menjadi membengkak hinga ikan gurame buta dan mati.

9. Penyakit kutu ikan ( Argulus Indicus )
Penyakit ini termasuk penyakit yang dapat dengan mudah menular pada ikan lain. kutu ikan akan menempel dan menggigit tubuh ikan gurame hingga berdarah. Media penyebarannya dapat melalui kontak langsung dengan ikan lain atau pun melalui air. Penyakit ini juga muncul akibat pembersihan kolam yang tidak baik sehingga kualitas air menjadi buruk.

Beberapa penyakit dan parasit yang sering menyerang ikan gurame tersebut dapat di cegah dengan selalu menjaga kebersihan kolam dan kuaitas pakan yang baik. Salah satu metode pembersihan kolam yang baik adalah dengan melakukan penyedotan kotoran yang biasa di sebut penyiponan pada kolam gurame.


Referensi:
  1. ............., 2016;  https://www.academia.edu/12947658/Hama pada ikan dan Pengendaliannya
  2. ............., 2019; https://kkp.go.id/djpb/artikel/12252-buku-saku-pengendalian-hama-dan-penyakit-ikan
  3. Akbar, J., 2019; http://eprints.ulm.ac.id/Buku Manajemen Kesehatan Ikan.pdf



1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus