Ikan air tawar yang banyak digemari oleh masyarakat kita salahsatunya adalah ikan nila. Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang hidup di perairan tawar. Ikan nila dikenal sejak tahun 1969 yang diintroduksi dari Negara Afrika yaitu bagian timur antara lain di Kenya, danau Tangayika, dan sungai Nil kemudian dibawa ke Amerika, Eropa, Tumur Tengah dan Asia. Untuk Indonesia sendiri, oleh BPPAT pada tahun 1969-an bibit ikan nila telah didatangkan dari Negara Taiwan. Saat ini ikan nila dikenal dipelihara di kolam-kolam dan diperjual belikan sebagai ikan konsumsi.
Ikan nila adalah hewan omnivora yang memakan baik tumbuhan maupun hewan. Di alam aslinya ikan ini makhluk makhluk kecil di dalam air seperti memakan plankton, fitoplankton, hydrila dan tumbuhan yang hidup didalam kolam seperti azolla. Ikan nila juga bisa memakan sisa dapur dan buah buahan,
Ada dua jenis pakan yang biasa diberikan pada ikan nila yaitu pakan alami dan pakan ikan buatan. Benih ikan nila sangat menyukai pakan alami, berupa zooplankton seperti rotifer, moina dan daphnia dan phitoplankton tumbuhan berupa alga dan lumut, upaya menumbuhkan pakan alami dilakukan dengan menambahkan pupuk organik pada saat persiapan kolam pemeliharaan. Jumlah pupuk yang diperlukan sangat tergantung pada tingkat kesuburan lahan, tetapi pada umumnya dosis pupuk organik adalah 250-500 Gram/m.
Banyaknya pakan pada induk yang diberikan sebesar 3% – 5% dari berat biomassa per-hari rata-rata ikan di hitung dengan cara menimbang 10 ekor induk yang diambil secara acak , kemudian berat tersebut dibagi 10. Berat rata-rata diperoleh dikalikan dengan estimasi jumlah seluruh ikan didalam kolam.
Dedak halus dan bekatul baik untuk pakan ikan kedua bahan tersebut berfungsi sebagai pakan ikan, pakan mikroorganisme dan zooplankton sehingga secara tidak langsung menambah kesuburan kolam.
Syarat optimum agar ikan nila dapat tumbuh kembang secara baik adalah :
- Dissolved Oxygen (DO) => 2,0 – 2,5 mg/l
- pH => 6-9
- Habitat => Perairan tawar
- Toleransi salinitas 20 – 25 ppt.
Faktor pakan sangat penting karena menyangkut perbesaran ukuran daging ikan dan kelangsungan hidup ikan. Sebagaimana kita ketahui biaya pakan dalam pembesaran ikan nila cukup tinggi yaitu kisaran 60 % dari total biaya produksi.
Dalam memberikan pakan kepada ikan nila, yang perlu diperhatikan adalah kandungan nutrisi yang terdapat pada jenis pakan yang akan kita berikan. Kandungan nutrisi pakan yang baik adalah Protein, Karbohidrat, dan juga Lemak. Untuk pertumbuhan optimal ketiga kandungan nutrisi tersebut harus ada pada jenis pakan yang akan kita berikan. Jika tidak maka ikan nila hanya mendapatkan sumber nutrisi minim untuk tingkat kebutuhan dasar saja dan pertumbuhannya akan terhambat.
Ada banyak jenis pakan yang mempunyai kandungan nutrisi yang tepat bagi ikan nila yang kita pelihara. Dari mulai pakan ikan yang alami dan pakan ikan buatan.
Dari beberapa jenis pakan ikan alami yang dapat diberikan kepada ikan nila, seperti :
- Daun Talas
- Daun Singkong
- Kangkung
- Dedak
- Sisa Nasi
- Lumut
- Azolla
- Ampas Kelapa
- Artemia
- Kutu Air
- Eceng Gondok
Daun singkong juga dapat kita berikan sebagai pakan tambahan untuk ikan nila. Daun singkong dapat diberikan secara langsung ataupun dicampur dengan tepung ikan, juga dapat difermentasi terlebih dahulu.
Tanaman ini menyimpan pati (karbohidrat) dalam umbinya, sedangkan proteinnya tersimpan dalam daun. Karena kandungan proteinnya rendah, umbi singkong jarang sekali digunakan dalam pakan unggas dan ikan, lebih sering digunakan sebagai bahan pakan ternak terutama sapi.
Kandungan protein tepung daun singkong berkisar 25—28%, lemak 7—13%; serat kasar 12—17%; kalsium 1,3—1,4%; fosfor 0,3%; lysin 2%; methionin 0,4%; dan threonin 3%. Kandungan nutrisi dari tepung daun singkong ini setara dengan bahan baku alternatif sumber protein lainnya seperti DDGS (Dried Distillers Grains with Solubles/hasil ikutan produksi ethanol), tepung daun lamtoro, dan lain-lain.
Sebagai informasi, 70% bobot kering bahan organik jaringan tubuh ikan terdiri atas protein. Meski begitu, ikan tidak membutuhkan protein dalam arti yang sebenarnya. Ikan memerlukan kombinasi seimbang 20 asam amino esensial dan non-esensial utama yang menyusun protein.
Daun singkong merupakan hasil samping dari sistem produksi pertanian singkong terutama pada daerah industri tapioka. Ketersediaan daun singkong terus meningkat dengan semakin meluasnya area penanaman dan produktivitas tanaman singkong. Produktivitas daun singkong segar sekitar 10-40 ton/ha/tahun atau 2,3 ton berat kering/ha/tahun (Sukria dan Krisnan, 2009). Menurut BPS (2015), luas area penanaman tanaman singkong pada tahun 2014 seluas 10.930 ha dengan produktivitas umbi singkong segar di Sumatera Selatan sebanyak 201,29 ton/ha dan total produksi sebanyak 220.014 ton. Daun singkong dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan karena memiliki kandungan nutrisi yang baik yaitu protein 28,66%, serat kasar 19,06%, abu 8,83%, kalsium 1,91%, dan lemak 9,41% (Askar, 1996). Daun singkong mengandung serat kasar yang tinggi, sehingga sukar dicerna ikan apabila dikonsumsi terlalu banyak. Untuk mengatasi serat kasar yang tinggi maka perlu dilakukan fermentasi.
10% tepung daun singkong terfermentasi menggunakan Rhizopus sp. menghasilkan laju pertumbuhan spesifik 2,24%, efisiensi pakan 23,19%, kecernaan 61,09% dan retensi protein 22,82% benih ikan gurame, sedangkan 10% tepung daun singkong yang difermentasi menggunakan Trichoderma sp. sebagai hasil terbaik dalam pemeliharaan benih ikan nila merah. Penggunaan daun singkong dapat dijadikan bahan pakan ikan nila karena ikan nila termasuk dalam golongan ikan omnivora namun cenderung bersifat karnivora, oleh sebab itu penggunaan daun singkong sebagai bahan pakan ikan, diharapkan dapat menurunkan tingginya biaya pakan dalam kegiatan budidaya.
- pertama – tama adalah daun singkong dicuci jika kotor.
- Kemudian di cacah dan dikeringkan.
- Setelah kering digiling atau ditepung.
- Dapat juga dilakukan fermentasi dengan menambahkan EM4 sebanyak 10% dari berat tepung singkong yang akan difermentasi. Ini butuh em4 sangat banyak. Atau seperti ini saja.
- EM4 diaktivasi saja seperti biasa. Cara bisa lihat di aktifasi EM4 untuk Fermentasi.
- Setelah diaktifkan, em4 digunakan untuk menyemprot tepung kulit singkong sampai kelembapannya terpenuhi. Kalau dikepal tidak meneteskan air, jika kepalan dibuka tepung kulit singkong tidak ambyar.
- Setelah itu simpan dalam wadah tertutup selama 4 – 7 hari.
- Ketika proses ferementasi selesai, keringkan kembali tepung daun singkong fermentasi. Supaya tidak busuk dan bisa disimpan agak lama.
Referensi
Yahya, Z., 2018, https://zuniyahya.com/pakan-ikan-nila/, 29/07/2020, 17.21
Padma, B., 2017, https://ikannilahitam.wordpress.com/2017/05/07/pakan-buatan-ikan-nila/, 29/07/2020, 17.22
-------------, 2017, https://bertani1.blogspot.com/2015/10/cara-membuat-pakan-ikan-nila-dari-dedak.html 29/07/2020; 20.42
Yahya, Z., 2018, https://zuniyahya.com/pakan-ikan-nila/, 29/07/2020, 17.21
Padma, B., 2017, https://ikannilahitam.wordpress.com/2017/05/07/pakan-buatan-ikan-nila/, 29/07/2020, 17.22
-------------, 2017, https://bertani1.blogspot.com/2015/10/cara-membuat-pakan-ikan-nila-dari-dedak.html 29/07/2020; 20.42
-------------, 2018, http://aquaculture-mai.org/archives/, 29072020; 20.58
-------------, 2014, https://benihnila.wordpress.com/pakan-alternatif-untuk-ikan-nila/, 29072020. 20.59
-------------, 2020, https://dkp.gunungkidulkab.go.id/berita-619/seri-pakan-ikan-alami-untuk-ikan-nila--daun-singkong.html, 29072020, 21.32
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
BalasHapushanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^