Cara pengendalian penyakit yang paling murah dan efisien adalah dengan cara pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit dapat dengan, pengelolaan lingkungan, penggunaan pakan yang tepat mutu, tepat jumlah dan tepat pemberiannya. Salah satu cara pencegahan yang sekarang sudah mulai dilaksanakan adalah dengan cara menimbulkan kekebalan. Kekebalan pada ikan dapat ditimbulkan baik dengan menggunakan vaksin maupun dengan menggunakan imunostimulator lain. Dengan hanya 1 atau dua kali pemberian vaksin biasanya daya tahan tubuh/kekebalan akan bertahan sampai akhir masa pemeliharaan ikan.
Vaksinasi pada perikanan budidaya telah terbukti memberi kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya, terutama industri salmon dan trout di Eropa. Saat ini, sedikitnya ada 10 jenis vaksin telah dipasarkan secara umum dan diaplikasikan oleh pembudidaya ikan di Amerika, Eropa dan Jepang.
Keberhasilan program vaksinasi tersebut cukup menggembirakan, hal itu terlihat dari
(1) menurunnya tingkat mortalitas ikan budidaya akibat infeksi patogen potensial,
(2) menurunnya penggunaan antibiotik pada budidaya ikan, dan
(3) menurunnya daya resistensi beberapa jenis patogen terhadap antibiotik.
Masalah yang ada pada ikan ialah bahwa sistem kekebalan pada ikan masih sangat sederhana, sehingga respon kebal yang timbul akibat rangsangan imunostimulator biasanya tidak optimal, serta level antibodi yang dihasilkannya juga masih rendah. Oleh karena itu sebelum vaksinasi pada ikan dilakukan maka kita harus memahami persyaratan-persyaratan kusus berkaitan dengan ikan yang akan divaksinasi.
Persyaratan vaksinasi pada ikan
Sebagaimana mahluk lain ikan juga memiliki sistem kekebalan walaupun sistem kekebalan pada ikan masih sangat sederhana. Ikan memiliki 2 (dua) jenis kekebalan yaitu kekebalan perantara sel (Cell mediated immunity) atau sering dikenal dengan kekebalan non-spesifik dan kekebalan humoral (Humoral immunity) atau kekebalan spesifik. Namun demikian kekebalan pada ikan masih didominasi oleh kekebalan seluler. Kekebalan pada ikan bisa dirangsang pembentukannya dengan cara vaksinasi atau dengan pemberian imunostimulator lain.
Proses induksi kekebalan umumnya mulai dapat terdeteksi setelah 2 – 3 minggu dari saat pemberian vaksin. Idealnya, vaksinasi sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi bakteri A. hydrophila dilakukan lebih dari satu kali. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa antibodi yang diperoleh pada vaksinasi pertama (priming) relatif rendah, karena pada tahap tersebut lebih banyak sebagai proses pengenalan atau lebih umum disebut proses memorizing terhadap antigen.
Proses peluruhan antibodi yang telah terbentuk dari hasil priming juga relatif cepat, yaitu sekitar 1,5 – 2 bulan. Untuk meningkatkan kadar antibodi dalam tubuh ikan hingga mencapai level protektif, maka perlu dilakukan vaksinasi ulang (booster) yang dapat diberikan 1,5 bulan kemudian melalui pakan atau melalui perendaman. Hasil booster akan meningkatkan level antibodi yang sangat signifikan, dan biasanya sudah cukup untuk memberi bekal kekebalan tubuh hingga akhir masa pemeliharaan (6 – 12 bulan).
Keberhasilan program vaksinasi tidak hanya ditentukan oleh keampuhan dari vaksin yang digunakan, tetapi juga sangat ditentukan oleh bagaimana dan kapan sebaiknya vaksin itu diberikan. Oleh karena itu, ada beberapa persyaratan yang sebaiknya diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi terhadap ikan.
(1) Sebaiknya ikan telah berumur 3 minggu atau lebih, karena pada umur kurang dari 3 minggu, organ-organ yang berperan dalam sistem pembentukan antibodi belum sempurna. Organ-organ yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh ikan meliputi “reticulo endothelial” (ginjal bagian depan, thymus, limfa, dan hati), limfosit, plasmosit dan fraksi serum protein tertentu.
(2) Status kesehatan ikan harus dalam kondisi optimal, ikan yang sedang sakit misalnya karena terinfeksi patogen parasitik sebaiknya jangan divaksinasi terlebih dahulu sebelum parasit tersebut diberantas.
(3) Suhu air relatif hangat (diatas 26 oC). Berdsarkan pengalaman, vaksinasi dan pemeliharaan ikan pada suhu air ≥ 28 oC, respon antibodi yang terbentuk akan lebih cepat dibandingkan dengan suhu air yang lebih rendah.
(4) Air yang digunakan untuk melakukan vaksinasi dan pemeliharaan ikan harus bebas dari unsur polutan. Air yang mengandung unsur polutan akan menghambat proses pembentukan antibodi (immunosuppressif) dalam tubuh ikan.
Tekhnik aplikasi vaksi pada ikan ada beberapa cara yaitu :
(1). Aplikasi vaksin melalui perendaman
(2). Aplikasi vaksin melalui pakan
(3). Aplikasi vaksin melalui suntikan.
Aplikasi Vaksin dengan Perendaman
Informasi pokok.
Untuk ikan yang ukurannya kecil dalam jumlah banyak biasanya aplikasi vaksin akan lebih efisien dilakukan dengan melalui perendaman.
Perendaman biasanya dilakukan dalam suatu wadah tertentu dengan mengguinakan volume air tertentu yang kemudian kedalam nya dicampurkan sejumlah vaksin sehingga mencapai dosis yang disarankan. Kemudian ikan yang akan divaksinasi dimasukkan kedalam larutan tersebut. Jangka waktu perendaman ikan dalam larutan vaksin biasanya sekitar 15 – 30 menit. Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan aerasi, dan kepadatan ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 – 200 gram/L air).
Peralatan yang diperlukan;
– Wadah/bak untuk vaksinasi
– Air bersih sesuai dengan persyaratan bagi ikan yang akan divaksinasi
– Alat pengukur volume.
– Alat pengaduk biasanya dari bahan bukan metal (kayu, plastik)
– Vaksin yang akan digunakan
– Ikan yang akan divaksinasi
Langkah Kerja.
- Siapkan dan bersihkan wadah untuk vaksinasi
- Isi dengan air dengan volume tertentu yang diinginkan
- Lengkapi bak tersebut dengan airasi
- Campurkan valksin dengan jumlah tertentu sehingga mencapai konsentrasi vaksin yang durekomendasikan
- Masukkan ikan yang akan divaksinasi dengan kepadatan yang tidak terlalu tinggi (100 – 200 g/ L air).
- Lakukan perendaman sesuai waktu yang direkomendasikan.
- Amati adanya gejala-gejala kelainan pada ikan yang sedang divaksinasi.
- Pengamatan tingkah laku ikan selama proses vaksinasi dilakukan secara cermat, apabila terlihat ikan yang mengalami masalah, segeralah dipindahkan ke air segar.
- Setelah waktu perendaman mencapai waktu yang diinginkan masukkan ikan ke tempat pemeliharaan dengan sebelumnya diaklimatisasikan terlebih dahulu dengan tempat barunya.
Aplikasi Vaksin Melalui Pakan
Informasi pokok.
Teknik ini lebih sesuai untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara dalam kolam pemeliharaan ataupun sebagai upaya vaksinasi ulang (booster). Dosis vaksin yang digunakan untuk teknik ini sesuai dengan dosis yang direkomendasikan ( sebagai contoh untuk vaksin HydroVac adalah 3 -5 ml/kg bobot tubuh ikan) dan pemberian vaksin melalui pakan sebaiknya dilakukan selama 5 – 7 hari berturut-turut.
Peralatan yang diperlukan ;
– Wadah/baki untuk tempat pencampuran vaksin ke pakan
– Pakan pellet yang diameter pelletnya sesuai denga bukaan mulut ikan yang akan divaksinasi.
– Aquadest /ir bersih/ aqua untuk pengencer vaksin
– Alat pengukur volume/gelas ukur
– Vaksin yang akan digunakan
– Alat semprotan
– Alat pengaduk biasanya dari bahan bukan metal (kayu, plastik)
– Ikan yang akan divaksinasi.
Langkah Kerja.
- Siapkan dan bersihkan wadah untuk pencampuran vaksin
- Siapkan sejumlah pellet ikan sesuai denga yang diperlukan
- Siapkan vaksin (dengan menggunakan alat ukur) sesuai kebutuhan (berdasar jumlah pellet dan berat ikan), sehingga sesuai dengan dosis vaksin yang direkomendasikan.
- Encerkan vaksin dengan menggunakan pengencer (jangan terlalu encer dan sesuaikan dengan jumlah pellet yang disiapkan)
- Masukkan vaksin yang sudah diemcerkan tersebut ke dalam alat semprot.
- Lakukan penyemprotan larutan vaksin dengan pellet yang sudah disediakan, sambil diaduk denga alat pengaduk supaya vaksin tercampur merata.
- Pellet yangvtelah dicampur vaksin kemudian dikering – anginkan.
- Akan lebih baik lagi apabila vaksin yang telah disemprotkan ke pakan diiapisi putih telur terlebih dahulu, kemudian dikering-anginkan.
- Simpan dibrefrigerator sebelum diberikan ke ikan yang akan divaksin (kalau jadwal pemberian pakannya masih lama)
- Berikan kepada ikan dengan sedikit demi sedikit sehingga pakan yang telah mengandung vaksin termakan ikan semuanya.
Aplikasi Vaksin melalui Suntikan
Informasi pokok.
Cara pemberian vaksin dengan melalui suntikan lebih tepat untuk ikan-ikan yang berukuran relatif besar, jumlahnya tidak terlalu banyak dan berharga, misalnya induk ikan. Namun demikian mengenai jumlah yang banyak pada saat ini tidak merupakan masalah yang menjadi factor pembatas karena sudah ada alat vaksinasi automatic. Keuntungan pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin dapat masuk ke dalam tubuh ikan.
Ada dua cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu dimasukkan ke rongga perut (intra peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging (intra muscular).
Penyuntikan secara IP biasanya dilakukan di bagian perut, diantara kedua sirip perut atau sedikit di depan anus, dengan sudut kemiringan jarum suntik (needle) kira-kira 30o.
Penyuntikan secara IM biasanya dilakukan di bagian punggung, pada ikan yang bersisik biasanya dilakukan di sela-sela sisik ke 3 – 5 dari kepala, dengan sudut kemiringan jarum suntik kira-kira 30 – 40o. Namun mengingat bahwa sifat kulit ikan ini tidak dapat secara cepat menutup kembali setelah ditusuk dengan jarum suntik (daya elastisnya kurang) maka lebih disarankan penyuntikan dengan vaksin dilakukan secara intraperitonial.
Peralatan yang Diperlukan
– Alat suntik dengan ketelitian cukup tinggi (dengan ukuran jarum tidak terlalu besar/disesuaikan dengan ukuranikan yang akan disuntik)
– Obat bius ikan
– Wadah ikan untuk pembiusan
– Wadah ikan dengan air bersig/segar.
– Gelas ukur volume 10 ml
– Vaksin yang akan digunakan
– Sarung tangan
– Ikan yang akan divaksinasi.
Langkah Kerja.
- Siapkan dan bersihkan wadah untuk tempat pembiusan ikan
- Siapkan alat suntik manual/automatik
- Ukur obat bius sesuai denga dosis yang direkomendasikan untuk sejumlah air yang sudah disiapkan.
- Masukkan ikan kedalam campuran obat bius
- Masukkan vaksin kedalam alat suntik.
- Suntik ikan (yang telah dibius) dengan dosis yang direkomendasikan (yang telah disesuaikan dengan bobot ikan yang akan divaksinasi)
- Kembalikan Ikan yang telah divaksin kedalam wadah yang berisi air segar dan yang dilengkapi dengan fasilitas airasi.
- Amati ikan yang telah divaksinasi akan kemungkinan terjadinya keracunan vaksin atau stress akibat perlakuan.
- Tempatkan kembali ikan kedalam wadah pemeliharaan ikan.
Keberhasilan vaksinasi bisa dievaluasi dengan meningkatnya sintasan (SR) ikan yang divaksin dibandingkan dengan ikan yang tidak divaksin. Efektifitas vaksin juga dilambangkan dengan harga Relative Percentage Survival (RPS) ikan yang divaksin lebih tinggi dari 60%.
- Mulia, D. S., dan C. Purbomartono. 2007.Perbandingan Efikasi Vaksin Pro- duk Intra dan Ekstraseluler Aero- monas hydrophila untuk Menang- gulangi Penyakit Motile Aero- monas Septicemia (MAS) pada Lele Dumbo (Clarias sp.). Jurnal of Fisheries Sciences. 9(2): 173-181.
- Nugroho, E., J. Subagja, dan Sulhi. 2010.Optimasi Budidaya Ikan Gurame. Penelitian. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor. 34 hal.
- Setiawan, R B., Dulm’ia, I., dan Rosidah. 2012. Efektivitas Vaksin dari Bak- teri Mycobacterium fortuitum yang Diinaktivasi dengan Pemanasan Untuk Pencegahan Penyakit Mycobacteriosis pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy). Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Padjajaran. Bandung. 16 hal.
- Materi Latihan Vaksinator Ikan, BBPBAP Jepara 17-20 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar