Minggu, 31 Juli 2022

Ikan Mujair - Budidaya di Jaring Apung

Jenis ikan yang memiliki nama latin Oreochromis Mossambicus memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap, yakni vitamin, mineral, dan protein sehingga tidak heran bahwa banyak masyarakat yang menjadikan jenis ikan ini sebagai lauk makan favorit. Dengan sifatnya yang cepat beradaptasi dan cenderung mudah berkembang biak, para pebisnis sudah selayaknya belajar cara budidaya ternak ikan Mujair dan memanfaatkannya untuk bisa meraup keuntungan.
Hanya saja, saat ini masih banyak pengusaha yang cenderung menghindari bisnis budidaya hewan karena dianggap terlalu sulit dan membutuhkan modal yang cukup besar. Jika kamu tertarik untuk mempelajari cara budidaya ternak ikan Mujair, kamu tak perlu khawatir soal hal itu. Karena tentunya modal dan tenaga yang telah kamu kerahkan dapat dipastikan bisa berbalik kepadamu menjadi keuntungan yang luar biasa.

Ingin tahu cara budidaya ternak ikan Mujair? Ikuti saja beberapa langkah mudah berikut ini.

1. Pemilihan Induk
Mau itu cara budidaya ternak ikan Mujair ataupun jenis ikan lainnya, pemilihan induk merupakan salah satu langkah awal yang paling penting. Hal tersebut dikarenakan indukan memiliki peran dan sebagai penentu kualitas ikan Mujair yang akan kamu budidayakan. Indukan dengan kualitas baik tentunya akan menghasilkan generasi yang baik pula. Indukan yang baik adalah indukan yang sehat dengan bobot yang setidaknya mencapai 100 g. Indukan ikan Mujair itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu jantan dan betina, yang masing-masing memiliki fisik yang berbeda.

Lalu, bagaimana sih cara membedakan ikan Mujair jantan dan betina?
Indukan Jantan:Memiliki dua lubang pada bagian urogenital, yaitu anus dan sperma yang juga merangkap sebagai lubang urine, Ujung sirip berwarna kemerahan terang dan jelas, Bagian perut berwarna lebih gelap atau kehitam-hitaman

Indukan Betina:Memiliki 3 lubang urogenital, yang terdiri dari lubang anus, lubang untuk mengeluarkan sel telur, dan lubang urine, Ujung sirip berwarna kemerahan pucat dan tidak jelas, Bagian perut berwarna putih, Dagu berwarna putih, Jika perut distriping maka tidak mengeluarkan cairan

2. Pemijahan Benih
Cara budidaya ternak ikan Mujair selanjutnya yaitu pemijahan benih, yang bertujuan agar indukan dapat menghasilkan benih yang kemudian akan disebarkan di dalam kolam yang terpisah. Nah, langkah cara pemijahan benih yaitu sebagai berikut:
  1. Buatlah kolam berukuran 3×4 meter dengan kedalaman 60 cm
  2. Masukan lumpur halus pada bagian dasar kolam agar ikan Mujair bisa membuat sarang mereka dengan mudah
  3. Setelah proses pembuatan kolam telah selesai sepenuhnya, maka masukan indukan jantan dan betina dengan masing-masing perbandingan 3:2
  4. Ketika terjadinya proses pembuahan, induk betina akan mengumpulkan dan menjaga sel telur didalam mulut mereka, mulai dari masa inkubasi hingga telur tersebut menetas
  5. Proses inkubasi berlangsung selama 3-5 hari dan setelah proses tersebut terjadi, maka telur akan menetas dan menjadi larva
  6. Setelah larva ikan menginjak usia 2 minggu, maka mereka sudah bisa dilepas dari induknya agar dapat belajar mencari makan sendiri
3. Pembuatan Wadah 
Pembuatan kolam wadah tentunya tidak bisa dilupakan dari langkah cara budidaya ternak ikan Mujair. Tentu saja mau dimana kamu meletakan ikan-ikan tersebut apabila tidak memiliki kolam? Sebenarnya ada jenis-jenis kolam lainnya, namun kolam terpal dikenal akan jauh lebih hemat dalam hal biaya.
Untuk membuat sebuah kolam dengan ukuran 50x50x100 m2, kamu hanya membutuhkan beberapa lembar terpal dan kayu atau bambu. Untuk tahapan pembuatannya adalah:
  • Ukuran kolam terpal dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan luas lahan yang kamu miliki
  • Pilihlah jenis terpal plastik yang tebal agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama
  • Kolam berbentuk persegi panjang, dengan setiap sudutnya diberi kayu yang kuat sebagai penyangga agar kolam tidak roboh
  • Setelah pembuatan kolam selesai, maka jangan langsung diisi oleh air. Biarakan kolam dalam keadaan kering selama 2-3 minggu
  • Setelah itu lakukan pengapuran dan diamkan selama 3-4 minggu
  • Baru setelah itu kamu bisa mengisi air sebesar ¾ bagian dari tinggi kolam
  • Kemudian biarkan selama 1 minggu sebelum pada akhirnya mulai menebarkan benih ikan Mujair yang akan kamu budidayakan
4. Penebaran Bibit ke Kolam
Setelah kolam terpal selesai dibuat dan diisi dengan air, maka langkah cara budidaya ternak ikan Mujair selanjutnya yaitu dengan melakukan penebaran benih ke dalam kolam. Lakukan penebaran benih pada sore hari dengan kepadatan sekitar 400-500 populasi untuk kolam berukuran 50x50x100 cm. Beberapa hari pertama, mungkin kamu akan menemukan beberapa ikan Mujair yang mati. Tetapi kamu tidak perlu khawatir apabila jumlah ikan yang mati hanya berkisar 3-4 ekor. Tetapi jika kamu menemukan jumlah ikan mati melebihi itu, ada baiknya apabila kamu mulai melakukan tindakan, seperti mencari tahu apa penyebab ikan-ikan tersebut mati.

5. Pemberian Pangan
Cara budidaya ternak ikan Mujair selanjutnya yaitu memberi pangan. Untuk mencegah benih-benih tersebut mati, tentu kamu harus memberi mereka makan, dan oleh karena itu pemberian pangan harus dilakukan secara rutin dan konsisten.
Lakukanlah dengan beberapa langkah mudah berikut ini:
  • Berikan makanan padat berupa pelet dengan kandungan 28% protein, 30% lemak dan 15% karbohidrat.
  • Pemberian pangan harus dilakukan secara rutin sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari.
  • Berikan 1 hingga 2 kg pelet untuk populasi 400 – 500 ekor benih ikan.
  • Naikan jumlah kg makanan ketika ikan sudah mulai membesar
  • Berikan tanaman eceng gondok agar kondisi kolam menjadi lebih sejuk. Selain itu, eceng gondok juga bisa berfungsi sebagai makanan tambahan bagi ikan Mujair itu sendiri
6. Pergantian Air Kolam
Perlu diingat bahwa pergantian air kolam harus selalu diikutsertakan ke dalam cara budidaya ternak ikan Mujair, guna terus menjaga kebersihan dan mencegah para ikan terjangkit penyakit. Usahakanlah untuk mengganti air kolam secara rutin setidaknya 2-3 minggu sekali. Tidak hanya menjaga air agar tetap bersih, mengganti kolam juga akan membantu dalam membersihkan sisa-sisa makanan yang menumpuk.

7. Panen
Cara budidaya ternak ikan Mujair yang terakhir yaitu proses panen. Ikan Mujair akan siap dipanen apabila usia ikan telah mencapai 4-5 bulan setelah penebaran benih. Perlu diketahui bahwa ikan dengan kualitas yang baik tentu akan memiliki harga yang jauh lebih tinggi.
Maka dari itu, kamu juga perlu mengetahui cara melakukan proses panen yang baik dan benar, yaitu dengan cara:
  • Sebelum melakukan panen, berikan pangan kepada ikan Mujair terlebih dahulu, untuk menambah bobot mereka
  • Kemudian kurangi volume air secara perlahan untuk menghindari ikan menjadi stress
  • Ketika volume air mulai berkurang, maka kamu bisa mulai memanen ikan dengan cara menjaringnya
  • Kemudian letakan hasil panen pada sebuah wada bersih
  • Kamu bisa menggunakan wadah plastik yang diisi dengan air bersih
  • Berikan tambahan oksigen agar ikan dapat bertahan hidup dan tetap segar.
Budidaya Ikan Mujair dengan Jaring Apung
Jika tingkat produksi masih belum optimum, padat penebaran ikan mujair dapat tingkatkan. Penebaran benih ikan mujair lebih baik dilakukan pada sore hari sehingga ikan mujair dapat beradaptasi dan pada malam hari, suhu air tidak terlalu panas. Penebaran benih ikan mujair tidak memiliki sesuatu yang khas, tetapi yang penting adalah jumlah yang akan diproduksi, jumlah benih yang ditebarkan, harus mencapai tujuan yang diharapkan.

Selama pemeliharaan, kesehatan ikan mujair, gangguan hama dan penyakit ikan mujair harus selalu diamati, sehingga jika diperlukan, penanggulangan dapat dilakukan secepat mungkin. Pengamatan kesehatan ikan mujair dapat dilakukan dengan memperhatikan perilaku ikan sehari-hari, warna tubuh dan nafsu makan, meskipun nafsu makan dipengaruhi pula oleh kualitas air dan jenis pakan.

Beberapa jenis hama ikan mujair yang biasanya ada pada budidaya ikan mujair dalam kolam jaring apung di antaranya adalah burung pemangsa ikan, kura-kura, biawak dan buaya. Untuk menghindari serangan burung, kolam jaring apung diberi tutup, dapat pula dengan menggunakan bibit yang tidak berwarna merah. Adapun untuk hewan pemangsa seperti kura-kura, biawak dan buaya dapat digunakan jaring rangkap. Lapisan jaring luar digunakan sebagai penangkal serangan hama tersebut.

Apabila diketemukan ada gejala serangan penyakit, petani ikan harus segera melakukan tindakan penanggulangan dan pengobatan. Tindakan tersebut harus tepat dan cepat sesuai dengan anjuran dari instansi yang berwenang, di antaranya dengan pemberian vaksin yang sudah ada, pemberian pakan yang mengandung obat atau pengusiran hama. Untuk mencegah serangan penyakit, perhatikan sanitasi lingkungan, kondisi karyawan dan peralatan yang digunakan.

Dengan dilakukannya panen ikan mujair dari kolam jaring apung, periode pemeliharaan ikan mujair berakhir. Dari hasil panen yang diperoleh dapat diadakan penilaian tentang keberhasilan kegiatan usaha yang telah dilakukan, terutama penilaian dari segi teknis. Kegiatan panen harus memperhitungkan waktu yang digunakan, metode yang diterapkan, peralatan yang dipakai, tempat penampungan dan distribusi hasil panen, serta bagaimana permintaan pasar terhadap ikan mujair yang dihasilkan.

Waktu dan jumlah ikan mujair yang dipanen sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan atau kondisi pasar. Jika permintaan pasar tinggi dengan harga yang tinggi dan ukuran minimal memungkinkan dipanen, lakukan pemanenan. Pelaksanaan pemanenan ikan mujair sebaiknya dilakukan pada suhu udara rendah. Suhu rendah dapat menurunkan aktivitas metabolisme dan gerak ikan sehingga mengurangi risiko kematian. Pemanenan ikan harus dilaksanakan dengan cepat dan hati-hati agar ikan hasil panen tetap dalam keadaan sehat dan segar. Peralatan yang digunakan haus praktis dan aman bagi ikan. Penampungan hasil panen harus dilakukan di penampungan khusus dengan sirlulasi air yang baik.

Sebelum pengangkutan, ikan mujair harus dikemas dengan rapi dan memenuhi persyaratan sistem pengangkutan ikan hidup. Ssitem pengangkutan ikan mujair dilakukan secara terbuka atau tertutup. Wadah yang digunakan untuk kemasan harus terbuat dari bahan yang ringan, kuat, tidak menruskan panas, tidak mencemari air didalamnya. Bahan-bahan tersebut misalnya plastik, styroform, dan fiberglass. Pemberokan yang dilakukan sebelum ikan didistribusikan akan mengurangi kematian ikan saat pengangkutan.

Kepadatan ikan mujair dalam kemasan bergantung pada jenis alat ikan yang didistribusikan, sistem dan lama pengangkutan. Proses pengangkutan ikan mujair harus dilakukan dalam keadaan cuaca sejuk dan memperhitungkan lama waktu perjalanan yang akan ditempuh.

Pencatatan distribusi ikan, kegiatan pengelolaan, mulai persiapan hingga distribusi hasil panen, harus selalu dilakukan dengan tertib, karena informasi ini sangat berguna sebagai pedoman perbaikan usaha pemeliharaan ikan mujair selanjutnya. Catatan dapat digunakan untuk patokan pemeliharaan selanjutnya. Jika hasinya kurang, dapat diperbaiki.

Pemeliharaan ikan mujair pada kolam jaring apung harus mempertimbangkan aspek ekonomi, seperti keadaan pasar, sarana dan prasarana pemasaran, sehingga produk akhir akan sampai ke konsumen sesuai dengan harapan konsumen dan bagi petani ikan secara ekonomis menguntungkan.

Pengusahaan ikan mujair membuka kesempatan usaha di bidang pengusahaan benih ikan, yaitu pembenihan di kolam, minapadi atau pendederan, penyediaan pakan ikan, penyediaan saran dan prasarana perikanan, penjualan hasil ikan, baik itu penjualan ikan dalam bentuk ikan hidup, ikan segar maupun ikan yang sudah diolah menjado masakan.

Referensi:
  1. Aslan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Universitas Haluoelo. Kendari
  2. Fujaya. 1999. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya, Jakarta.
  3. Handarto., 1979. Perikanan Indonesia. PT.Cipta Sari Grafika, Bandung.
  4. Said, A. 2000. Budidaya Mujair dan Nila. Jawa Barat: Ganeca Exact.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar