Minggu, 31 Juli 2022

Ikan Mujair - Pakan Buatan



Ikan mujair merupakan ikan konsumsi air tawar уаng banyak dicari karena memiliki rasa daging уаng enak. Sеlаіn іtu ikan mujair јugа memiliki harga уаng murah dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia. Hаmріr disemua daerah dі Indonesia banyak уаng menjual jenis ikan konsumsi air tawar ini.Banyak orang уаng mengira bаhwа ikan mujair dan ikan nila іtu sama, padahal іtu merupakan kesalahan besar.
Sekilas, mеmаng ikan mujair hаmріr sama, tеtарі јіkа kita melihat lebih teliti maka аkаn tеrlіhаt perbedaanya. Tеtарі kali іnі kаmі tіdаk аkаn membahas perbedaan ikan mujair dan ikan nila, melaikan аkаn membahas makanan ikan mujair agar cepat besar. Saat ini melakukan usaha budidaya terhadap ikan mujair tengah sangat giat dilakukan.

Selain karena cara perawatannya yang mudah, makanan ikan mujair juga sangat mudah untuk ditemukan dan tentunya tidak memakan banyak biaya. Perkembangan ikan mujair juga ditentukan oleh kualitas pakan yang diberikan. Karena hal tersebutlah kemudian banyak yang memutuskan untuk melakukan budidaya ikan ini. Apalagi memang konsumsi ikan mujair di Indonesia termasuk tinggi, jadi tentunya ikan ini masih memiliki pasar yang sangat besar dan prospek positif di Indonesia. Kalau memang berminat untuk melakukan usaha budidaya ikan ini tentunya sangat penting untuk mengetahui apa kiranya makanan ikan mujair yang bagus. Tujuannya agar ikan ini bisa cepat besar, dan kemudian menjadi lebih bernilai saat sudah dipanen.

Pakan Ikan Mujaer
Untuk para pembudidaya ikan mujair, tentu mеrеkа membutuhkan makanan ikan mujair biar cepat. Inі karena mеrеkа іngіn mempercepat pertumbuhan ikan mujair agar bіѕа cepat dijual dipasaran. Nah, dі artikel kali іnі kаmі аkаn mambahas tuntas makanan ikan mujair agar cepat besar dаrі уаng termurah hіnggа termahal. Bеrіkut jenis-jenis makanan ikan mujair agar cepat besar dan memiliki kualitas baik. 

Ada banyak jenis makanan ikan mujair уаng berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan ikan. Para pembudidaya ikan mujair bіаѕаnуа memiliki jenis makanan ikan mujair tersendiri agar ikan peliharannya bіѕа tumbuh besar dеngаn cepat.Pakan alami memiliki komposisi gizi уаng baik, diantaranya protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Protein berguna dalam proses pertumbuhan, pengganti sel уаng rusak, dan zat pembangun.

Lemak dan karbhohidrat berfungsi ѕеbаgаі pembentuk energi уаng digunakan tubuh. Vitamin dan mineral membantu proses metabolisme, mengatur proses fisiologi, membentuk enzim dan hormon, serta menjaga kesehatan tubuh ikan. Pakan alami dibutuhkan pembenih karena dараt bergerak aktif dan merangsang larva ikan untuk memakannya. Pada larva, ѕеtеlаh kuning telur habis, perlu tambahan pakan supaya larva tetap mendapat masukan nutrisi. Larva bеlum bіѕа mendapatkan pakan dan bukaan mulutnya mаѕіh ѕаngаt kecil. Gerakan уаng dibuat pakan alami seperti: Inforia, Dapnia, Artemia аkаn merangsang larva memakannya dan ukurannya уаng kecilcocok dеngаn ukuran mulut larva.

Bahan baku untuk pembuatan pakan ramuan sendiri mudah diperoleh dan banyak terdapat di sekitar lokasi pembesaran ikan. Pembuatan pakan buatan dilakukan setiap pagi, sedangkan pemberian pakan dapat dilakukan sekali sehari, yaitu pada sore hari, atau bisa juga lebih dari satu kali. Bahan baku pembuatan pakan buatan terdiri dari bahan hewani, bahan nabati dan bahan tambahan.

1. Bahan Hewani
Bahan hewani dapat diperoleh dari hewan, baik hewan berukuran kecil maupun berukuran besar. Bahan hewani banyak mengandung protein sehingga sangat dibutuhkan dalam pembuatan pakan buatan. Pakan hewani terdiri atas beberapa macam, yaitu tepung ikan, tepung darah dan lain-lain.

a. Tepung ikan
Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah yang tidak memiliki nilai ekonomis, berkadar lemak rendah dan merupakan sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan kurang dari 11-12 bulan, bila disimpan lebih lama dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino esensial yang paling esensial sampai 8%. Kandungan gizi pada tepung ikan adalah protein = 22,56% ; lemak = 15,38% ; abu = 26,65% ; serat = 1,80% ; air = 10,72% dan nilai ubah = 1,5-3.

Cara pembuatannya adalah ikan direbus sampai masak lalu dimasukkan kedalam karung, selanjutnya diperas. Air perasan ditampung untuk dibuat petis atau diambil minyaknya. Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung ikan.

b. Tepung rebon dan benawa
Rebon adalah sejanis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi, sedangkan benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan benawa muncul awal musim hujan dimuara sungai, mengerumuni benda yang terapung. Cara pembuatan tepungnya adalah bahan direbus sampai masak, dimasukkan ke karung, lalu diperas. Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Kandungan gizinya adalah udang rebon = 59,4%, lemak = 3,6%, karbohidrat = 3,2%, abu = 11,41%, serat = 11,82%, air = 21,6%, dan nilai ubah benawa =4-6.

c. Tepung kepala udang
Bahan yang digunakan untuk pembuatan tepung adalah kepala udang, limbah pengolahan udang. Cara pembuatannya adalah bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling. Tepung diayak untuk membuat bagian-bagian yang kasar dan mengandung kitin tinggi, Kandungan gizinya dalah protein = 53,74%, lemak = 6,65%, karbohidrat = 0%, abu = 7,72%, serat kasar = 14,61%, dan air =17,28%.

d. Ampas minyak hati ikan
Bahan yang digunakan adalah ampas hati ikan yang telah diperas minyaknya. Cara pembuatannya, ampas ini digunakan sebagai pasta, karena kandungan lemaknya tinggi, hingga sukar dikeringkan. Setelah kering, digiling sampai bentuknya seperti pelet. Kandungan gizinya adalah protein = 25,08%, lemak = 56,75%, abu = 6,60%, air = 12,06%, dan nilai ubah = 8.

e. Tepung darah
Bahan tepung darah adalah darah, limbah dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatannya adalah darah beku yang mentah dimasak dan dikeringkan, lalu digiling menjadi tepung. Kandungan gizinya adalah protein = 71,45%, lemak = 0,42%, karbohidrat = 13,12%, abu = 5,45%, serat = 7,95%, air = 5,19%. Protein yang dikandung sukar dicerna, hingga penggunaan-nya untuk ikan kurang dari 3%.

f. Silase ikan
Bahan yang digunakan adalah ikan rucah dan limbah pengolahan. Silace merupakan hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan atau limbahnya. Cara pembuatannya adalah bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, lalu digiling. Hasil gilingan direndam dalam larutan asam formiat 3% selama 24 jam, lalu diperas. Air perasan kemudian ditampung. Lapisan minyak yang mengapung di bagian atas dibuang. Cairan bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%. Untuk mencegah tumbuhnya bakteri atau cendawan, serta menambah daya awet lebih dari 3 bulan dengan pH4,5, bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3-4 kali sehari. Bahan cair bersifat asam dicampur dengan dedak, ketela pohon, atau tepung jagung dengan perbandingan 1:1, lalu dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan makanan. Kandungan gizinya adalah protein = 18-20%, lemak = 1-2%, abu = 4-6%, kapur = 1-3%, dan fosfor = 0,3-0,9%.

g. Arang bulu ayam dan tepung tulang
Bahan yang digunakan adalah arang bulu ayam atau tulang ternak. Cara pembuatannya adalah tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama 2-4 jam pada suhu 100 derajat C, lalu dihanurkan hingga menjadi serpihan-serpihan sepanjang 1-3 cm. Serpihan tulang direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan dicuci dengan air tawar. Selanjutnya adalah pemisahan pelatin dengan jalan pemanasan 3 tahap, yaitu pada suhu 60 derajat C selama 4 jam, 70 derajat C selama 4jam, 100 derajat C selama 5 jam. Tulang dikeringkan pada suhu 100 derajat C, sampai kadar airnya kurang lebih 5%, dan tulang digiling menjadi tepung. Kandungan gizinya adalah protein = 25,54%, lemak = 3,80%, abu =61,60%, serat = 1,80%, dan air = 5,52%.

h. Tepung bekicot
Bahan yang digunakan adalah daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus. Cara pembuatannya adalah daging bekicot dikeringkan, lalu digiling. Untuk campuran pakan, jumlah tepung bekicot yang digunakan adalah sebesar 5-15%. Kandungan gizinya adalah protein = 54,29%, lemak = 4,18%, karbohidrat = 30,45%, abu = 4,07%, kapur = 8,3%, fosfor = 20,3%, dan air = 7,01%.

i.Tepung cacing tanah
Tepung ini dapat menggantikan tepung ikan. Cacingnya dapat diternak secara massal. Jumlah penggunaan tepung cacing tanah dalam pakan sebanyak 10-25%. Cara pembuatannya adalah cacing dikeringkan lalu digiling. Kandungan proteinya 72%. Tepung cacing tanah ini mudah diserap oleh dinding usus ikan.

j. Tepung artemia
Tepung artemia dapat menggantikan tepung ikan atau tepung kepala udang. Kandungan proteinnya, yaitu asam amino esensial untuk burayak 42% dan dewasa 60%, sedangkan asam lemak tak jenuh untuk 20% dan dewasa 10%. Daya cerna dari pakan ini tergolong tinggi.

k. Telur ayam dan itik
Bahan yang digunakan adalah telur ayam dan telur itik mentah rebus. penggunaannya adalah telur mentah langsung dikocok dan dicampur dengan bahan pakan lainnya. Telur kemudian direbus. Setelah matang, ambil bagian kuning telur lalu haluskan, dan larutkan sampai membentuk emulsi atau suspensi. Larutan sebutir telur dapat digunakan untuk memberi makan 100 ribu larva ikan. Kandungan gizinya adalah protein = 12,8%, lemak = 11,5%, karbohidrat = 0,7%, dan air = 74%.

1. Susu
Bahan yang digunakan adalah tepung susu tak berlemak atau skim. Cara penggunaannya adalah langsung ditebarkan. Kandungan gizinya adalah protein = 35,6%, lemak = 1,0%, karbohidrat = 52,0% dan air = 3,5%.

2. Bahan Nabati

Bahan nabati mengandung protein, lemak, karbohidrat dan lainnya. Bahan baku berasal dari daun, batang, buah, ubi dan bagian tumbuhan lainnya. Bahan baku nabati ini mutlak harus ada dalam pakan.

a. Dedak
Bahan dedak padi berasal dari dua bahan, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses pencucian beras, dengan kandungan gizinya adalah protein = 11,35%, lemak = 12,15%, karbohidrat = 28,62%, abu = 10,5%, serat = 24,46%, air = 10,15% dan nilai ubah = 8.

b. Dedak gandum
Bahan yang digunakan merupakan hasil samping dari perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah “wheat pollard”. Kandungan gizinya adalah protein = 11,99%, lemak = 1,48%, karbohidrat = 64,75%, abu = 0,64%, serat kasar = 3,75%, air = 17,35% dan nilai ubah = 2-3.

c. Jagung
Ada dua jenis jagung, yaitu jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah dan jagung putih mengandung protein dan energi rendah, tetapi daya lekatnya tinggi. Jagung putih sukar dicerna ikan sehingga jarang digunakan.

d. Cantel/sorgum
Bahan ini berwarna merah, putih, keoklatan. Bahan warna putih lebih banyak digunakan. Sorgum mengandung zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin. Kandungan gizinya adalah protein = 13,0%, lemak = 2,05%, karbohidrat = 47,85%, abu = 12,6%, serat kasar = 13,5%, air = 10,64 dan nilai ubah 2-5.

e. Tepung terigu
Berasal dari biji gandum. Fungsi bahan ini adalah sebagai bahan perekat dengan kandungan gizinya adalah protein = 8,9%, lemak = 1,3%, karbohidrat = 77,3%, abu = 0,06% dan air = 13,25%.

f. Tepung kedele
Bahan baku dari kacang kedelai. Keuntungan tepung kedelai ini adalah mengandung lisin asam amino esensial yang paling esensial dan aroma makanan sedap. Penggunaannya 10% dari jumlah pakan yang diberikan. Adapun kelemahan tepung kedele karena mengandung zat yang menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizinya adalah protein = 39,6%, lemak = 14,3%, karbohidrat = 29,5%, abu = 5,4%, serat = 2,8%, air = 8,4% dan nilai ubah 3-5.

g. Tepung ampas tahu
Bahan baku yang digunakan adalah ampas tahu. Kandungan gizinya adalah protein = 23,55%, lemak = 5,54%, karbohidrat = 26,92%, abu = 17,03%, serat kasar = 16,53% dan air = 10,43%.

h. Tepung bungkil kacang tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahan penggunaan bahan ini dapat menyebabkan penyakit kekurangan vitamin. Gejala yang timbul pada ikan adalah sirip tidak normal. Oleh karena itu, batasi penggunaan tepung bungkil kacang tanah ini. Kandungan gizinya adalah protein = 47,9%, lemak = 10,9%, karbohidrat = 25,0%, abu = 4,8% dan serat kasar = 3,6%, air = 7,8% dan nilai ubah 2,7-4.

i. Bungkil kelapa
Bungkil kelapa diperoleh dari proses pembuatan minyak kelapa. Bahan yang digunakan adalah ampas kelapa. Sebagai bahan ramuan pakan, jumlah bungkil kelapa yang digunakan tidak lebih dari 20%. Kendungan gizinya adalah protein = 17,09%, lemak = 9,44%, karbohidrat = 23,77%, abu = 5,92%, serat kasar = 30,4% dan air = 13,35%.

j. Biji kapuk/randu
Bahan yang digunakan adalah bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahan bahan ini adalah mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaan untuk campuran pakan kurang dari 5%. Kandungan gizinya adalah protein = 27,4%, lemak = 5,6%, karbohidrat = 18,6%, abu = 7,3%, serat kasar = 25,3% dan air = 6,1%.

k. Biji kapas
Bahan yang digunakan adalah bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahan bahan ini adalah mengandung zat gosipol yang bersifat racun, yaitu merusak hati dan menyebabkan pendarahan atau pembengkakan jaringan tubuh. Bahan ini harus dimasak dulu sebelum digunakan. Kandungan gizinya adalah protein = 19,4%, lemak = 19,5%, asam lemak linoleat = 47,8%, asam lemak palmiat = 25,3% dan asam lemak oleat = 22,9%.

l. Tepung daun turi
Bahan yang digunakan adalah daun turi. Kelemahan bahan ini adalah mengandung senyawa beracun asam biru (HCN), lusein dan alkoloid-alkoloid lainnya. Kandungan gizinya adalah protein = 27,54%, lemak = 4,73%, karbohidrat = 21,30%, abu = 20,45%, serat kasar = 14,01% dan air = 11,97%.

m. tepung daun lamtoro
Bahan yang digunakan adalah daun lamtoro. Kelemahan bahan ini adalah mengandung mimosin. Pemakaiannya dalam campuran pakan kurang dari 5%. Kandunga gizinya adalah protein = 36,82%, lemak = 5,4%, karbohidrat = 16,08%, abu = 1,31%, serat kasar = 18,14% dan air 8,8%.

n. Tepung daun ketela pohon
Bahan yang digunakan adalah daun ketela pohon. Kelemahan bahan ini adalah mengandung racun HCN atau asam biru. Kandungan gizinya adalah protein = 34,21%, lemak = 4,6%, karbohidrat = 14,69% dan air = 0,12%.

3. Bahan Tambahan
Bahan yang harus ada dalam pakan adalah vitamin, mineral, garam, bahan perekat dan bahan lainnya.

a. Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral dapat dibeli dari toko penjual pakan ayam (poultry shop) atau pakan ikan, yang sudah dikemas dalam bentuk premiks (permix). Premix mnegandung vitamin, mineral dan asam-asam amino tertentu. Contih merek dagang yang ada di antaranya adalah top mix mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam amino esensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan (BHT). Rhodiamix mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam amoni essesia metionin dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan. Mineral B12 mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4 dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin). Merek lain adalah aquamix, rajamix U, pfizer premix A dan pfizer premix B. Penggunaan untuk campuran pakan adalah 1-2%.

b. Garam dapur (NaCI)
Garam dapur berfungsi sebagai bahan pelezat atau pembuat gurih, mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan pakan ikan yang dibuat. Pengunaan garam dapur adalah 2%.

c. Bahan perekat
Bahan perekat yang banyak digunakan untuk pakan adalah agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu dan lainnya. Bahan yang biasa digunakan petani ikan adalah tepung tepung kanji dan tapioka. Penggunaan bahan ini adalah 10%.

d. Antioksidan
Bahan antioksidan yang digunakan adalah fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2 dihydro-6-etoksi- 2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena) dan BHA (butylated hydroxytoluena). Penggunaan bahan etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.

e. Ragi dan ampas bir
Ragi yang digunakan adalah sejenis cendawan yang dapat mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2, jenis ragi adalah ragi tape, ragi roti dan ragi bir. Kandungan gizinya adalah protein = 59,2%, lemak = 0%, karbohidrat = 38,93%, abu = 4,95%, serat kasar = 0% dan air = 6,12%. Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir. Kandungan gizinya adalah protein = 25,9% dan serat kasar = 15%. Penggunaannya adalah ampas bir basah 3-6% dan ampas bir kering 10%.

4. Pembuatan Pelet

Pembuatan pelet untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zat yang terdapat pada masing-masing bahan baku dan disesuaikan dengan kebutuhan yang harus ada dalam komposisi pakan. Pakan buatan biasanya berbentuk larutan maupun padatan yang berbentuk butiran atau tabung kecil.

a. Bentuk larutan emulsi
Bentuk emulsi biasa digunakan untuk pakan larva atau benih ikan. Dibuat dari sebutir telur itik yang direbus sampai masak, kemudian diambil kuningnya dan dilarutkan dalam 200 ml air. Sambil diaduk, tambahkan 40 gram tepung kedelai halus, 5 gram sagu dan 1 gram vitamin. Larutan dipanaskan sambil tetap diaduk, sampai diperoleh cairan kental seperti lem yang encer. Larutan siap digunakan setelah dingin. Masa simpan larutan ini adalah 10 jam dan digunakan untuk makanan burayak ikan yang berumur 3-20 hari.

b. Bentuk larutan suspensi
Larutan suspensi dibuat dari 20 gram kedelai direbus sampai masak, untuk menhilangkan zat penghambat tumbuhnya, kemudian dihaluskan dan diberi air, kemudian disaring dengan kain halus. Telur itik diberi perlakuan serupa, dan bagian yang digunakan hanya kuning telurnya. Larutan sari kedelai dan larutan sari kuning telur dicampur dan diaduk merata. Larutan suspensi digunakan untuk makanan burayak.

c. Bentuk roti kukus
Pakan ikan bentuk roti kukus dibuat dari telur itik yang dikocok sampai lumat dan berbuih. Tambahkan tepung ikan, tepung terigu dan tepung susu, sambil terus diaduk dan diberi air. Kukus adonan sampai masak, kurang lebih 30 menit. Dinginkan rpti yang sudah masak. Selanjutnya, vitamin B dan vitamin C dihaluskan, tambah tetrasiklin yang telah dibuang bungkusnya dan beberapa tetes vitamin A+ D-pleks dan Kalsidol. Roti kukus yang dingin dibentuk menjadi gumpalan kecil-kecil, kemudian dioleskan pada campuran vitamin dan antibiotik, sambil diremas-remas sampai merata. Roti dapat disimpan dalam lemari es selama 3 hari. Sebelum digunakan, roti sebaiknya dibuat suspensi, yaitu dengan cara melarutkannya dalam air, dengan dibantu kain saringan halus yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran buarayak yang diberi makan.

d. Bentuk pelet
Pelet dibuat dengan 2 macam, yaitu berbentuk tepung kering dan gumpalan atau pasta. Caranya adalah bahan perekat dicampur langsung dengan bahan lainnya saat masih kering. Kemudian, diseduh dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu, bahan perekat dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Pencampuran bahan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit dan diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling banyak. Bahan berupa pasta dicampurkan. Bahan perekat yang dibuat adonan, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dicampur air sedikit. Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan lainnya, pembuatan adonan dilakukan dengan menambahakan air panas sebanyak 1/4 berat bahan baku.

Aduk semua adonan. Pengadukan dilakukan di atas api kecil agar air tidak epat dingin. Adonan diaduk terus sampai terjadi perubahan warna lalu adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, pencampuran dilakukan setelah adonan dingin. Bahan baku dingin dicetak dengan penggiling daging dan diperoleh bentuk batangan. Batangan basah dipotong sepanjang 3 cm. Pelet basah yang telah dipotong dijemur sampai kadar airnya 10-20%. Penjemuran dihentikan apabila pelet sudah kering, keras dan mudah patah.

e. Bentuk remah dan tepung
Bentuk remah dan tepung berasal dari pelet yang sudah kering. Pelet digiling lagi dengan penggiling kopi. Besar-kecilnya ukuran butiran bergantung pada kendor atau kencangnya setelan gigi penggilas alat penggiling. Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan. Untuk benih berumur 20-40 hati, mata saringnya berukuran 40-75 sampai 75-105 mikron. Untuk benih berumur 40-80 hari, mata saringnya berukuran lebih dari 105 mikron.

f. Bentuk lembaran
Kuning telur ayam dikocok sampai lumat, sambil berangsur-angsur ditambah air 100 ml, kemudian ditambah 20 gram tepung terigu. Adonan dipanaskan sambil terus diaduk sampai adonan kental menjadi emulsi. Larutan emulsi yang masih panas dan encer, dioleskan tipis-tipis diatas lempeng alumunium, kemudian dipanggang sampai mengering dan mengelupas. Lapisan yang telah mengelupas, dikumpulkan. Dalam keadaan demikian, lapisan tersebut mudah pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.

Hasil pakan olahan hampir sama dengan pakan buatan pabrik, yaitu dengan bentuk pelet berbentuk silindris dengan ukuran diameter 5 mm dan panjang 4-5 cm. Berdasarkan hasil pengamatan pemberian pakan dengan cara ini lebih efektif karena 99% paka dimakan ikan, sedangkan sisanya 1% terbuang.



Referensi:
  1. Handarto., 1979. Perikanan Indonesia. PT.Cipta Sari Grafika, Bandung.
  2. Khairuman, 2002. Budidadaya Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta
  3. Nontji,1988, Dunia Ikan. Armico, Bandung
  4. Prahasta,  Arief.  2009.  Budidaya  Usaha  Pengolahan  Agribisnis  Ikan  Mujair. Bandung: Pustaka Grafika.
  5. Pratiwi, K.D. 2015. Perbandingan Prevalensi Parasit pada Insang dan Usus Ikan Mujair  (Oreochromis  mossambicius)  di  Rawa  dan  Tambak  Paluh Merbau Percut Sei Tuan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar