Terumbu
karang merupakan ekosistem yang kaya jenis namun rentan oleh kerusakan,
terutama yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Banyak aktivitas
manusia, yang secara langsung maupun tidak langsung, yang bisa mengancam
kelestarian terumbu karang.
Gambar 1. Ekosistem Terumbu Karang
Sumber: http://moluccanpeoplenews.com/ekosistem-terumbu-karang-di-tual-masih-baik/
Kegiatan
penangkapan ikan, terutama di dekat pesisir, yang dilakukan secara
tidak hati-hati dapat mengancam kehidupan terumbu karang. Banyak
penangkapan yang telah dilakukan secara berlebihan, sehingga populasi
ikan-ikan karang terancam. Penggunaan jaring dasar seperti pukat
harimau, misalnya, dapat pula merusak dan membongkar terumbu. Apalagi
penggunaan bahan-bahan yang merusak seperti bahan peledak dan racun
potasium untuk memanen ikan-ikan karang.
Kegiatan-kegiatan
pembangunan pesisir seperti penambangan pasir laut, pengerukan dan
reklamasi pantai, serta pembangunan fasilitas-fasilitas transportasi dan
wisata laut sangat mempengaruhi kehidupan terumbu yang berdekatan.
Selain sedimentasi dan pencemaran laut yang diakibatkannya,
kegiatan-kegiatan pembangunan ini bisa mengubah pola-pola arus laut
lokal dan mengancam kelestarian terumbu karang.
Ancaman
besar datang dari meningkatnya aktifitas manusia di daratan. Aktifitas
ini, terutama terkait dengan kegiatan pembangunan wilayah, telah
meningkatkan sedimentasi dan bahan organik dalam air sungai, yang pada
gilirannya terbawa ke laut. Meningkatnya endapan ini telah membunuh
karang di banyak tempat dan sebaliknya, ketersediaan nutrisi mendorong
pertumbuhan alga sehingga mendominasi terumbu.
Gambar 2. Ekosistem Terumbu Karang
Sumber: http://www.imagegambar.com/2013/12/beautiful-picture-34-terumbu-karang.html
Di
samping itu pencemaran laut pun turut meningkat. Aneka bahan pencemar
yang berasal dari industri dan limbah domestik perkotaan mengalir ke
laut bersama aliran sungai yang melewati kota-kota itu. Bahan pencemar
lain datang dari lalu lintas transportasi laut, serta tumpahan minyak
atau limbah pengeboran minyak lepas pantai. Semua ini memberikan
pengaruh negatif terhadap kesehatan terumbu karang.
Secara
totalitas, Burke dkk. (2002) memperkirakan sekitar 88% terumbu karang
di Asia Tenggara terancam oleh aktifitas manusia. Dan kurang lebih 50%
terumbu yang terancam itu berada pada tingkat keterancaman yang tinggi
atau sangat tinggi.
SUMBER:
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com
http://student.ut.ac.id/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mmpi5104/f_ancaman_tk.htm
http://moluccanpeoplenews.com/ekosistem-terumbu-karang-di-tual-masih-baik/
http://www.imagegambar.com/2013/12/beautiful-picture-34-terumbu-karang.html
Burke, L., E. Selig and M. Spalding. 2002. Reefs at Risk in Southeast Asia. World Resources Institute.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut: suatu pendekatan ekologis. Alih bahasa H. Muh. Eidman dkk. Penerbit Gramedia. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar