Estuaria
adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas
dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur
dengan air tawar. Estuaria dapat terjadi pada lembah-lembah sungai yang
tergenang air laut, baik karena permukaan laut yang naik (misalnya pada
zaman es mencair) atau pun karena turunnya sebagian daratan oleh
sebab-sebab tektonis. Estuaria juga dapat terbentuk pada muara-muara
sungai yang sebagian terlindungi oleh beting pasir atau lumpur.
Gambar 1. Estuaria (Sumber: http://nabilaarifannisa.blogspot.com)
Kombinasi
pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang
khas, dengan lingkungan yang bervariasi, antara lain:
1. Tempat
bertemunya arus air tawar dengan arus pasang-surut, yang berlawanan
menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air,
dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada
biotanya;
2. Pencampuran
kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan
khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut;
3. Perubahan
yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas
mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan
sekelilingnya; dan
4. Tingkat
kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut,
banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah
estuaria tersebut.
Produktifitas
estuaria, pada kenyataannya bertumpu atas bahan-bahan organik yang
terbawa masuk estuaria melalui aliran sungai atau arus pasang surut air
laut. Produktifitas primernya sendiri, karena sifat-sifat dinamika
estuaria sebagaimana telah diterangkan di atas dan karena kekeruhan
airnya yang berlumpur, hanya dihasilkan secara terbatas oleh sedikit
jenis alga, rumput laut, diatom bentik dan fitoplankton.
Gambar 2. Estuaria (Sumber: http://bp3ambon-kkp.org)
Meski
demikian, bahan-bahan organik dalam rupa detritus yang terendapkan di
estuaria membentuk substrat yang penting bagi tumbuhnya alga dan
bakteri, yang kemudian menjadi sumber makanan bagi tingkat-tingkat
trofik di atasnya. Banyaknya bahan-bahan organik ini dibandingkan oleh
Odum dan de la Cruz (1967, dalam Nybakken 1988) yang mendapatkan bahwa
air drainase estuaria mengandung sampai 110 mg berat kering bahan
organik per liter, sementara perairan laut terbuka hanya mengandung
bahan yang sama 1-3 mg per liter.
Oleh
sebab itu, organisme terbanyak di estuaria adalah para pemakan
detritus, yang sesungguhnya bukan menguraikan bahan organik menjadi
unsur hara, melainkan kebanyakan mencerna bakteri dan jasad renik lain
yang tercampur bersama detritus itu. Pada gilirannya, para pemakan
detritus berupa cacing, siput dan aneka kerang akan dimakan oleh udang
dan ikan, yang selanjutnya akan menjadi mangsa tingkat trofik di atasnya
seperti ikan-ikan pemangsa dan burung.
Melihat
banyaknya jenis hewan yang sifatnya hidup sementara di estuaria, bisa
disimpulkan bahwa rantai makanan dan rantai energi di estuaria cenderung
bersifat terbuka. Dengan pangkal pemasukan dari serpih-serpih bahan
organik yang terutama berasal dari daratan (sungai, rawa asin, hutan
bakau), dan banyak yang berakhir pada ikan-ikan atau burung yang
kemudian membawa pergi energi keluar dari sistem.
SUMBER:
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com
http://student.ut.ac.id/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mmpi5104/f_peranan_estuaria.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar