Kamis, 26 Maret 2015

Peran Jender dalam Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Adanya kemitrasejajaran pria dan wanita telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia jauh sebelum tahun 2000, untuk menunjukkan adanya komitmen bangsa Indonesia tentang adanya kemitrasejajaran antara pria dan wanita. Lahirnya gerakan kemitrasejajaran tersebut di latar belakangi oleh masalah peranan sumberdaya manusia dalam pembangunan, yaitu kaum wanita punya peranan yang cukup besar. Karenanya wanita perlu lebih di dorong dan dikondisikan untuk mengambil peranan yang lebih besar lagi agar tujuan pembangunan dapat dicapai secara cepat dan tepat.
Kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dan wanita adalah kondisi dinamis, dimana pria dan wanita memiliki kesamaan hak, kewajiban, kedudukan, peranan dan kesempatan yang dilandasi sikap dan perilaku yang saling menghormati, saling menghargai, saling membantu dan saling mengisi dalam pembangunan diberbagai bidang.
Dengan adanya cara pandang yang demikian itu, maka peningkatan peranan wanita dalam pembangunan tidak dilandasi oleh sikap atau keinginan untuk menciptakan persaingan yang tidak sehat antara pria dan wanita, apalagi mempertentangkan pria dan wanita, karena pada hakekatnya Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia, pria dan wanita untuk saling membantu dan saling mengisi. Apabila dalam kehidupan yang nyata pria dan wanita menjadi mitrasejajar yang harmonis, maka potensi kedua sumberdaya manusia tersebut dapat digalang secara maksimal bagi upaya mensukseskan pembangunan termasuk dalam hal penyuluhan.
Strategi yang digunakan dalam mewujudkan kemitrasejajaran yang harmonis antara pria dan wanita adalah dengan melaksanakan analisis jender. Karena analisis jender, profil kedudukan dan peranan wanita dan pria dalam kegiatan pembangunan di segala bidang termasuk penyuluhan dapat dilihat secara jelas. Dilingkungan masyarakat Kelautan dan Perikanan, keluarga nelayan dan pembudidaya ikan mengandalkan seluruh anggota keluarganya untuk memajukan usaha yang dikelola. Pemisahan peran pria dan wanita terutama dalam pembagian tugas pekerjaan usaha bersifat khas dari satu lingkungan masyarakat ke lingkungan masyarakat lainnya. Dalam hal ini pengaruh sosial budaya dan adat istiadat setempat mempunyai peranan penting dalam membentuk peran sosial anggota keluarga nelayan dan pembudidaya ikan.
Lebih lanjut istilah jender yang selama ini muncul dan sering disebut-sebut bukan hanya tentang wanita, tetapi mengandung arti hubungan sosial antara pria dan wanita, Atau lengkapnya : Jender adalah perbedaan-perbedaan perilaku antara pria dan wanita yang tidak mengacu pada perbedaan biologis, tetapi pada nilai-nilai sosial budaya yang menentukan peranan pria dan wanita dalam kehidupan pribadi dan dalam kegiatan masyarakat. Peran jender berarti peran pria dan wanita dikaitkan dengan status, lingkungan dan budaya. Peran ini diperoleh melalui proses belajar, bersosialisasi atau bermasyarakat melalui kebudayaan masyarakat dimana kita berada.
Jenis kelamin pria dan wanita berbeda secara biologis dan merupakan ketentuan sejak manusia dilahirkan, karenanya tidak bisa dirubah. Dan hanya ada empat hal yang membedakan pria dan wanita secara biologis dan tak bisa dirubah yaitu menstruasi, mengandung, melahirkan, dan menyusui. Sedangkan jender merupakan perbedaan-perbedaan yang terbentuk setelah manusia dilahirkan. Perbedaan ini dibentuk oleh lingkungan masyarakat yang dipengaruhi oleh agama, ekonomi, nilai dan norma budaya, sertasystem politik.
Mengapa kita perlu mengkaji peran jender dan penyuluhan ?
Hal ini karena merupakan cara atau pendekatan yang dewasa ini dikembangkan untuk mengetahui peran sosial pria dan wanita disuatu lingkungan masyarakat. Seperti yang telah kita ketahui, penyuluhan Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap nelayan dan pembudidaya ikan. Demi tercapainya usaha tersebut, maka penyebarluasan pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha hendaknya disampaikan kepada sasaran yang tepat. Oleh karena itu pemahaman tentang “siapa berbuat apa” dan “bagaimana tingkat pengetahuannya” hendaknya menjadi dasar pertimbangan pemilihan sasaran serta materi dan metode penyampaiannya.
Setelah itu analisa jender dilakukan untuk mengetahui tingkat partisipasi pria dan wanita dalam suatu proses kegiatan produksi barang dan jasa, serta untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Pada sektor Kelautan dan Perikanan, tenaga kerja sudah banyak berperan tetapi dirasakan adanya ketimpangan jender. Ketimpangan jender yang terjadi adalah masih kurang dihargainya tenaga kerja wanita, belum tepatnya sasaran penyuluhan Kelautan dan Perikanan, masih banyaknya pekerjaan wanita yang tidak produktif, dan adanya nilai-nilai sosial dan ekonomi yang masih mendiskreditkan peran wanita.
Bagi wanita, pekerjaan rumah tangga apapun bentuknya merupakan bagian penting dari peran jendernya. Peran jendernya itu merupakan aktivitas dimana mereka, khususnya jika mereka mempunyai anak, mencurahkan seluruh energi dan komitmennya. Dalam Kelautan dan Perikanan, khususnya dalam usaha penangkapan dan pembudidaya ikan, wanita terlibat dalam hampir semua tahap kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan pengolahan dan pemasaran.
Kenyataan ini mengharuskan kita melakukan analisis jender, sehingga dapat diketahui siapa melakukan apa, kapan, berapa lama, didalam rumah tangga dan atau dalam usaha penangkapan dan pembudidaya ikan.
Disinilah perlu disebarkan analisa jender dengan teknik analisis jender, yaitu suatu teknik analisis yang sistimatis untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi pria dan wanita dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan proses produksi barang dan jasa. Dilihat juga manfaat yang di peroleh pria dan wanita dari kegiatan tersebut.
Teknik analisis jender adalah salah satu teknik yang telah diakui keampuhannya, dalam memberikan gambaran yang lebih sempurna tentang adanya perbedaan maupun saling ketergantungan dan isi mengisi antara peran wanita dan pria secara keseluruhan proses pembangunan, maupun tentang adanya perbedaan jenis dan tingkat manfaat yang di peroleh pria dan wanita dari hasil pembangunan.
Teknis analisis jender bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan wanita dan pria dalam mengambil keputusan dalam suatu rumah tangga. Ruang lingkup teknik analisis jender yaitu analisa curahan tenaga kerja analisa peluang dan penguasaan terhadap sumberdaya dan analisa factor-faktor yang mempengaruhi. Dan untuk melakukan teknik analisa jender diperlukan tiga alat yaitu : (1) Profil kegiatan; (2) Profil peluang dan penguasaan sumberdaya, dan (3) Faktor yang mempengaruhi.
I. Profil kegiatan digunakan untuk melihat :
a. Siapa yang melakukan kegiatan produltif, reproduktif dan sosial
1.       Kegiatan Produktif adalah kegiatan yang menyumbang pendapatan keluarga dalam bentuk uang atau barang, dari usaha penangkapan dan pembudidaya ikan
2.       Kegiatan Reproduktif adalah kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup manusia dan keluarga misalnya : melahirkan dan mengasuh anak, pekerjaan rumah tangga, memasak, mencuci, mengambil air, mencari kayu bakar, membetulkan baju dsb.
3.       Kegiatan Sosial adalah kegiatan yang tidak terbatas pada pengaturan rumah tangga, tetapi yang menyangkut kegiatan masyarakat, misalnya : berorganisasi dalam kelompok pembudidaya ikan dan pengelolahan koperasi, PKK, LKMD, kelompok simpan pinjam dan berpartisipasi dalam kelompok agama dan sosial budaya.
b. Kapan kegiatan dilaksanakan dan berapa waktu di butuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
c. Apa dan atau berapa pendapatan/imbalan yang di terima dari kegiatan tersebut.
Analisis pembagian kerja diperlukan untuk mengidentifikasikan :
1.       . Kegiatan mana yang memiliki potensi untuk dikaitkan dengan suatu program
2.       . Kapasitas waktu wanita dan pria untuk ikut serta dalam satu kegiatan
3.       . Ketidakseimbangan beban kerja antara wanita dan pria
4.       . Ketidakseimbangan pendapatan yang di hasilkan pria dan wanita dalam suatu pekerjaan.
II. Profil peluang dan penguasaan sumber daya yaitu :
1.       Peluang (akses) adalah kesempatan untuk menggunakan sumberdaya tanpa memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap penggunaan dan hasil sumberdaya tersebut. Contoh : seorang buruh yang menggarap tanah milik orang lain.
2.       Penguasaan (kontrol) adalah kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya. Contoh : seorang tuan tanah yang memanfaatkan tanahnya.
Profil peluang dan penguasaan terhadap sumberdaya digunakan untuk melihat siapa yang mempunyai peluang dan penguasaan terhadap :
1.       Sumberdaya fisik/material, misalnya : tanah, modal, peralatan, dsb
2.       Pasar Komoditi (untuk membeli dan menjual barang) dan pasar kerja
3.       Sumberdaya sosial budaya, misalnya informasi, pendidikan dan latihan.
Analisis peluang dan penguasaan terhadap sumberdaya membantu mengidentifikasi :
1.       Dimana ada kekurangan sumberdaya yang dapat diatasi/ditanggulangi melalui setiap kegitatan proyek
2.       Ketidakseimbangan peluang dan penguasaan antara pria dan wanita
3.       Siapa memperoleh manfaat dari penggunaan sumberdaya yang ada
4.       Jenis potensi yang dapat digunakan dan di tingkatkan melalui kegiatan suatu proyek
Untuk mengetahui secara rinci tentang keterlibatan pria dan wanita dalam masyarakat dan keluarga dapat dilakukan dengan analisis partisipasi dan pengambilan keputusan didalam keluarga pembudidaya ikan serta pengolahan. Analisis partisipasi dilakukan untuk mengetahui secara kuantitatif dan kualitatif seberapa besar peran serta wanita dan pria di suatu lembaga baik formal maupun nonformal di desa. Analisis pola pengambilan keputusan dalam keluarga nelayan dan pembudidaya ikan dilakukan untuk melihat :
(a). Siapa bertanggung jawab untuk apa,  (b). Siapa memperoleh apa, (c). Siapa bias dijadikan mitra untuk kegiatan yang menyangkut perubahan sikap dan perilaku.
III. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan kesempatan atau hambatan-hambatan bagi partisipasi pria dan wanita di analisis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profil kegiatan dan profil peluang dan penguasaan sumberdaya dapat disebabkan oleh : struktur kependudukan, kondisi ekonomi, kondisi politik, pola sosial budaya, system norma yang berlaku, perundang undangan, system pendidikan dan lain-lain.
Dari analisa di atas maka akan dapat diketahui ada tidaknya ketimpangan peran pria dan wanita sehingga dapat dilakukan suatu pembinaan yang tepat demi terwujudnya kemitrasejajaran pria dan wanita dalam mengisi pembangunan NKRI yang lebih baik.

Oleh : Ir.H.Dasril Munir, MM

http://smspusluh.bpsdmkp.kkp.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar