Selasa, 30 Agustus 2016

Green Water System pada Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Hasil gambar untuk gws pada kolam lele

Green Water System (GWS) adalah metode budidaya ikan dengan teknologi air hijau yang berguna untuk menjaga kestabilan lingkungan budidaya ikan. Cara ini dilakukan dengan tetap mempertahankan dominasi mikro-alga dan menambahkan aplikasi pupuk organik . Pada metode Green Water System (GWS), komponen terpenting dalam proses pembuatannya adalah mikro-alga murni. Ada beberapa spesien mikro-alga yang biasa dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan GWS, diantaranya Scenedesmus sp. dan Botryococcus sp dan Spirulina sp yang terkenal paling kuat kemampuannya mencerahkan warna ikan.
Menerapkan metode Green Water System (GWS) sangatlah mudah, Dengan menggunakan perbandingan 1/3 bibit mikro-alga murni dan 2/3 media air tawar, serta penambahan pupuk khusus modifikasi TSP ZA dan UREA yang dibuat dalam bentuk konsentrat dan menggunakan bantuan aerasi dari pompa venturi, maka mikro-alga yang diinginkan sudah bisa dikultur dengan baik.Proses fotosintesis merupakan prinsip dasar dari pertumbuhan mikro-alga tersebut dalam air dengan memanfaatkan nutrisi dalam pupuk, kotoran ikan serta sinar matahari.

Penggunaan mikro-alga dalam metode Green Water System (GWS) dapat menghemat penggunaan filter pada kolam budidaya karena segala jenis kotoran ikan akan diserap secara menyeluruh oleh mikro-alga dan dimanfaatkan untuk pertumbuhannya. Dengan tumbuhnya mikro-alga tersebut, maka kadar ammonia dan karbon dioksida dalam air dapat ditekan dan kadar oksigen akan meningkat akibat proses fotosintesis mikro-alga.

Adapun langkah yang dapat dilakukan untuk membuat dan mengaplikasikan Green Water System (GWS) pada kolam agar air di dalamnya cepat berwarna hijau, yaitu:
Isi kolam yang akan dijadikan tempat pembudidayaan dengan air bersih yang tidak tercemar kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) setinggi 30-40 cm.Apabila menggunakan air dari sumber mata air atau sumur, gunakan 8 gram/m3 pupuk urea dan 200 gram/m3 kapur Dolomit untuk memancing kehadiran mikro-alga. Kedua bahan tersebut ditebar pada pagi hari setelah matahari mulai terbit secara merata pada permukaan kolam budidaya.
Tebarkan secara merata probiotik pada permukaan air kolam sebanyak 10 ml/m3 air.
Memberikan kapur Dolomit pada kolam hingga air kolam berwarna hijau cerah selama 3-5 hari berturut-turut. Jika air dalam kolam sudah berwarna hijau, maka kolam sudah siap untuk dijadikan tempat budidaya dan siap untuk ditebar benih, perlu perawatan tiap hari agar air pada kolam stabil berwarna hijau.

Kekurangan dari metode Green Water System (GWS) ini ada pada saat malam hari karena mikro-alga akan melepaskan CO2 sehingga kadar oksigen dalam kolam budidaya akan berkurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, selain dengan cara membatasi jumlah ikan pada kolam agar tidak terlalu padat dan saling berebut oksigen pada malam hari, penggunaan pompa venturi akan sangat membantu melarutkan oksigen dalam kolam air.
Pada dasarnya Aplikasi Konsep Green Water System Pada Budidaya Ikan Lele Di Kolam Terpal bertujuan untuk menciptakan habitat yang nyaman bagi ikan lele sehingga diharapkan laju pertumbuhannya akan bagus dan mencapai biomassa yang maksimal.
Penerapan Konsep Green Water System pada budidaya ikan lele di kolam terpal dapat di tempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pastikan bahwa Kontruksi Kolam Terpal Terpasang dengan Benar dan Berfungsi dengan Baik
Buatlah kolam dari terpal (4×8 m atau 3×4 m) Tinggi 1.25 m, kemudian isi air dengan ketinggian 60 cm.

Fungsi dari Brambut Padi :
Sebagai penyimpan panas/menstabilkan suhu pada air kolam, ketika cuaca panas maka akan berfungsi sebagai pelepas kalor, ketika musim dingin akan berfungsi sebagai penghangat kolam..

Catatan:
Lokasi Kolam harus mendapatkan cahaya sinar matahari secara maksimal, bila terhalangi oleh pohon mungkin bisa dipangkas/dipotong supaya cahaya matahari bisa mengenai permukaan kolam,
Rangka kolam alangkah baiknya dari bambu,
Terpal dengan kualitas baik bisa awet sampai 3-5 tahun.

2. Siapkan pelepah pisang/gedebog (dipotong 50-100cm) dan 10-20 helai daun papaya
(ditumbuk/dicacah lembut), Kedua bahan tersebut direndam dalam kolam terpal selama 2-3 malam.
Daun Pepaya merupakan antiseptic alami dan juga sebagai penyangga pH pada air kolam, gedebog pisang juga menyerap racun dan menjadi media nutrisi untuk pertumbuhan lumut alami.

3. Setelah direndam 2-3 malam, air dikuras habis, gedebog dan daun papaya diambil dan dibuang, sedangkan lumut dibiarkan saja.

4. Siapkan Pupuk Kandang dan Probiotik Kolam diisi air kembali setinggi 60 cm, Pupuk kandang sebelumnya dimasukkan karung dan dilubangi kecil-kecil, Pupuk Kandang direndam pada dua sisi kolam selama 2-3 malam.

Tambahkan 2 Sendok Probiotik yang dicampur air hangat (40-45 o C) di ember Plastik, Kemudian diaduk, Lalu masukkan ke kolam terpal , biarkan selama 2-3 malam.

FUNGSI ::
Pupuk Kandang : Menumbuhkan Pakan Alami
Probiotik : Menumbuhkan Bakteri (+) Pada Kolam
Siapkan Probiotik, Setelah 2-3 malam/hari, Karung yang berisi pupuk kandang diambil dan Amati perubahan pada air kolam

Langkah Terakhir adalah :
Tambahkan 2 Sendok Probiotik dicampur dengan air hangat diember plastik, kemudian diaduk
Masukkan ke Kolam Terpal , biarkan selama 2-3 malam,

Bila warna air Jelek , Ulangi Proses/Langkah dari awal lagi, Ini penting untuk Kelangsungan Hidup Benih lele..

Setelah 2 – 3 malam/hari amati lagi perubahan warna pada air kolam,

WARNA AIR :

∞ Hijau Kecoklatan,

∞ Hijau Kekuningan, Keduanya dominan Warna Hijau

CARA PENEBARAN DAN ADAPTASI BENIH LELE

Siapkan ember/baskom platik dipinggir kolam, sesuaikan dengan jumlah benih lele yang anda beli..

CARANYA ….
Benih lele yang baru datang, dituangkan dalam ember plastic berikut dengan air yang didalamnya,
Istirahatkan selama 5 menit,
Masukkan Air GWS (Green Water System/Air Yang Telah Hijau) Ke dalam air ember yang telah terisi benih tadi sampai air lama tergantikan seluruhnya..


Sumber : 
http://siluhkan.com
http://geoprotec.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar