Pada cuaca yang tidak menentu seperti belakangan ini, para pembudidaya khususnya pembenih ikan lele perlu ekstra waspada. Kewaspadaan ini perlu mendapat perhatian khusus karena pada yang tidak menentu yang bisa berubah dari panas menjadi hujan seperti ini rawan muncul penyakit ikan. Salah satu jenis penyakit ikan lele yang paling sering muncul di cuaca seperti ini adalah penyakit white spot atau bintik putih.
Penyakit white spot yang juga dikenal dengan nama penyakit Ich ini disebabkan oleh Ichthyopthirius multifiliis, sejenis protozoa berbentuk oval yang diselimutisilia. Penyakit ini bersifat obligat parasitic dan sangat ganas karena bisa mematikan 100 persen populasi ikan lele utamanya ukuran larva dan benih dalam tempo beberapa hari saja.
Pengalaman penulis saat menangani usaha pembenihan ikan lele di Tabanan, penyakit white spot bahkan bisa menyerang dan mematikan larva ikan lele secara total dalam hitungan jam saja. Sore dan malam hari benih ikan masih terlihat sehat. Pagi hari saat dikontrol ternyata sudah mati total. Ratusan ribu larva di dalam bak total mati dan terlihat seperti ampas kelapa mengendap di dasar bak.
Pada lele ukuran benih atau konsumsi, gejala klinis dari serangan penyakit ini, ikan terlihat menggosok-gosokkan pada benda di sekitarnya, frekuensi pernafasan meningkat (megap-megap), nafsu makan menurun, terdapat bintik-bintik putih pada sirip, kulit atau insang. Namun pada larva ikan, gejala klinis tersebut sulit diamati sehingga upaya pencegahan lebih disarankan.
Penyakit white spot biasanya muncul saat suhu air kolam turun. Kondisi ini terjadi pada cuaca dingin. Melihat kebiasaan ini, maka pada cuaca dingin seperti saat ini serangan penyakit white spot perlu dicegah. Bagaimana caranya ?
Beberapa pencegahan penyakit white spot yang bisa dilakukan di antaranya adalah menjaga agar suhu air media budidaya (kolam, bak atau akuarium) agar tetap hangat pada kisaran angka 29 derajat Celsius. Hal ini perlu diperhatikan, karena ketika suhu turun sampai 25 derajat Celsius, penyakit white spot bisa menyarang secara tiba-tiba.
Untuk menaikan suhu air media budidaya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bila usaha pembenihan dilakukan di dalam ruangan bisa menggunakan heather (pemanas) yang dipasang di dalam bak. Bisa juga dikombinasikan dengan memasang pemanas di ruangan. Bahkan ada juga pembudidaya yang mencoba menaikkan suhu air dengan menyalakan beberapa kompor di dalam ruang pembenihgan (hatchery). Bila kolam atau bak berada di luar ruangan, bisa juga dicoba dengan menurunkan ketinggia air selama siang hari.
Cara lainnya mencegah serangan penyakit white spot adalah dengan cara menebarkan garam dapur atau garam krosok (garam yang berukuran kasar ) ke dalam air kolam atau bak. Dosis garamnya cukup 300 gram /M3 air. Penebaran garam dapur ini diulang setiap seminggu sekali.
Selain menaikkan suhu air dan penebaran garam, kualitas air perlu juga mendapat perhatian secara khusus, utamanya kandungan oksigen agar tetap optimal untuk ikan. Untuk menjaga agar oksigen tetap optimal bisa dilakukan pemasangan aerator, blower atau meningkatkan frekuensi pergantian air dengan cara memperbesar aliran air yang masuk.
Penyakit white spot yang juga dikenal dengan nama penyakit Ich ini disebabkan oleh Ichthyopthirius multifiliis, sejenis protozoa berbentuk oval yang diselimutisilia. Penyakit ini bersifat obligat parasitic dan sangat ganas karena bisa mematikan 100 persen populasi ikan lele utamanya ukuran larva dan benih dalam tempo beberapa hari saja.
Pengalaman penulis saat menangani usaha pembenihan ikan lele di Tabanan, penyakit white spot bahkan bisa menyerang dan mematikan larva ikan lele secara total dalam hitungan jam saja. Sore dan malam hari benih ikan masih terlihat sehat. Pagi hari saat dikontrol ternyata sudah mati total. Ratusan ribu larva di dalam bak total mati dan terlihat seperti ampas kelapa mengendap di dasar bak.
Pada lele ukuran benih atau konsumsi, gejala klinis dari serangan penyakit ini, ikan terlihat menggosok-gosokkan pada benda di sekitarnya, frekuensi pernafasan meningkat (megap-megap), nafsu makan menurun, terdapat bintik-bintik putih pada sirip, kulit atau insang. Namun pada larva ikan, gejala klinis tersebut sulit diamati sehingga upaya pencegahan lebih disarankan.
Penyakit white spot biasanya muncul saat suhu air kolam turun. Kondisi ini terjadi pada cuaca dingin. Melihat kebiasaan ini, maka pada cuaca dingin seperti saat ini serangan penyakit white spot perlu dicegah. Bagaimana caranya ?
Beberapa pencegahan penyakit white spot yang bisa dilakukan di antaranya adalah menjaga agar suhu air media budidaya (kolam, bak atau akuarium) agar tetap hangat pada kisaran angka 29 derajat Celsius. Hal ini perlu diperhatikan, karena ketika suhu turun sampai 25 derajat Celsius, penyakit white spot bisa menyarang secara tiba-tiba.
Untuk menaikan suhu air media budidaya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bila usaha pembenihan dilakukan di dalam ruangan bisa menggunakan heather (pemanas) yang dipasang di dalam bak. Bisa juga dikombinasikan dengan memasang pemanas di ruangan. Bahkan ada juga pembudidaya yang mencoba menaikkan suhu air dengan menyalakan beberapa kompor di dalam ruang pembenihgan (hatchery). Bila kolam atau bak berada di luar ruangan, bisa juga dicoba dengan menurunkan ketinggia air selama siang hari.
Cara lainnya mencegah serangan penyakit white spot adalah dengan cara menebarkan garam dapur atau garam krosok (garam yang berukuran kasar ) ke dalam air kolam atau bak. Dosis garamnya cukup 300 gram /M3 air. Penebaran garam dapur ini diulang setiap seminggu sekali.
Selain menaikkan suhu air dan penebaran garam, kualitas air perlu juga mendapat perhatian secara khusus, utamanya kandungan oksigen agar tetap optimal untuk ikan. Untuk menjaga agar oksigen tetap optimal bisa dilakukan pemasangan aerator, blower atau meningkatkan frekuensi pergantian air dengan cara memperbesar aliran air yang masuk.
Sumber : Agus Rochdianto, Penyuluh Perikanan Madya di Tabanan - Bali; Cyber Extension KP; http://pusluh.kkp.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar