Mengapa benih lele yang baru saya tebarkan di kolam terpal banyak yang mati? Pertanyaan ini sering diajukan oleh pembudidaya ikan pemula atau warga masyarakat yang baru menekuni usaha budidaya lele di kolam terpal. Gara-gara benih lelenya banyak yang mati, membuat mereka kapok enggan memelihara lele lagi.
Untuk mencegah dan mengatasi tingginya mortalitas benih lele pada awal masa pemeliharaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Selain benih lelenya dipilih yang berkualitas, wadah budidaya dan media air kolam juga perlu dipersiapkan dengan baik. Bagaimana caranya?
Sebelum benih ditebarkan, masukkan air secara pelan-pelan ke dalam kolam sampai kedalamannya mencapai 30 - 40 cm. Pastikan tidak ada kebocoran pada terpal, sehingga volume genangan air tetap utuh.
Berikutnya, air kolam dipupuk menggunakan pupuk kandang yang dibungkus dengan kampil (karung bekas wadah pakan ikan). Masukkan dan rendam pupuk kandang ini cukup selama 1-2 hari saja. Setelah air kelihatan kecoklatan, pupuk diangkat.
Tiga hari kemudian, air ditreatment dengan probiotik. Probiotik ini bisa dibproduksi sendiri atau dibeli bebas di pasaran. Dosis probiotik cukup 100 ml/10 m3 air kolam. Sebelum disebar, probiotik dicampur dalam 2 - 3 liter air, setelah diaduk langsung disebar ke kolam. Tiga hari kemudian, air kolam biasanya sudah dipenuhi jentik nyamuk. Hal ini menjadi pertanda bila plankton di kolam sudah berkembang. Pada saat seperti ini, benih lele sudah bisa ditebarkan.
Benih ikan lele yang ditebarkan sebaiknya yang berukuran cukup besar, minimal berukuran panjang 5 – 8 Cm. Padat penebarannya 150 – 200 ekor/M2 atau disesuaikan dengan sistem budidaya yang akan diterapkan.
Agar tidak stress saat benih ditebar, benih lele perlu diaklimatisasi dulu dengan cara merendam kantong plastik wadah benih di dalam air kolam beberapa menit kemudian plastik dibuka sehingga benih keluar dengan sendirinya.
Untuk mengurangi stress, setelah penebaran benih ke dalam kolam dapat disiramkan air hasil perasan dedak fermentasi dengan dosis 100 ml/M3 air. Pada hari kedua, dedak halus yang sudah difermentasi bisa diberikan sebagai pakan awal sekaligus untuk meningkatkan stamina benih lele.
Pemberian pakan selanjutnya, pada minggu I – III pakan yang diberikan berupa butiran yang berukuran kecil. Berikutnya secara bertahap diganti dengan butiran yang berukuran lebih besar .Pakan diberikan tiga kali sehari pagi, siang dan sore menjelang petang. Pakan diberikan sedikit demi sedikit sampai semua pakan yang diberikan habis tidak bersisa.
Sesuai pertumbuhan ikan, ketinggian air di kolam juga perlu dinaikkan secara bertahap. Sebulan setelah penebaran benih, air dinaikkan sampai ketinggian 50 Cm. Berikutnya setiap dua minggu air kembali dinaikkan 10 Cm hingga ketinggian optimal 70 – 80 Cm sampai panen. Selain pengaturan air, setiap 3 – 7 hari sekali air perlu diberi probiotik dosis 100 ml/M3 air.
Melalui pemberian probiotik secara berkala tersebut, diharapkan kualitas air kolam selalu terjaga dan tidak berbau sehingga lele bisa tumbuh optimal. Air kolam yang berbau merupakan tanda adanya penurunan kualitas air. Terkait hal itu, pada budidaya lele di kolam terpal menjaga kualitas air merupakan salah faktor utama yang perlu mendapat perhatian khusus.
Sebelum benih ditebarkan, masukkan air secara pelan-pelan ke dalam kolam sampai kedalamannya mencapai 30 - 40 cm. Pastikan tidak ada kebocoran pada terpal, sehingga volume genangan air tetap utuh.
Berikutnya, air kolam dipupuk menggunakan pupuk kandang yang dibungkus dengan kampil (karung bekas wadah pakan ikan). Masukkan dan rendam pupuk kandang ini cukup selama 1-2 hari saja. Setelah air kelihatan kecoklatan, pupuk diangkat.
Tiga hari kemudian, air ditreatment dengan probiotik. Probiotik ini bisa dibproduksi sendiri atau dibeli bebas di pasaran. Dosis probiotik cukup 100 ml/10 m3 air kolam. Sebelum disebar, probiotik dicampur dalam 2 - 3 liter air, setelah diaduk langsung disebar ke kolam. Tiga hari kemudian, air kolam biasanya sudah dipenuhi jentik nyamuk. Hal ini menjadi pertanda bila plankton di kolam sudah berkembang. Pada saat seperti ini, benih lele sudah bisa ditebarkan.
Benih ikan lele yang ditebarkan sebaiknya yang berukuran cukup besar, minimal berukuran panjang 5 – 8 Cm. Padat penebarannya 150 – 200 ekor/M2 atau disesuaikan dengan sistem budidaya yang akan diterapkan.
Agar tidak stress saat benih ditebar, benih lele perlu diaklimatisasi dulu dengan cara merendam kantong plastik wadah benih di dalam air kolam beberapa menit kemudian plastik dibuka sehingga benih keluar dengan sendirinya.
Untuk mengurangi stress, setelah penebaran benih ke dalam kolam dapat disiramkan air hasil perasan dedak fermentasi dengan dosis 100 ml/M3 air. Pada hari kedua, dedak halus yang sudah difermentasi bisa diberikan sebagai pakan awal sekaligus untuk meningkatkan stamina benih lele.
Pemberian pakan selanjutnya, pada minggu I – III pakan yang diberikan berupa butiran yang berukuran kecil. Berikutnya secara bertahap diganti dengan butiran yang berukuran lebih besar .Pakan diberikan tiga kali sehari pagi, siang dan sore menjelang petang. Pakan diberikan sedikit demi sedikit sampai semua pakan yang diberikan habis tidak bersisa.
Sesuai pertumbuhan ikan, ketinggian air di kolam juga perlu dinaikkan secara bertahap. Sebulan setelah penebaran benih, air dinaikkan sampai ketinggian 50 Cm. Berikutnya setiap dua minggu air kembali dinaikkan 10 Cm hingga ketinggian optimal 70 – 80 Cm sampai panen. Selain pengaturan air, setiap 3 – 7 hari sekali air perlu diberi probiotik dosis 100 ml/M3 air.
Melalui pemberian probiotik secara berkala tersebut, diharapkan kualitas air kolam selalu terjaga dan tidak berbau sehingga lele bisa tumbuh optimal. Air kolam yang berbau merupakan tanda adanya penurunan kualitas air. Terkait hal itu, pada budidaya lele di kolam terpal menjaga kualitas air merupakan salah faktor utama yang perlu mendapat perhatian khusus.
Sumber : Agus Rochdianto; Cyber Extension KP; http://pusluh.kkp.go.id/mfce
Tidak ada komentar:
Posting Komentar