Kamis, 11 Mei 2017

Penyakit Cacing Kulit pada Ikan



Banyak jenis parasit yang sering menyerang ikan, baik jenis ekstoparasit maupun jenis endoparasit. Setiap jenis parasit menempati bagian tertentu pada tubuh ikan. Sebagai mahasiswa perikanan diharapkan mengenal dan memahami macam-macam parasit yang sering menyerang ikan serta mengetahui keterkaitan antara parasit yang ada dengan perilaku pada ikan.
Salah satunya adalah Gyrodactylus, Gyrodactylus juga termasuk kedalam golongan cacing-cacingan. Berukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata, tetapi hanya bisa dilihat lewah mikroskop. Dalam tubuh ikan, hewan ini juga digolongkan sebagai parasit. Artinya hewan yang mengambil makanan untuk hidupnya dari hewan lain. Keadaan itu menimbulkan kerusakan.
Seperti hal cacing-cacing yang lain, Gyrodactylus juga berbadan bulat dan panjang. Menurut SACHLAN, 1974, hewan ini berukuran 0,5 – 0,8 mm. Pada ujung anterior terdapat dua cuping. Setaip cuping memiliki kepala dan memiliki usus bercabang dua dimana ujungnya tidak bersatu (HOFFMAN, 1967). Hospes : ikan mas(Cyprinus carpia), ikan air tawar (ikan lele= Clarias batrachus) dan ikan air laut, dan bangsa udang dan katak. Cacing dewasa dapat melekat pada kulit hospes karena dilengkapi ophisthaptor yang fungsinya untuk menghisap darah dan memakan jaringan hospes.

Selanjutnya dia menyatakan bahwa posterior atau ventral. Parasit ini tidak memiliki vitelaria atau bersatu dengan ovari. Siklus Gyrodactylus sp. Dari larva hingga menjadi dewasa membutuhkan waktu kira-kira 60 jam. Itu terjadi pada suhu 25 – 27 O C.
Gyrodactilus sp digolongkan kedalam phylum Vermes, subphylum Platyhelmintes, kelas Trematoda, ordo Monogenea, family Gyrodactylidae, subfamily Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp biasanya sering menyerang ikan air tawar, payau dan laut pada bagian kulit luar dan insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana telur berkembang dan menetas di dalam uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permukaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi organ-organ lokomosi hospes dan respirasi.
Larva berkembang di dalam uterus parasit tersebut dan dapat berisi kelompok – kelompok sel embrionik. Ophisthaptor individu dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 buah disepanjang tepinya dan sepanjang kait besar di tengah-tengah, terdapat dua tonjolan yang menyerupai kuping

Bio-Ekologi Patogen :
  • Ekto-parasit, bersifat obligat parasitik dan berkembang biak dengan beranak. 
  • Gyrodactylus sp. tidak memiliki titik mata, dan pada ujung kepalanya terdapat 2 buah tonjolan 
  • Penularan terjadi secara horizontal, pada saat anak cacing lahir dari induknya 
  • Menginfeksi semua jenis ikan air tawar, terutama ukuran benih dan organ target meliputi seluruh permukaan tubuh ikan, terutama kulit dan sirip. 
  • Infeksi berat dapat mematikan 30-100% dalam tempo beberapa minggu; terutama sebagai akibat infeksi sekunder oleh bakteri dan cendawan 
Gejala Klinis :
  • Nafsu makan menurun, lemah, tubuh berwarna gelap, pertumbuhan lambat, dan produksi lendir berlebih 
  • Peradangan pada kulit disertai warna kemerahan pada lokasi penempelan cacing 
  • Menggosok-gosokkan badannya pada benda di sekitarnya 

Diagnosa :
  • Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang timbul 
  • Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ insang. 

Gambar 1. Cacing kulit (Gyrodactylus pp.) yang sedang aktif mengambil makanan (mukus ikan) di sekeliling tempat penempelannya


Gambar 3. Morfologi kulit (Gyrodactylus spp.)

Pengendalian :
  • Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air > 29o C
  • Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air
  • Ikan yang terserang gyrodactyliasis dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman beberapa jenis desinfektan, antara lain:
  1. Larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000 ppm (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam
  2. Larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12 jam
  3. Larutan formalin pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih.
Sumber :
Donna Oc, Buku Saku Penyakit Ikan; milis-ipkani@googlegroups.com
http://marjukyusmanzhul.blogspot.co.id/2012/10/tugas-parasit-dan-penyakit-ikan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar