I. Memilih Bibit
Induk Ikan Mas
Usaha
pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional,
semi intensif dan intensif. Semakin berkembang teknologi budidaya
ikan, khusus teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan
induk-induk berkualitas baik.
Keberhasilan
usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia
telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi,
peningkatan derajat pembuahan telur. Penetasan telur secara terkontrol,
pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan
pemurnian kualitas induk ikan.
1.1. Ciri induk jantan dan induk betina unggul siap dipijah adalah :
1. Betina: umur antara
1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan
dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
2. Bentuk tubuh secar
akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak
cacat.
3. Tutup insan normal
tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal
1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
4. Sisik tersusun rapih,
cerah tidak kusam.
5. Pangkal ekor kuat dan
normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan
lebar/tebal ekor.
1.2 Cara membedakan
induk jantan dan induk betina adalah :
a.
Betina
§
Badan bagian
perut besar, buncit dan lembek.
§
Gerakan
lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
§
Jika perut
distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b.
Jantan
§
Badan tampak
langsing.
§
Gerakan
lincah dan gesit.
§
Jika perut
distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
II. Sistem Pemijahan Ikan Mas
Sisem pemijahan pemijahan yang biasa dilakukan pada ikan mas
adalah :
2.1. Cara sunda
- Luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
- Sediakan injuk untuk menepelkan telur;
- Setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
2.2 Cimindi
1. Luas kolam pemijahan
25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu
diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan;
2. Sediakan injuk untuk
menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi
pematang antara dari tanah;
3. Setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. Tujuh hari setelah
pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen
benih-benih ikan.
2.3` Rancapaku
1. luas kolam pemijahan
25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu
diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
2. Sediakan rumput
kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air
kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
3. Setelah proses pemijahan
selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
4. Setelah benih ikan
kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka
benih dapat dipanen.
2.4 Cara Sumatera
1. Luas kolam pemijahan
5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi
air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan
kolam penetasan;
2. Sediakan injuk untuk
menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
3. Setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. Setelah benih berumur
5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
2.5 Cara Dubish
1. Luas kolam pemijahan
25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm,
kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore
hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. Sebagai media
penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
3. Setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. Setelah benih berumur
5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
2.6`Cara Hofer
1. Sama seperti cara
dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan
pintu pemasukan air.
2. Sistim kawin suntik.
Pada sistim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang
untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh
ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan
tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali,
dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini
memerlukan biaya tinggi, sarana lengkap dan perawatan intensif.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam pemijahan ikan mas:
- Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
- Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
- Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
- Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan 1 induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
- ü Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar