Selasa, 30 Agustus 2016
Penangkapan Ikan yang Tidak Ramah Lingkungan
Degradasi ekosistem terumbu karang secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alami (autogenic causes) seperti bencana alam dan aktivitas manusia (antrophogeniccauses) baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa aktivitas manusia di darat sepertipertanian yang menggunakan pupuk organik, anorganik dan pestisida dapat mempengaruhikehidupan organisme yang hidup dalam ekosistem ini karena sebagian dari bahan-bahan tersebuthanyut ke laut melalui aktivitas run-off.
Budidaya Ikan Lele yang Efisien
Banyak cara yang dilakukan para pembudidaya lele dalam menjari jalan keluar dari persoalan terus melambungnya harga pakan yang kini telah menembus Rp8.300/kg. Mulai dari membuat pakan alternatif, mencoba menerapkan probiotik, hingga cara-cara lain yang diluar standar.
Cara yang cukup unik dan telah berhasil dilakukan oleh Suminto, marketing dan pendiri Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan UPR (Unit Perbenihan Rakyat) Dumboys yang beralamat di Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah. "Kami justru kembali ke cara organik, sistem air tertutup. Air tidak diganti dan tidak ditambah jika tidak terpaksa," kata penyuluh perikanan swadaya ini.
Mencegah Penyakit White Spot pada Budidaya Ikan Lele
Pada cuaca yang tidak menentu seperti belakangan ini, para pembudidaya khususnya pembenih ikan lele perlu ekstra waspada. Kewaspadaan ini perlu mendapat perhatian khusus karena pada yang tidak menentu yang bisa berubah dari panas menjadi hujan seperti ini rawan muncul penyakit ikan. Salah satu jenis penyakit ikan lele yang paling sering muncul di cuaca seperti ini adalah penyakit white spot atau bintik putih.
Pembuatan MOL Probiotik pada Budidaya Ikan
Probiotik sesuai dengan artinya, Pro = mendukung, biotik = kehidupan, jadi probiotik itu untuk mendukung kehidupan organisme yang kita pelihara atau kita budidayakan. Probiotik itu sebenarnyaadalah sekumpulan mikroba yang bersifat positif yang diharapkan apabila dimasukkan ke dalam suatu tambak/kolam akan meredam bakteri yang bersifat phatogen (bakteri penyebab penyakit) , sehingga bakteri pathogen tadi tidak menimbulkan penyakit pada ikan yang di budidayakan.
Membuat Media Pemeliharaan Belut
Dalam budidaya belut, penyusunan media budidayanya sangat bervariasi. Hal tersebut disebabkan hampir setiap pembudidaya belut yang telah berpengalaman mempunyai kiat tersendiri dalam menyusun media ini. Walaupun bahan dasar penyusunnya hampir sama, tetapi komposisi , jumlah, jenis bahan, dan bahan tambahan yang digunakan bisa berbeda. Perbedaan bisa disebabkan oleh kondisi tempat budidaya, kemampuan pembudidaya, dan bahan media yang ada.
Green Water System pada Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal
Green Water System (GWS) adalah metode budidaya ikan dengan teknologi air hijau yang berguna untuk menjaga kestabilan lingkungan budidaya ikan. Cara ini dilakukan dengan tetap mempertahankan dominasi mikro-alga dan menambahkan aplikasi pupuk organik . Pada metode Green Water System (GWS), komponen terpenting dalam proses pembuatannya adalah mikro-alga murni. Ada beberapa spesien mikro-alga yang biasa dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan GWS, diantaranya Scenedesmus sp. dan Botryococcus sp dan Spirulina sp yang terkenal paling kuat kemampuannya mencerahkan warna ikan.
Langkah Strategis Meningkatkan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Permasalahan Seputar Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Kekayaan sumberdaya laut Indonesia sangat berlimpah, menyusul dua per tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut, potensi perikanan sebesar 6,26 juta ton/tahun dengan keragaman jenis ikan namun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2005, total produksi perikanan 4,71 juta ton, dimana 75 % (3,5 juta ton) berasal dari tangkapan laut. Apabila dilihat dari tingkat pemanfaatan, terutama untuk ikan-ikan non ekonomis belum optimal. Hal ini disebabkan pemanfaatannya masih terbatas dalam bentuk olahan tradisional dan konsumsi segar. Akibatnya ikan-ikan tidak ditangani dengan baik dikapal, sehingga ikan yang didaratkan bermutu rendah (20–30%), sehingga berdampak pada tingginya tingkat kehilangan (losses) sekitar 30-40%. Lebih jauh lagi, ekspor hasil perikanan Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh ikan dalam bentuk gelondongan dan belum diolah.
Senin, 29 Agustus 2016
Pemilihan Pasar Produk Hasil Perikanan
Dalam sistem agribisnis perikanan, dimana meliputi kegiatan mulai pengadaan sarana produksi, produksi, pengolahan pasca panen (agroindustri), pemasaran dan kelembagaan adalah merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait satu sama lain. Semua kegiatan dalam agribisnis perikanan tersebut, ada proses menghasilkan produk. Produsen yang bergerak di bidang sarana produksi akan menghasilkan produk-produk pemenuhan kebutuhan untuk kegiatan produksi. Produsen yang bergerak pada kegiatan produksi akan menghasilkan produk atau ikan untuk memenuhi kebutuhan pada kegiatan agroindustri. Khususnya kegiatan pemasaran (marketing), disaat produk sudah dihasilkan baik dalam kegiatan sarana produksi, produksi dan agroindustri, maka kegiatan pemasaran sangatlah penting. Tanpa kegiatan pemasaran maka semua produk yang dihasilkan tersebut adalah merupakan seonggok barang yang tidak bermanfaat.
Sistem Pemasaran Hasil Perikanan
Strategi Pemasaran Produk Perikanan
Pengelolaan Kelembagaan Kelompok Pemasaran Hasil Perikanan
Penumbuhan Kelompok
Pengertian kelompok sangatlah beragam, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) disebutkan antara lain bahwa yang dimaksud dengan ”Kelompok” adalah:
(a) Golongan (profesi, aliran, lapisan masyarakat, dsb);
(b) Kumpulan manusia yang merupakan kesatuan beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu; dan
(c) Kumpulan orang yang memiliki beberapa atribut sama atau hubungan dengan pihak yang sama.
Distribusi Hasil Perikanan yang Baik
Pengertian Distribusi Hasil Perikanan
Distribusi hasil perikanan adalah rangkaian kegiatan penyaluran hasil perikanan dari suatu tempat ke tempat lain sejak produksi, pengolahan sampai pemasaran. Hal yang paling prinsip dalam proses distribusi hasil perikanan adalah mempertahankan kondisi alat/wadah/sarana yang digunakan dalam proses distribusi agar produk yang didistribusikan sampai ke tempat tujuan dengan tetap mempertahankan mutu/kualitasnya. Oleh karena itu, distributor/penyalur hasil perikanan harus memahami persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses distribusi hasil perikanan.
Rabu, 10 Agustus 2016
Tips Budidaya Udang Galah di Kolam Terpal
Cara budidaya udang galah di kolam terpal sebenarnya tak jauh berbeda dari cara pembudidayaan udang pada kolam tanah atau lainnya. Udang galah pada air tawar mempunyai potensi dengan nilai ekonomi begitu tinggi, entah itu di pasar lokal ataupun di pasar ekspor. Bagi Anda yang tak memiliki lokasi lahan yang cukup untuk membudidayakan udang galah ini, bisa menggunakan teknik budidaya udang galah di kolam terpal melalui media kolam buatan.
Teknik Menebar Benih Ikan yang Baik
Di lapangan, sampai saat ini masih banyak dijumpai pembudidaya ikan (dan warga masyarakat) yang gegabah ketika menebarkan benih ikan di wadah budi daya. Sering terjadi, benih ikan yang baru ditebar beberapa jam (hari) kemudian banyak yang mengapung mati. Bila hal ini terus berlanjut, tentu saja akan merugikan usaha. Lantas bagaimana solusinya ?
Menekan Tingkat Kematian Benih Lele pada Kolam Terpal
Mengapa benih lele yang baru saya tebarkan di kolam terpal banyak yang mati? Pertanyaan ini sering diajukan oleh pembudidaya ikan pemula atau warga masyarakat yang baru menekuni usaha budidaya lele di kolam terpal. Gara-gara benih lelenya banyak yang mati, membuat mereka kapok enggan memelihara lele lagi.
Untuk mencegah dan mengatasi tingginya mortalitas benih lele pada awal masa pemeliharaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Selain benih lelenya dipilih yang berkualitas, wadah budidaya dan media air kolam juga perlu dipersiapkan dengan baik. Bagaimana caranya?
Budidaya Terpadu Udang Galah dan Padi
Budidaya Minapadi yakni budidaya ikan dan padi di lahan sawah yang sama secara terpadu telah lama berkembang Bali. Ikan yang dipelihara pada system mina padi ini umumnya berupa ikan karper (Cyprinus carpio). Kini selain ikan karper, komoditas perikanan lainnya yang mulai dilirik untuk dibudidayakan di sawah adalah udang galah (Macrobrachium rosenbergii).
Dibanding budidaya ikan karper, budidaya udang galah di lahan sawah terpadu dengan padi ternyata memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Hal ini bisa dimaklumi, karena harga jual udang galah ukuran konsumsi memang lebih mahal dibandingkan dengan harga ikan karper konsumsi. Boleh jadi karena pertimbangan yang lebih menguntungkan itulah budidaya udang galah bersama padi yang dikenal dengan istilah Ugadi kini mulai berkembang di sejumlah daerah.
Langganan:
Postingan (Atom)